Pentas Emas 50 Tahun Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa

Pentas Emas 50 Tahun Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa

Dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa, yayasan ini mempergelarkan karya-karya tarinya untuk public secara gratis. Pementasan atau pergelaran dilaksanakan di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Kompleks UGM, Bulaksumur, Yogyakarta. Pementasan tari tersebut dilaksanakan tanggal 13 dan 14 Juli 2012 mulai jam 19.00 WIB hingga selesai. Ada pun karya tari yang disuguhkan pada tanggal 13 Juli 2012 adalah Tari Sung Pambagya, Putri Wulangun Siwi, Sekar Pudyastuti, dan Kelaswara Palakrama. Sedangkan pada tanggal 14 Juli 2012 disuguhkan Tari Bedhaya Luluh, Iki Apa Iku, Fragmen Wayang Topeng, dan Tari Kidung Panuwun.

Tidak bisa dipungkiri YPB Sasminta Mardawa merupakan sebuah yayasan yang konsisten mengolah, melestarikan, dan mengembangkan kesenian tari klasik Gaya Yogyakarta. Di tengah kehidupan yang gegap gempita dengan segala hal yang modern, gaul, hingar-bingar, glamour, dan seterusnya itu ternyata masih ada yayasan yang teguh dan konsisten pada jalur yang dipilihnya, yakni melestarikan dan mengembangkan tari klasik Gaya Yogyakarta. Keteguhan dan konsistensi yang dijalani YPB Sasminta Mardawa yang didirikan oleh Romo KRT. Sasmintadipura ini tentu bukan perkara mudah dan murah. Kurun 50 tahun tentu bukan waktu singkat untuk menjaga kelestarian yayasan yang konsisten di jalur yang dipilihnya itu.

Pentas Emas 50 Tahun Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa

Siti Sutiyah Samintadipura sebagai janda dari almarhum Romo Sasmintadipura menyatakan pergelaran tari yang diberi tema ”Menapak Jejak Meniti Harapan” ini sebagai bentuk peringatan 50 tahun eksistensi YPBSM melestarikan seni tradisi. Pergelaran ini pun melibatkan cukup banyak penari. Ada sekitar 52 penari yang terlibat dalam pergelaran ini. Khsusus untuk mengenang 50 tahun eksistensi yayasan ini Siti Sutiyah juga membuat kereografi baru yang diberinya nama Bedhaya Luluh yang ditarikan oleh 18 penari alumnus YPBSM.

Pergelaran tari di hari pertama tanggal 13 Juli 2012 pun dimulai dengan suguhan Tari Sung Pambagya dengan koreografer Ali Nus Sotya yang tidak lain adalah putra dari Romo Sasmintadipura. Pada akhir tarian ini dilakukan pemotongan tumpeng. Usai Tari Sung Pambagya diteruskan dengan Tari Sekar Pudyastuti yang ditarikan oleh 40-an penari alumnus YPBSM. Tari ini kemudian disusul tari-tarian yang lain secara berturut-turut, yakni Tari Putri Wulangun Siwi, dan fragmen wayang golek menak dengan lakon Kelaswara Palakrama.

Pentas Emas 50 Tahun Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa

Pada hari ke-2 (14 Juli 2012) disajikan Tari Iki Apa Iku yang menggambarkan tentang pilihan hidup yang harus dijalani manusia. Semua jalan yang dipilih manusia tidak tanpa resiko. Tidak tanpa tanggung jawab. Tari ini kemudian disusul Tari Bedhaya Luluh yang menggambarkan tentang luluhnya dua unsur yang saling bertentangan yang kemudian menjadi satu dan justru menjadi sebuah kekuatan yang mendamaikan dan menenteramkan sehingga pada akhirnya dapat membawa rasa bahagia. Tari Bedhaya Luluh kemudian disusul dengan fragmen wayang topeng dengan lakon Panji Asmarabangun (Inu Kertapati)-Galuh Candrakirana (Sekar Taji). Jika pada hari pertama wayang yang dilakonkan adalah wayang golek menak (sumber cerita terpengaruh/bersumber dari Persia), maka pada hari kedua yang dipergelarkan adalah wayang topeng dengan lakon panji (bersumber dari serat Panji). Pementasan pada hari kedua ini ditutup dengan Tari Kidung Panuwun sebagai simbol ucapan terima kasih YPBSM kepada semua pihak yang telah membantu demi terselenggaranya Pentas Emas 50 Tahun YPBSM. Selamat, teruslah berkarya dan berbuah berlimpah.

Pentas Emas 50 Tahun Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta