Konser 17 Tahun
Glenn Fredly Menangis
Karir musik penyanyi berdarah Ambon, Glenn Fredly memang tidak terasa sudah berjalan selama 17 tahun, siapa yang tak kenal dengan Glenn Fredly dan lagu-lagunya yang sukses membuat pecintanya terhanyut merasakan apa yang disampaikan Glenn lewat lagu-lagunya. Tujuh belas tahun berkarya bukanlah waktu yang sebentar, bahkan dalam websitenya, Glenn mengaku waktu yang dilaluinya selama berkarya 17 tahun baginya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kerja kerasnya berbuah manis, konser tunggal bertajuk ‘Cinta Beta’ sangat sukses. Ribuan pecinta suara dan karya-karyanya memenuhi Istora Senayan dikonsernya kemarin.
Tidak ada yang istimewa dan kesan mewah dalam setting panggung konser tunggal Glenn malam itu, semua dibuat sederhana, sepertinya Glenn paham betul kalau pecintanya datang bukan untuk melihat panggung yang mewah tapi menikmati karya-karyanya. Jam 20.00 tepat, konser dibuka oleh Panji Pragiwaksono comedian yang dikenal dengan celotehan-celotehannya di ajang stand up comedy. Uniknya didepan ribuan penonton, ia menceritakan perjalanan karir Glenn dengan konsep stand up comedy. Dengan nada meledek Panji menceritakan perjalanan Glenn saat masih kurus, jelek dan hitam waktu pertama kali muncul dengan album pertamanya, sampai meniru gaya menari Glenn yang direspon dengan tawa para penonton.
Pertunjukkan musik pun dimulai, diawali dengan ajakan menyanyikan lagu Indonesia Raya, ribuan orang di Istora Senayan pun menyanyikan lagu kebangsaan Republik Indonesia bersama-sama. Konsep ini unik, karena terbukti malam itu konsep konser Glenn tak melulu lagu-lagu cinta, tapi lagu-lagu daerah juga dibawakan Glenn dengan apik. Glenn kemudian muncul diiringi sorakan penonton yang sudah tak sabar, sebuah lagu dari album terbarunya “Luka, Cinta, dan Merdeka’ yang akan rilis dalam waktu dekat, dibawakan di awal. “Siapa yang pernah ke IndonesiaTimur, even Australia pasirnya urukan, pasir putih di Indonesia Timur asli, dan saya akan berusaha membawa teman-teman seperti berada di Indonesia Timur malam ini,” kata Glen ditengah-tengah konser.
Nomor-nomor hitsnya akhirnya dibawakan, “Terserah”, “Sedih Tak Berujung”, “Tega” dan “Akhir Cerita Cinta”, “Januari”. Lagu cinta-cintaan ini memang sudah ditunggu-tunggu penonton, tak hanya ikut bernyanyi bersama, dari awal hingga selesai lagu teriakan histeris penonton mengalahkan konser musisi mancanegara. “Yang galau mana suaranya, yang jomblo mana suaranya,” itu teriakan Glenn sesekali setiap selesai membawakan lagu-lagu bertema cinta. Kejutan lain muncul, ia kemudian menggandeng Sandhy Sandoro dan Endah N Rhesa menyanyikan lagu “Let Say Love”, kolaborasi lain adalah bersama Paston dan Matthew Syzher juga mendapat sambutan meriah saat mebawakan lagu “Tersimpan”.
Dan yang paling istimewa adalah saat Glenn kembali memberikan kejutan lain dengan menghadirkan musisi legendaris Indra Lesmana dan Fariz RM, bersama Indra Glenn membawakan lagu ‘Warna-warna” dilanjutkan dengan duetnya bersama Fariz membawakan ‘Terindah”. Seakan tak cukup memberikan kejutan demi kejutan, Glenn kemudian memangil teman trionya, dalam Trio Lestari, Tompi. Malam itu Tompi tampil mengenakan pakai adat Aceh membawakan Hikayat Cinta yang dalam versi aslinya berduet dengan Dewi persik. Kali ini duet mereka tak kalah seru.
Setelah berjam-jam nontsop bernyanyi tanpa henti, Glenn kemudian mencurahkan isi hatinya mengenai Indonesia Timur yang terus dilanda kemiskinan, padahal memiliki tanah yang kaya, dan sumber daya alam yang melimpah. Lagu berjudul “Suara Kemiskinan” sepertinya membuat Glenn begitu emosional. Pria kelahiran 1975 itu menangis tak kuat menahan amarah dan harunya. Lagu berikutnya dilanjutkan dengan ‘Beta Maluku’, ‘Di Timur Matahari’ dan ‘Rame-rame’ yang dinyanyikan bersama paduan suara anak-anak yang berasal dari Maluku.
Lebih dari 24 lagu dari album pertama sampai terakhir ia bawakan malam itu, hampir tengah malam konser itu selesai. Malam itu Glenn membuktikan eksistensi dirinya dalam kondisi terpuruknya industri musik tanah air. Apalagi konser ini digelar tanpa ada sponsor, tak ada promosi besar-besaran iklan media, baliho atau spanduk di jalan raya. Lewat jejaring sosial ia berhasil mengumpulkan fans fanatiknya malam itu. Satu lagu kejutan terakhir diberikan olehnya, kejutan yang diberikan atas rasa terima kasihnya kepada penonton malam itu, di luar gedung konser saat penonton mulai pulang satu persatu, Glenn kembali tampil membawakan ‘Dansa Yok Dansa’, “Good Time’ dan ‘You Are My Everything’ dari albumnya yang dirilis tahun 2005 di panggung luar yang sudah disiapkan. Bravo Glenn.
Natalia. S
Artikel Lainnya :
- Gamelan dari Keramik Karya Asep Nata(21/11)
- PRODUK-PRODUK BERNUANSA BATIK BATIK (10)(10/02)
- PERKAMPUNGAN BATIK DI YOGYAKARTA(01/01)
- 2 Maret 2010, Djogdja Tempo Doeloe - PAKAIAN PERANG ALA JAWA ABAD 18(02/03)
- Denmas Bekel(14/04)
- MASIH ADA JASA PATRI DI YOGYAKARTA(01/01)
- 12 DALANG CILIK UNJUK GIGI DI UNY(18/05)
MODEL POTONG RAMBUT, TIDAK LENYAP SETELAH ADA SALON(01/01) - Sedyalengkara(12/12)
- Diskusi Foto di Tembi Rumah Budaya Hak Cipta Karya Foto(30/06)