Urip Iku Mung Sawang-Sinawang

Urip Iku Mung Sawang-SinawangPepatah Jawa di atas secara harfiah berarti hidup itu hanya pandang-memandang. Pepatah Jawa ini sebenarnya ingin menyatakan bahwa orang hidup di dunia ini hanyalah saling memandang. Artinya, saling menilai, menakar, menduga, dan mengimajinasikan. Contoh lebih jelasnya misalnya kalau melihat seseorang mengenakan pakaian bagus, aseseori mahal, kendaraan mewah, dan sebagainya kita akan dengan mudah menakar atau menduga bahwa orang tersebut tentu hidupnya senang, bahagia, dan makmur. Pandangan atau cara melihat kita kepada orang tersebut bisa saja benar.

Akan tetapi kebenaran itu belum tentu sempurna. Mungkin juga gagasan atau pandangan kita akan orang itu salah. Bisa jadi orang tersebut memang kaya, tetapi belum tentu hidupnya bahagia seperti pandangan atau dugaan kita. Bisa saja orang yang kaya secara material itu hidupnya penuh kekhawatiran. Khawatir dirampok. Khawatir dicuri. Mungkin juga khawatir dimintai bantuan. Dapat saja terjadi orang yang kaya dalam sisi material itu di dalam hidupnya menghadapi banyak persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Mungkin saja ada saudaranya atau familinya yang sakit yang harus menjadi tanggungannya dalam waktu yang tidak berketentuan, dan sebagainya.

Pandangan demikian itu juga dapat terjadi ketika kita melihat pengemis atau pemulung. Mungkin kita akan segera punya pandangan bahwa orang yang demikian itu pasti hidupnya susah. Padahal sesungguhnya hidup mereka menyenangkan. Profesi pengemis atau pemulung yang mereka jalankan mungkin saja adalah profesi sambilan. Sementara di sisi lain mereka memiliki pekerjaan lain. Dapat juga terjadi bahwa profesi semacam itu memang mereka pilih karena hal itu menyenangkan bagi diri mereka. Mungkin sekali dengan profesi semacam itu mereka justru bisa kaya, banyak tabungan, makmur, dan hidup senang.

Pepatah ini sebenarnya ingin mengingatkan orang agar orang jangan mudah menilai orang lain dari hal yang tampak oleh mata belaka. Pandangan orang atas apa yang dilihatnya bisa sangat keliru dengan kenyataan yang sesungguhnya.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta