Tembi

Yogyakarta-yogyamu»INSTALASI AIR SIAP MINUM DI PASTY YOGYAKARTA

29 Sep 2010 04:27:00

Yogyamu

INSTALASI AIR SIAP MINUM DI PASTY YOGYAKARTA

Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup, termasuk manusia. Di zaman serba modern dan padat penduduk seperti sekarang, kebutuhan air demikian tinggi. Banyak sumber air diperebutkan. Banyak perusahaan berkapital besar membeli sumber-sumber air untuk produksi air mineral. Demikian pun perumahan, pabrik, perhotelan, dan perkantoran banyak menyedot air tanah untuk kebutuhan mereka. Akibatnya air menjadi sesuatu yang relatif mahal. Pencemaran air yang kian hari kian meningkat menyebabkan air bersih dan sehat juga semakin tidak mudah didapatkan.

Di tengah keadaan yang demikian, Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan PDAM Tirtamarta Yogyakarta meluncurkan Instalasi Air Siap Minum. Peresmian program ini dilakukan hari Senin, 2 Agustus 2010 dengan bertempat di PASTY (Pusat Aneka Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta) oleh Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto. Instalasi ini merupakan sumbangan dari PDAM Tirtamarta Yogyakarta. Menurut rencana Instalasi Air Siap Minum ini akan dibangun di beberapa titik di Kota Yogyakarta. Titik-titik tersebut adalah Alun-alun Selatan, Pasar Beringharjo, dan Alun-alun Utara.

Dengan adanya Instalasi Air Siap Minum ini tentu sangat membantu bagi siapa saja yang merasa haus dan membutuhkan air bersih dan sehat yang siap minum. Untuk instalasi yang terdapat di PASTY hal ini akan memudahkan pengunjung dan pedagang setempat untuk minum air yang sehat di kala mereka diserang rasa haus. Instalasi dibuat sedemikian rupa sehingga air dari instalasi itu hanya bisa diminum dengan orang per orang dan seperlunya. Artinya, orang tidak akan bisa mengucurkan air dari instalasi tersebut untuk kemudian ditampung dalam jerigen, ember, atau botol. Dengan demikian, orang tidak bisa nyucukake ’mumpung’. Pasalnya, instalasi tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga air yang mengucur atau memancar menuju ke atas (seperti air mancur). Untuk memancarkan air itu telah disediakan tombol penekan.

Sementara pancaran air dibuat bertekanan relative rendah sehingga tinggi air yang memancar dari lubang pipa pemancar hanya sekitar 10-20 Cm. Lubang pemancar air dibuat menyatu dengan wadah cekung yang akan menampung tumpahan air dan segera menyalurkannya ke saluran pembuangan. Sementara wadah penampung (seperti wastafel) dibuat sedikit ceper dan diameternya tidak begitu lebar. Jadi, Anda tidak bisa berpikiran dan bertindak mencari keuntungan dengan menampung air bersih dari instalasi ini sebanyak mungkin untuk kemudian dibawa pulang. Jika Anda punya pikiran mencari keuntungan (golek bathi) dengan cara begitu Anda akan kesulitan dan kecele.

Instalasi Air Siap Minum ini bagi sebagian negara Eropa, Amerika, dan Singapura bukan merupakan hal yang asing lagi. Pada sisi ini kita bisa menilai bahwa pelayanan kebutuhan publik oleh pemerintah setempat demikian diperhatikan. Dengan cara ini pula sebenarnya pemerintah bisa menarik simpati bukan saja bagi publik setempat, namun juga bagi pendatang, katakanlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah tersebut.

Dibangunnya fasilitas air siap minum semacam itu pada gilirannya juga akan meningkatkan kesadaran orang untuk ikut peduli tentang kualitas air yang ada di wilayah tersebut. Jika ini terwujud orang pun akan semakin menghargai keberadaan air. Menghargai dalam arti menjadi berhati-hati untuk tidak mudah mencemari atau mengotori air. Menghargai untuk melestarikan sumber-sumber air, melestarikan hutan dan tanaman sebagai salah satu cara menangkap dan menahan air di dalam tanah.

Hal di atas mungkin menjadi salah satu cara pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya. Layaknya seperti bunyi UUD 45 Bab XIV Pasal 33 ayat 3 tentang Kesejateraan Sosial yang bunyi lengkapnya adalah BUMI DAN AIR DAN KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA DIKUASAI OLEH NEGARA DAN DIPERGUNAKAN UNTUK SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT. Kini kita tinggal memperhatikan saja sudahkan bunyi undang-undang ini dilaksankan secara murni dan konsekuen di negara kita atau belum. Minimal di wilayah kita masing-masing.

a. sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta