Kuntz Agus
"Ayo Kembali Ke Bioskop"

Kuntz Agus "Ayo Kembali Ke Bioskop"Satu lagi sutradara muda berbakat yang menyuguhkan film baik dan menghibur, kepopuleran film bergenre horor dan seks tak membuat pria bernama Agus Nugroho yang akrab disapa Kuntz Agus ini takut mencoba tema film baru. Film berjudul “Republik Twitter” yang digarapnya beberapa waktu lalu terbilang sukses. Film ini menjadi pilihan lain dalam industri film yang belakangan seperti seragam dan menjual cerita-cerita tak masuk akal. Republik Twitter tak hanya menghibur, ada isu-isu politik tentang pencitraan, juga kisah cinta yang difasilitasi oleh layanan jejaring sosial yang sedang populer ini.

Sempat menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada, tahun 2007 Kuntz menyelesaikan program course film management and marketing di Deutsche Welle Akademie, Berlin. Dua tahun berturut-turut 2007-2008 menjadi finalis International Young Creative Enterpreneur Award yang diselenggarakan British Council, Kuntz terjun dalam dunia film sejak tahun 2003 saat bergabung dengan Festival Film Dokumenter. Sampai sekarang ia adalah program director Festival Film Dokumenter. Jadi dalam dunia film, namanya sudah cukup dikenal juga dengan karya-karyanya.

Selain film terbarunya kemarin, ia sudah memproduksi beberapa film antara lain, film pendek “Marni”, yang digarap tahun 2012 yang bercerita tentang perempuan cantik yang berusaha keras menyembunyikan suaminya dari kejaran intel hanya karena suaminya bertato. Film settingan jaman orde baru, ketika pria bertato dianggap sampah masyarakat dan ditembak begitu saja oleh penembak misterius (petrus). Untuk film pendeknya, ini Kuntz berhasil masuk nominasi Piala Citra tahun 2010 untuk kategori film pendek terbaik. Film lain garapannya adalah, Hijau Tanah Kami yang dibuat pada 2009, dan Harimau I tahun 2007. Lewat beberapa filmnya, Kuntz dikenal sebagai penyuka film “noir” yang dalam istilan sinematik menggambarkan gayaKuntz Agus "Ayo Kembali Ke Bioskop" film hollywood yang menampilkan drama-drama kriminal, khususnya yang menekankan keambiguan moral dan motivasi seksual.

Meski dikenal begitu, Kuntz mengaku tidak memilah gayanya dalam penggarapan sebuah film, apapun tema dan cerita yang disuguhkan tidak ada kaitannya dengan idelismenya sebagai penyuka film noir, semua ia selesaikan dengan maksimal, contohnya terlihat saat ia menggarap film drama komedi Republik Twitter. “Kesulitan membuat film ini adalah di budget dan waktu, dengan minimnya budget artinya waktu menjadi barang mewah, dan kita tidak punya banyak barang mewah. Tapi pada akhirnya kita tetap harus mengeksekusi film ini dengan maksimal. Bagi saya setiap film yang saya buat itu investasi, apapun yang saya kerjakan adalah jejak langkah dan pijakan kedepan,” tuturnya.

Pilihan menjadi sutradara diawali sejak ia terjun dalam dunia film, ketika ia merasa dunia kedokteran hewan berat untukKuntz Agus "Ayo Kembali Ke Bioskop"dijalani, ia akhirnya memilih untuk serius mendalami dunia film. “Mungkin obsesi sebagian besar orang ketika tahu dunia film adalah menjadi sutradara, karena aku dulu bukan mahasiswa yang baik di fakutas kedokteran hewan, pilihanku kemudian adalah bekerja didunia yang aku sukai, yaitu film,”. Festival Film Dokumenter sendiri berperan banyak dalam memberi kesempatan berjejaring dan melihat banyak dokumenter dengan beragam treatment dan kemasan. Lewat festival inilah Kuntz mendapatkan banyak kesempatan yang membawanya membesarkan karirnya menjadi sutradara.

Sekarang, Kuntz sedang meniti karirnya menjadi sutradara muda dengan film-film yang menghibur dan berbobot. Ini masih tahap awal, masih banyak yang harus ia kerjakan demi majunya industri film Indonesia. menurutnya ada dua hal yang saling berkaitan mengenai harapannya pada sinema Indonesia, “Entah memulainya darimana, satu, penonton kembali ke bioskop sehingga pembuat film bisa membuat film lebih bagus lagi, kedua filmmaker membuat film lebih bagus lagi, sehingga penonton kembali ke bioskop,”.

Temen nan yuk ..!

Natalia.S
Foto: Berbagai sumber




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta