Kolintang Menuju UNESCO
Alat musik asal Minahasa, Sulawesi Utara, Kolintang, akan bersaing dengan alat musik tradisional lain untuk ditetapkan sebagai warisan budayadunia oleh UNESCO. Upaya ini sedang dijalankan oleh Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) Indonesia.
Ibu-ibu Pinkan Rutin Berlatih Kolintang, foto: dok.Pinkan.org
Masih ingat bagaimana ramainya situasi ketika alat musik angklung diklaim oleh negara lain, namun haruskah ini diakui dahulu oleh negara lain baru kita membela mati-matian?
Padahal jelas terlihat bagaimana orang lain atau bangsa lain tidak hanya menonton, tetapi menekuni dan akhirnya menyebarkan kesenian tradisional kita ini ke seluruh dunia, tak jarang kita melihat banyak orang ‘bule’ lebih menguasai kesenian tradisi Indonesia dibanding orang Indonesia sendiri.
Berangkat dari situasi inilah Persatuan Insan Kolintang Nasional (Pinkan) mendesak kolintang ditetapkan sebagai bagian dari warisan budayaIndonesia dan membawa kolintang ke badan internasional United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Tentu bukan langkah yang mudah membawa kolintang ke UNESCO, untuk itu Pinkan sudah 2 tahun lebih bergerak memasyarakatkan dan menyoalisasikan alat pukul asal Minahasa ini.
Festival Kolintang Yang Rutin Dilakukan foto: dok.Pinkan.org
Juli Widiastuti S, wakil sekjen Pinkan, mengakui seiring berkembangnya zaman, minat masyarakat terhadap alat musik tradisi menurun. Namun Pinkan akan terus berusaha lewat berbagai kegiatan agar kolintang semakin dikenal, dicintai dan diminati masyarakat, antara lain menggelar perlombaan, seminar, pertunjukan senidan lainnya. “Segala upaya kami lakukan untuk mendorong kolintang menjadi warisan budayabangsa,” katanya saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.
Tentunya dukungan dari pemerintah, khususnya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lanjut Juli, merupakan salah satu faktor penting, Beruntung Pinkan sudah diterima oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono pada saat kunjungan Pinkan ke Istana Negara. Ibu Ani berharap kolintang bisa terus berkembang dan terus dilestarikan.
Juli juga memaparkan kolintang yang sebenarnya sudah mendunia, misalnya di Amerika banyak grup kolintang yang rutin membuat pertunjukan untuk masyarakat setempat. Atau pertunjukan kolintang yang juga sukses di luar negeri seperti Konser Natal Albertschweitzer Haus dan beberapa konser di Wina, Austria. “Karena itu kami bersama Pinkan akan terus berupaya membawa kolintang ini ke UNESCO,” tambahnya.
Pinkan Saat Diterima Ibu Negara Ani Yudhoyono, foto: dok.Pinkan.org
Indonesia memiliki 4 warisan budayadunia yang ditetapkan UNESCO, yaitu wayang yang ditetapkan pada 2008, keris (2008), batik (2009) dan angklung (2010). Kolintang, harap Juli, menjadi yang kelima.
Natalia S.
Foto:dok. Pinkan.org
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Diskusi Buku Indonesia di Jalan Restorasi(09/11)
- Ketoprak Legendaris, Dimainkan Pemeran Top pada Zaman Dulu(08/11)
- Pengumuman Hasil Seleksi Beasiswa Musik Tembi Rumah Budaya(08/11)
- Gerakan Solidaritas untuk Menghidupkan Kembali Lokananta(07/11)
- Pameran Mudik Nggawe Kadang(06/11)
- Alim Bakhtiar Menghadirkan Surga yang Hilang(04/11)
Potret Diri Pupuk Daru Purnomo(04/11) - Menengok Latihan dan Proses Rekaman 2 Pemain Cello Nakal(31/10)
- Pelajar Belajar Mengapresiasi Karya Seni di Tembi(31/10)
- Paguyuban Trah Brawijaya V Majapahit(30/10)