Tembi

Yogyakarta-yogyamu»WAYANG DALAM JAGAD DAGANG

01 Jan 2008 10:34:00

Yogyamu

WAYANG DALAM JAGAD DAGANG

Wayang menjadi bagian keseharian orang Jawa. Beberapa tokoh wayang malah mempunyai daya tarik dan sedemikian populernya sehingga, bagi sebagian pengusaha, mempunyai hoki atau bernilai jual. Di Yogya kita bisa melihat sejumlah tempat usaha dan produk industri yang memakai nama dari dunia pewayangan sebagai merek (brand).

Dimulai dari tempat penginapan, misalnya. Ada Hotel Kumbokarno dan Hotel Arjuna Plaza yang mengambil nama tokoh wayang. Ada Hotel Ayodya dan Indraloka Homestay, yang masing-masing mengacu pada kerajaan Sri Rama dan tempat tinggal Batara Indra. Juga ada Hotel Ramayana yang dipetik dari nama lakon pewayangan. Entah, apakah nama Kumbokarno dipilih lantaran terkait imaji kenyamanan tidur dan beristirahat mengingat Kumbokarno dikenal sebagai ‘tukang tidur’. Yang jelas, Kumbokarno dikenang sebagai ksatria pemberani. Demikian pula, Arjuna dicitrakan sebagai ksatria yang anggun dan tampan, seperti juga hotel yang berharap anggun dan menarik. Sedangkan Ayodya adalah negeri yang indah makmur, dan Indraloka adalah tempat tinggal dewa, yang tentu saja luar biasa indah. Kumbokarno dan Ayodya adalah bagian dari lakon Ramayana. Lakon ini kuat dijadikan ikon tradisi. Meski sama terkenalnya dengan Mahabharata, tetapi Ramayana lebih ‘ringan’ (seperti juga nampak dalam lakon pedalangan) sehingga mungkin karena itu nama ini yang dipilih.

Sebagian toko juga memakai nama wayang. Di Yogya toko emas Semar cukup terkenal, terletak di Jalan Katamso, Jalan Solo dan Jalan Diponegoro. Di atas toko ini selalu ada baliho gambar Semar yang mencolok mata. Menarik juga bahwa merek yang dipilih adalah Semar, bukan raja yang bergelimang kekayaan. Namun mungkin karena Semar, sebagai panakawan, adalah tokoh yang dekat dengan kehidupan rakyat. Dengan demikian, secara psikologis orang kebanyakan merasa lebih leluasa belanja di toko ini. Tapi kalau mau sedikit filosofis, mungkin emas sebagai logam mulia bersanding dengan Semar yang merupakan simbol kemuliaan hidup. Nama Semar juga dipakai toko sepeda Bah Semar di Jalan Asem Gede, sebelah barat Pasar Kranggan. Tokoh panakawan lain adalah Petruk, yang menjadi maskot toko ban, Bah Petruk Baru, di Jalan Katamso. Toko tua dan besar ini ditandai dengan patung Petruk di dekat pagar depan. Kejenakaan dan keluguan Petruk agaknya juga mencitrakan sikap akrab dan ‘welcome’ toko tersebut dalam benak konsumen.

Di Malioboro terdapat dua toko batik yang lumayan besar, yakni Janoko dan Srikandhi. Dipilihnya kedua tokoh ini tampaknya karena keduanya melambangkan keanggunan, selain ketampanan Arjuna dan kecantikan Srikandi tentu. Bagaimana pun pakaian batik adalah soal penampilan. Tokoh Srikandi juga muncul dalam usaha laundri, Srikandi 1 dan Srikandi 2, di Jalan Timoho. Huruf ‘A’ pada papan namanya digambarkan dengan gambar hanger. Bisnis laundri tidak hanya mengandalkan kebersihan cucian yang merupakan stereotip perempuan tetapi juga tindakan cekatan dan ‘mrantasi’ seperti Srikandi.

Wayang juga bisa ditemukan dalam produk makanan dan minuman. Yang terkenal adalah teh cap Pendawa Lima. Bungkusnya menggambarkan Bima dan Arjuna tengah berbincang dengan Yudhistira serta Nakula dan Sadewa. Teh ini buatan Pekalongan tapi --disertai iklan yang cukup gencar-- banyak beredar di Yogya. Sambil menyeruput teh, kita bisa menyantap kue kering merek Srikandi, buatan Yogya. Atau makan nasi dengan kecap manis merek Bagong atau merek Semar. Keduanya produksi Karanganyar tapi juga beredar di Yogya.

Dipilihnya tokoh ksatria dari Pandawa mungkin juga lantaran merekalah akhirnya pemenang sejati dalam perang besar, seperti juga harapan para pengusaha untuk untuk memenangkan perang bisnis. Sedangkan tokoh panakawan agaknya dipilih karena mereka mewakili rakyat, jadi dekat dengan rakyat. Tokoh-tokoh wayang ini bahkan sering menjadi acuan nilai atau menjadi idola dalam tataran tertentu. Maka terasa aneh kalau pengusaha menggunakan tokoh wayang antagonis, semisal perusahaan public relations Sengkuni, tusuk gigi bermerek Cakil, atau rumah makan bernama Dursasana.

a. barata




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta