Psychodiva Tari Tradisi ala Aming
Proyek ini sudah dirancang Aming sejak tiga tahun lalu. Ini sebuah karya idealis yang selaras dengan pendidikan yang telah ditempuhnya di Program Studi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Bandung. Ada akting, nyanyi, seniperformance dan audio visual, yang semuanya dicampur jadi satu.
Aming saat akan pentas ‘Psychodiva’, foto: Galeri Indonesia Kaya
Kostum polkadot kuning dan hitam menjadi dominasi warna pagelaran ‘Pschodiva’ di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta. Tak hanya kostum, tapi lantai, latar belakang, hingga properti yang ada di panggung disulap menjadi polkadot kuning hitam. Menarik, terlihat konsep dan gayanya terpengaruh oleh pencetus gerakan pop art di Amerika Serikat, Andy Warhol.
Di atas panggung Galeri Indonesia Kaya sore itu di bulan November 2013, kurang lebih ada delapan penari bersimpuh dan menundukkan kepala mereka. Aming yang mengenakan kostum sama masuk dan memberi aba-aba dengan gaya jenakanya. Properti beduk dipukul satu ketukan diikuti gerakan tangan. Aming kemudian bergabung dengan para penari. Mereka duduk berdampingan dan memulai tarian saman dari Aceh.
Tari saman dibawakan dengan tepuk tangan yang dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Keseragaman dan ketepatan waktu adalah keharusan dalam menampilkan tarian ini, karena itu butuh konsentrasi tinggi agar tampil dengan sempurna.
Meskipun Aming menggabungkan senitradisi dan kontemporer, ia tak meninggalkan esensi dari tari saman. Yang berbeda hanya busana, visual, dan konten. Sesuai dengan konsep Psychodiva, ‘one stop art entertainment’.
Aming menjelaskan tentang tariannya. foto: Galeri Indonesia Kaya
“Proyek ini memang karya pribadi aku, tapi aku gak mau asik sendiri, aku coba mix tradisi dan pop culture. Dari awal aku mau membahagiakan orang dengan karya tapi tetap punya value,” kata Aming usai pentas. Tentang pilihan warna kuning, bukan warna tradisional Aceh ada kuning dan merah, Aming mengambil kuning sebagai simbol emas dan menggambarkan keagungan.
Pengagum Andy Warhol ini mengatakan, melalui proyek ini ia ingin menunjukkan kepada publik bahwa seni bukan sesuatu yang bersifat eksklusif, seniitu mudah dan bisa diterima .“All human inovation based on art,” kata pemilik nama Aming Sugandhi ini.
Untuk itu, dalam merancang karya-karyanya mendatang ia akan kembali menggali tari daerah yang dipadukan dengan senikontemporer. “Tarian Indonesia sudah hebat, saya hanya ingin membawa tarian Indonesia lebih populer. Mudah-mudahan karyaku bisa diapresiasi dengan baik,” ujar Aming.
Aming selalu tampil nyeleneh, foto : pikiran rakyat.com
Natalia S.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Seniman Muda Jakarta Gelar Pelicin(26/11)
- Lomba Macapat Ultah Desa Trirenggo, Bagaikan Mantra Doa yang Indah(25/11)
- Reporter Cilik Berlatih Meliput Kegiatan di Tembi(25/11)
- Aida Milasari Membaca Puisi dalam Bahasa Spanyol dan Inggris(23/11)
- Bahasa ‘Urban Electronic Jazz’ a la Brink Man Ship di Ngayogjazz 2013(22/11)
- Kuartet Erik Truffaz dari Perancis Memukau Penikmat Jazz di Desa Sidoakur(21/11)
- Aksi Perdana Bad Cellists di Ngayogjazz 2013(20/11)
- Cerita Batik Ala Iwet Ramadhan(19/11)
- Kolintang Menuju UNESCO(18/11)
- Ketoprak Jampi Puyeng Menyuguhkan Lakon Kyai Gemah(18/11)