Tembi

Berita-budaya»JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH

15 Jun 2011 07:28:00

Jembatan merah, sungguh gagah berpagar gedung indah …
Sepanjang hari yang melintasi silih berganti

Mengenang susah hati patah ingat jaman berpisah
Kekasih pergi sehingga kini belum kembali

Biar jembatan merah andainya patah aku pun bersumpah ...
Akan kunanti dia di sini bertemu lagi ..................

Demikian kira-kira syair yang diciptakan oleh Gesang sebagai bentuk kenangan akan eksistensi Jembatan Merah di Surabaya yang akhirnya juga dijadikan monumen perjuangan arek-arek Surabaya dalam merebut kemerdekaan. Barangkali melalui lagu keroncong Jembatan Merah itulah keberadaan Jembatan Merah di Surabaya menjadi abadi. Abadi fisiknya pun abadi di dalam memori.

Selain Surabaya ternyata Jogja juga memiliki Jembatan Merah. Keletakan Jembatan Merah Jogja ini berada di atas aliran Sungai Pelang. Jembatan Merah di Jogja juga dikenal dengan nama lain, yakni Jembatan Merah Gejayan. Jembatan ini menghubungkan Dusun atau Kampung Prayan Kulon di sisi timur dan Pelemkecut di sisi baratnya. Kedua kampung tersebut secara administratif masuk dalam wilayah Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Jembatan Merah Gejayan ini pada saat ini (Juni 2011) sosoknya kelihatan demikian renta. Sekalipun cat merahnya masih tetap menyala, namun hal itu tidak bisa menutupi keriput-berkaratnya lempengan besi-besi baja yang menjadi komponen utama untuk membentuk konstruksinya. Kesan ketuaan itu juga akan kelihatan demikian menonjol jika kita menilik sisi bawah dari jembatan itu. Bentangan lempengan logam sebagai penopang dan rentang buang daya tekan pada besi baja di sisi bawah jembatan itu kelihatan sudah rata dikeroyok karat. Demikian pula balok-balok kayunya.

Untuk menjaga keamanan Jembatan Merah Gejayan ini dibuat pula portal di ujung sisi barat dan timur jembatan. Hal ini dimaksudkan agar jembatan ini tidak dilewati kendaraan bertonase berat (truk dan sejenisnya). Jembatan dengan panjang sekitar 18 m dan lebar sekitar 4 m ini menjadi relatif terkenal di Gejayan-Jogja karena sosoknya yang memang berbeda dengan jembatan-jembatan lain di Jogja. Keberbedaan itu karena warna catnya yang demikian menonjol. Tampaknya Jembatan Merah Gejayan memang merupakan satu-satunya jembatan yang bercat merah di Jogja.

Mungkin juga bentuk arsitekturnya yang agak unik juga menjadi daya tarik lain bagi jembatan ini. Pipi di kanan kiri jembatan ini dibuat melengkung di bagian atasnya dan lempengan besi baja dipasang berderet tegak dan menyilang di bawah plat lengkung tersebut sebagai pengaman bagi pengguna jembatan sekaligus sebagai daya topang akan tekanan. Sayangnya sungai yang mengalir di bawah jembatan ini kotor oleh banyaknya sampah. Timbunan sampah di bawah jembatan tersebut menunjukkan betapa tidak pedulinya orang akan kesehatan dan kelestarian lingkungan. Betapa tidak bertanggungjawabnya para pembuang sampah itu pada kotoran yang dibuat atau dihasilkannya sendiri.

Menurut warga setempat Jembatan Merah ini telah ada sejak lama (mungkin sejak zaman Belanda) sekalipun yang namanya Jalan Gejayan baru kelihatan eksis sejak tahun 1980-an. Jembatan Merah Jogja ini mungkin tidak sebesar dan semegah Jembatan Merah Surabaya yang sarat catatan sejarah perjuangan, namun Jembatan Merah Gejayan Jogja ini juga memiliki sisi-sisi daya tariknya sendiri. Penasaran ? Sempatkan diri Anda melihat Jembatan Merah Jogja mumpung belum keburu runtuh atau dibongkar.

a.sartono

JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH

JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH JOGJA JUGA PUNYA JEMBATAN MERAH




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta