'Waroeng Desso' di Dusun
Biasanya, kalau ada warung desa lokasinya di kota, sehingga bisa memberi imajinasi terhadap suatu desa. Bangunan warungnya pun tidak selalu ndesit, melainkan memberikan kesan pada kelompok sosial menengah. Ini ada satu warung desa, yang lokasinya di satu dusun di bantul dan warungnya pun di tulis ‘Waroeng Desso’ huruf ‘s’ pada kata desa jumlahnya dua. Tentu saja, sebagai kata tidak lazim. Tapi barangkali untuk memberi kesan eksotik, makanya huruf ‘s’-nya ditulis dua.
Di mana lokasi warung itu?
Lokasinya memang masuk dusun, melewati persawahan dan rumah-rumah dusun. Artinya lokasinya di tengah dusun. Persisnya di dusun Karangber, Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogytakarta. Barangkali mendengar nama dusunya saja belum pernah, dan membayangkan bagaimana cara mencarinya. Apalagi tak ada transportasi umum yang melewati kawasan warung ini. Tapi, jika membawa kendaraan sendiri, rasanya penggemar kuliner akan bisa menemukannya.
Bangunannya terbuat dari bambu. Yang menikmati makan di ‘Waroeng Desso’ harus lesehan. Tersedia tikar dan meja untuk makan. Di tengah warung ada kolam ikan. Jadi, ini sungguh-suingguh ‘Waroeng Desso’ yang lokasinya di dusun. Di Desa.
Lalu apa menu pilihannya?
Menu pilihannya bukan jenis menu yang khas, karena di warung-warung ikan lainnya juga tersedia, misalnya ada gurameh, bawal, patin, wader goreng dan juga ayam (kampung) goreng atau bakar. Minumannya, selain teh dan jeruk, ada aneka juice. Tinggal pilih minuman apa yang disukai.
Warung ini buka mulai pagi pkl 09-21. Jadi, durasi waktu bukanya panjang. Memang belum lama warung ini dibuka. Baru beberapa bulan yang lalu, dan setidaknya bisa memberi pilihan makan bagi orang yang datang di desa ini. Karena lokasi warung tidak jauh dari tempat kerajinan yang terbuat dari bathok kelapa, sehingga turis domestik (atau asing) yang berkunjng ke pengrajin bathok kelapa bisa mampir di warung ini.
Kuliner Tembi menyempatkan mampir di ‘Waroeng Desso’ ini, dan mencoba memesan patin bakar, karena pilihan bawal bakar tidak tersedia. Pilihan ini diambil karena cukup untuk makan sendiri. Kalau memilih gurami bakar, pasti kebanyakan untuk sendirian. Dan minumannya, ambil juice jambu biji tanpa es. Harga yang dipilih pun harga paket menu seharga Rp 10.000, dan ditambah segelas juice jambu biji seharga Rp 3.000.
Rasa ikan bakarnya memag cukup enak. Perpaduan manis dan gurih menyantu. Ditambah sambalnya tidak pedas sekali, sehingga menikmati patin bakar dengan rasa manis gurih dipadu dengan sambal tidak terlalu pedas. Bisa dibayangkan, enaknya menu ini.
Karena letaknya di desa, di tengah dusun, rimbun pepohonan disekitarnya memberikan kesejukan. Semilir angin menambah kesegaran tubuh yang, mungkin, gerah dari perjalanan yang panas.
Ya, ‘Waroeng Desso’ ini mencoba menyediakan menu yang sudah bukan lagi sebagai ‘khas menu desa’. Karena ada banyak menu sejenis yang disediakan di warung-warung yang ada dibanyak tempat di Yogya, juga dipinggiran kota, Pilihan memasaknya pun sama, dibakar atau digoreng.
Agaknya, ‘Warung Desso’ ini hendak ‘menarik kembali’ kekhasan desa yang sudah ada dilokasi-lokasi bukan desa, untuk kembali ke desa secara geografis, dan sekaligus memasukan unsur yang buka desa ke ‘desso’ yakni juice.
Karena patin bakarnya cukup enak, maka tak ada salahnya mencoba.
Makan yuk ..!
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- Srikandi(04/06)
- PRODUK-PRODUK BERNUANSA BATIK BATIK (10)(10/02)
- Gunungan Putri 1888(17/10)
- 30 Agustus 2010, Suguhan - SOTO KWALI(30/08)
- Yogyakarta, Versailles van Java(30/05)
- 20 Nopember 2010, Denmas Bekel(20/11)
- DAFTAR BUKU PERPUSTAKAAN RUMAH BUDAYA Tembi(11/02)
- ALAT TRANSPORTASI(01/01)
- Sate Klatak Pak Bari(19/12)
- KOLEKSI-KOLEKSI MENARIK MUSEUM Tembi(20/08)