- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Jaringan-museum»BAH SIWIL DAN BERDIRINYA DUSUN SOMAKATON, PIYUNGAN
03 Nov 2011 07:25:00Keletakan
Makam Bah Siwil yang juga memiliki nama lain Ronodrijo terletak di Dusun Somakaton, Kalurahan Sitimulyo, Kecmatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY.
Kondisi Fisik
Makam Bah Siwil berada di dalam sebuah cungkup di tengah kompleks makam umum di Dusun Somakaton. Untuk saat ini kompleks makam umum tempat terdapatnya makam Bah Siwil ini telah dianggap penuh sehingga tidak dipergunakan untuk menguburkan jenazah yang baru. Dengan demikian, warga Somakaton yang meninggal akan dikuburkan di kompleks makam yang baru di dusun tersebut.
Nisan makam Bah Siwil berdiri berjajar dengan makam atau kuburan lain yang masih dalam satu hubungan kekerabatan dengan Bah Siwil. Cungkup makam Bah Siwil ini berukuran sekitar 7 m x 3 m. Sedangkan ukuran nisan dari Bah Siwil dan istrinya adalah 200 x 40 x 100 Cm. Cungkup terbuat dari bangunan tempok dengan arah hadap ke selatan. Cungkup hanya memiliki satu pintu. Cungkup juga dilengkapi dengan ventilasi atau lubang angin. Kondisi cungkup untuk saat ini telah kelihatan tua dan di beberapa bagian temboknya kelihatan retak.
Latar Belakang
Sumber setempat menyebutkan bahwa Bah Siwil merupakan cikal bakal atau pemukim pertama di wilayah yang sekarang ini dinamakan Dusun Somakaton. Sekalipun demikian sumber setempat tidak bisa menjelaskan dari manakah sesungguhnya tokoh yang dinamakan Bah Siwil tersebut. Nama asli dari Bah Siwil pun tidak diketahui. Demikian pula tahun berapakah ia membuka Dusun Somakaton juga tidak diketahui. Sumber setempat menceritakan bahwa Bah Siwil adalah keturunan Tionghoa yang membuka wilayah setempat menjadi Dusun Somakaton.
Bah Siwil juga dikenal sebagai juragan yang murah hati. Kecuali itu ia juga mau membaur dengan masyarakat setempat. Untuk menunjukkan kemauannya melebur dalam masyarakat umum ia juga menggunakan nama Ronodirjo di samping nama populernya, Bah Siwil. Selain itu ia juga menikahi wanita lokal. Bahkan putra dari Bah Siwil ini juga dinamakan dengan nama lokal, yakni Slamet. Di Somakatin inilah Bah Siwil hidup bersama istrinya dan menjadi juragan yang menampung hasil bumi dari masyarakat sekitar dan kemudian menjualnya ke luar wilayahnya. Lama ia bermukim di Somakaton. Ia menjadi tokoh yang dituakan di dusun ini.
Sebutan ”babah” diterakan pada namanya karena ada pendapat bahwa semua pria peranakan Tionghoa yang telah membaur (menikah) dengan orang lokal disebut dengan babah. Sementara untuk pria-pria totok Tionghoa tidak mengenakan sebutan ini. Versi lain juga menyebutkan bahwa sebutan babah juga diterakan kepada pria-pria India yang telah menikah dengan wanita lokal (Jawa).
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 11 Februari 2011, Pasinaon basa Jawa - SEKATEN LAN GREBEG MULUD 1944 TAUN JAWA(11/02)
- JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH(15/06)
- Bulan Film Nasional 2010 Bioskop Indonesia Sejak tahun 1900(26/03)
- Perubahan Paradigma Tata Kelola Museum(18/04)
- MERK DAGADU, SALAH SATU SIMBOL IDENTITAS YOGYAKARTA(01/01)
- KUE PUTHU, NIKMAT SELAGI HANGAT(04/05)
- DOLANAN JIRAK PENTHIL(26/07)
- 28 Maret 2011, Kuliner - SOP IGA DARI DAPUR UTIE(28/03)
- JUDUL BUKU 83 (11/01)
- SOTO KUDUS DI BANTUL(26/04)