- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»GENDENG DESA PUSAT KERAJINAN WAYANG KULIT DI BANTUL, YOGYAKARTA
01 Jan 2008 04:08:00Yogyamu
GENDENG DESA PUSAT KERAJINAN WAYANG KULIT
DI BANTUL, YOGYAKARTA
Salah satu sentra pengrajin wayang kulit di Yogyakarta adalah Dusun Gendeng, Bangunjiwa, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Dusun ini telah terkenal sebagai penghasil wayang kulit dengan kualitas yang bagus sejak tahun 1929. Orang yang mempelopori pembuatan wayang kulit di tempat ini adalah almarhum Bapak Walijo alias Bapak Atmosukarto. Sekalipun namanya demikian, ia justru terkenal dengan nama panggilan Pak Pujo. Pak Pujo selain sebagai pengrajin wayang juga dikenal sebagai dalang, penari wayang wong, dan pengrawit.
Pada masa jayanya pengrajin wayang kulit di Gendeng ini mencapai 125 orang pengrajin. Hal itu terjadi di masa sebelum reformasi, yakni sekitar tahun 1997 ke belakang. Namun sayangya sejak krisis moneter yang terjadi tahun 1997-1998 jumlah pengrajin wayang di Gendeng ini berkurang drastis, menjadi 50 orang. Naiknya bahan baku baik itu meliputi kulit, gapit wayang, cat, dan seterusnya membuat para pengrajin ini tidak mampu bertahan. Lebih-lebih pesanan wayang pada saat krisis moneter juga menururn sangat drastis.
Lokasi Dusun Gendeng sebenarnya cukup strategis. Dusun ini bisa dijangkau melalui sentra pengrajin keramik dan gerabah Kasongan. Dari Kasongan pengunjung disarankan untuk terus mengikuti jalan di Kasongan menuju ke arah barat. Kurang lebih pada jarak 2 kilometer dari Kasongan pengunjung akan sampai di Dusun Gendeng. Jika diamati, maka di sepanjang jalan aspal di Gendeng ini akan terlihat papan-papan nama dari para pengrajin wayang kulit.
Jika kita masuk ke rumah para pengrajin wayang itu kita akan disuguhi aktivitas para penatah wayang kulit yang kelihatan demikian tekun dan teliti menatah detil-detil gambar pensil di atas kulit yang mesti ditatahnya. Di samping itu, di tempat seperti umumnya kita juga akan melihat gulungan kulit kerbau yang siap digambari dan ditatah, gebingan (wayang yang telah selesai ditatah namun belum disungging/dicat), dan etalase, rak, atau bahkan kelir sebagai tempat memajang wayang yang telah jadi dan siap dipasarkan.
Umumnya pekerjaan sebagai pengrajin wayang kulit di tempat ini bukan merupakan pekerjaan yang sangat pokok. Banyak di antara para pengrajin itu yang memiliki pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Entah itu sebagai dalang, pemain ketoprak, pelawak, petani, tukang, PNS, pedagang, dan sebagainya. Pekerjaan lain di luar pekerjaan sebagai pengrajin wayang sering sangat diperlukan mengingat hidup dengan hanya menggantungkan diri pada kerajinan wayang kulit belaka sering tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup. Hal itu dilakukan mengingat pemasaran wayang kulit tidak bisa laku cepat seperti orang menjual kacang goreng.
Menurut sumber setempat diperlukan waktu 1 mingguan untuk membuat sebuah wayang ukuran tanggung dengan ukiran yang cukup rumit, contohnya tokoh Rama atau Kresna. Sedangkan untuk wayang ukuran sedang dengan tingkat kerumitan yang sedang seperti Setyaki, Udawa, Aswatama, diperlukan waktu kira-kira 5 hari untuk menyelesaikannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Gendeng hingga sekarang menjadi salah satu ikon atau kiblat pencarian wayang kulit di wilayah Yogyakarta. Ingin memiliki atau pesan wayang kulit dengan kualitas memuaskan, datang saja ke Gendeng.
sartono
Artikel Lainnya :
- Sumur Miring di ISI Yogya, Karya Seni yang Menunggu Ambruk(14/11)
- SITUS PANCURAN BUTO(28/07)
- 27 September 2010, Kabar Anyar - SODA UNTUK CITA(27/09)
- Cerita Jakarta Lewat Keramik(09/03)
- Rehabilitasi Kunci, Salah Satu Lembaga Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba di Jogja(25/01)
- Mie Ayam Kerinci Raya Murah Meriah Istimewa(10/03)
- SENI MURAL DI YOGYAKARTA(01/01)
- Tumpahan Cat Arin Dwihartanto(13/04)
- Rumah Budaya Tembi Gelar Festival Musik(21/05)
- 13 Oktober 2010, Kabar Anyar - Macapatan Malam Rabu Pon Tahap 93 Gambaran Rumah Kuna(13/10)