Tembi

Berita-budaya»KILAS BALIK DALAM RECOVERY

21 May 2011 06:40:00

'KILAS BALIK' DALAM 'RECOVERY'Satu judul lukisan karya Agus TBR yang diberi judul ‘Kilas Balik’ dan dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta 14-22 Mei 2011 dalam tajuk pameran ‘Recovery, proyek Memo # 2’. Tentu, karya Agus TBR hanyalah salah satu dari sejumlah karya seni rupa yang dipamerkan. Lima orang perupa, yang melakukan pameran ini menyajikan kisah dan visual yang berbeda, namun semuanya berpijak dari memo, dan kisah masa lalu yang tidak (pernah) dilupakan. Dalam kata lain, pameran ini, kembali mengingat (ingat)kan mengenai sejarah masa lalu.

Seperti pernah dituliskan oleh Goenawan Mohamad, sudah lama lewat, bahwa masa lalu tidak mati-mati. Rupanya, berpijak dari memo, lima perupa ini mencoba mengeksplorasi ingatan masa lalu, yang sudah (terlalu) lama, ataupun yang baru beberapa tahun lewat. Atau juga tentang ingatan kekejaman yang disimbolkan dengan jenis binatang tertentu.'KILAS BALIK' DALAM 'RECOVERY'

Melalui ‘Kilas balik’ yang dihadirkan dengan warna kusam, Agus TBR seperti hendak membuka ingatan pada satu peristiwa, yang tidak sepi dari kerusuhan, misalnya menunjuk pada masa yang belum lama, 13 tahun yang lalu, yakni reformasi. Visual orang-orang mendorong mobil seolah mengingatkan pada kerusuhan pada peristiwa reformasi 1998, atau pada peristiwa Malari tahun 1974.

Kisah yang lain, dari perupa berbeda, mengingatkan pada seorang tokoh yang hingga kini terus dikenal, meski generasi sekarang tidak mengenali hidupnya, tetapi kisah hidupnya yang terus dihidup-hidupkan, membuat anak-anak muda mengenal(i) tokoh Bung Karno, yang divisualkan oleh Slamet Soneo dalam judul ‘Chemistry’. Tokoh Bung Karno dalam karya rupa ini pastilah mengingatkan kisah masa lalu. Bahkan, perupanya sendiri belum lahir ketika Bung Karno sudah meninggal. Tentu saja, ingatan'KILAS BALIK' DALAM 'RECOVERY' sejarah Slamet Soneo, berasal dari kisah yang dia baca atau kisah-kisah lisan lainnya.

Rupanya, sejarah tidak hanya ditulis, melainkan bisa divisualkan dalam bentuk lain. Tidak harus berupa film, melainkan karya seni rupa bisa mengeskplorasi tema sejarah. Karya-karya yang dipamerkan dalam tajuk ‘Recovery’ ini memang berangkat dari tema sejarah, dan oleh masing-masing perupanya dieksplorasi. Pilihan visualnya pun berlainan, ini sekaligus menandakan, masing-masing berbeda dalam memahami sejarah. Misalnya, perupa Herman Lekstiawan menghadirkan simbol ikan hiu yang ditempatkan di kamar atau di ruang tamu, atau juga ruang-ruang lainnya. Agaknya, Herman hendak menandai kekejaman yang telah memasuk'KILAS BALIK' DALAM 'RECOVERY'i ruang privat. Karena itu, ikan hiu ada di kamar tidur.

Bangsa kita memang mudah (me)lupa(kan) peristiwa yang sudah terjadi. Seolah, sejarah hanyalah masa lalu yang tidak perlu untuk diingat. Banyak peristiwa yang terjadi di negeri kita, mudah dilupakan oleh bangsanya, dan pemimpinnya juga berupaya untuk melupakan. Ingatan bangsa kita sangat pendek, karena itu banyak permasalahan tidak pernah tuntas diselesaikan, karena kita sudah lupa.

Pameran ini, rasanya mengajak kita bersama untuk (selalu) membuka ingatan akan masa lalu, akan sejarah bangsanya, atau kalau dalam istilah Bung Karno dikenal dengan singkatan ‘Jasmerah’, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Tapi rupanya, negara kita sendiri sering alpa terhadap sejarah bangsanya, dan tidak lagi mau menengok sejarahnya untuk membangun masa depan.

Visual dalam seni rupa yang dipamerkan dengan tajuk “Recovery’ ini, meski mengambil kisah masa lalu, tetapi apa yang dihadirkan mengenai narasi masa depan.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta