Kampanye Bahasa Indonesia

Kampanye Bahasa Indonesia

Dalam rangka mensosialisasikan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional, Balai Bahasa menggelar kampanye tentang penggunaan bahasa Indonesia. Kampanye dilakukan di perempaan Tugu Jogja, Sabtu, 5 Mei 2012. Kampanye ditempuh dengan menggelar poster dan pembagian sticker yang intinya mengajak masyarakat Jogja untuk peduli, mencintai, dan mengapresiasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal demikian dilakukan dengan alasan bahwa di wilayah Jogja bahasa asing telah begitu mengepung dan bahkan mungkin memenjara bahasa Indonesia.

Spanduk, neon bok, papan nama, poster, dan lain-lain yang dipasang di sepanjang jalan di Jogja hampir semuanya telah bercampuraduk dengan bahasa asing. Bukan hanya menyangkut persoalan diksi atau pemilihan kosa katanya, namun bahkan juga pada hokum atau ketatabahasaannya. Bukan hanya itu saja. Majunya teknologi informasi yang menyerbu Indonesia juga memberikan dampak luar biasa pada penggunaan bahasa. Bahasa asing demikian mendominasi dunia teknologi informasi. Untuk itu pula Balai Bahasa menjalin kerja sama dengan produsen IT agar dalam produk-produknya bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk menggantikan istilah-istilah asing yang sering muncul di dunia maya. Oleh karena itu kemudian muncul istilah mengunduh untuk menggantikan istilah down load dan istilah mengunggah untuk menggantikan istilah up load. Selain itu muncul pula istilah laman untuk menggantikan istilah website. Sedangkan e-mail digantikan dengan istilah posel (pos elektronik).

Kampanye Bahasa Indonesia

Sebenarnya masalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar telah diatur dalam Undang-undang Kebahasaan Nomor 24 Tahun 2009. Dalam undang-undang tersebut telah diatur tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat-tempat umum, dan lain-lain. Semuanya telah diatur dalam undang-undang tersebut. Sekalipun demikian masyarakat belum banyak yang mengetahuinya. Untuk itu diperlukan sosialisasi secara terus-menerus serta meliputi semua bidang. Balai Bahasa sendiri telah melakukannya di lingkungan pemerintahan Pemda maupun Propinsi. Demikian garis besar pernyataan Ketua Kegiatan Gerakan Cinta Bahasa Indonesia, Drs. Herry Mardianto (50) yang dalam kesehariannya menjabat sebagai Korsubbid Pembinaan Sastra di Balai Bahasa Yogyakarta, Jl. I Dewa Nyoman Oka, Yogyakarta.

Pada kenyataannya memang tidak mudah mengarahkan atau membiasakan orang untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar oleh karena berbagai alasan. Alasan ketidaktahuan atau tidak sampainya informasi yang gamblang tentang bagaimana menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar membuat orang cenderung mengabaikan kaidah-kaidah yang ada dalam bahasa Indonesia. Kepungan dan derasnya berbagai bahasa lain di luar bahasa Indonesia juga membuat orang tidak mau pusing-pusing memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Asalkan informasinya sampai dan saling dimengerti, habis perkara. Demikian kira-kira isi benak sebagian besar orang yang mengabaikan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kampanye Bahasa Indonesia

Untuk itulah Balai Bahasa Yogyakarta menempuh berbagai langkah untuk tercapainya penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kecuali sosialisasi Undang-undang Kebahasaan, Balai Bahasa juga melakukan kampanye di tempat-tempat strategis, pembagian sticker, memberikan penghargaan bahasa dan sastra, penyuluhan ke sekolah-sekolah, dan melakukan siaran melalui media cetak maupun elektronik. Dalam kampanye kali ini Balai Bahasa tidak hanya menggandeng relawan dari kalangan mahasiswa sastra Indonesia, namun juga mahasiswa dari berbagai jurusan, fakultas, dan perguruan tinggi di Yogyarta. Di antaranya dari Jurusan Psikologi, Akuntansi, Perpustakaan, Sastra Inggris, dan Pendidikan Luar Biasa. Jumlah relawan dari kalangan mahasiswa yang dilibatkan dalam kampanye kali ini mencapai 20 orang.

Kecintaan pada bahasa Indonesia akan mendorong orang untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Orang yang bersangkutan pun akan merasa risih, malu, dan kikuk jika tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kampanye Bahasa Indonesia

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta