Tembi

Berita-budaya»ORNAMENT SYNDROME DI KARTA PUSTAKA

30 Apr 2011 11:13:00

'ORNAMENT SYNDROME' DI KARTA PUSTAKA

Untuk mengetahui apa itu ornament, yang sering didengar, namun mungkin artinya belum diketahui, kita bisa membuka Ensiklopedia Indonesia. Sering pula kita mendegar, setidaknya dari para ahli, yang katanya kata ornament dari bahasa Yunani Omare, yang memiliki arti menghiasi. Pada Ensiklopedia Indonesia, kita bisa membaca, bahwa ornament sebagai setiap hiasan bergaya geometrik.

Atau juga, kita bisa untuk mengearti, bahwa ornament merupakan satu produk seni, yang memang dibuat untuk hiasan. Hal yang penting untuk dilihat dari karya ornament, meski sifatnya mengulang-ulang, tetapi karya ornament tidak pernah meninggalkan keindahan.

'ORNAMENT SYNDROME' DI KARTA PUSTAKA

Satu pameran yang mengambil tema ‘Ornament Syndrome’ diselenggarakan oleh dosen dan mahasiswa ISI Yogyakarta 26-30 April 2011 di Pendapa Karta Pustaka. Rupa-rupa visual ornament, ada yang hitam putih, dan banyak yang berwarna, dan kebanyakan, atau malah semuanya berukuran 30 x 40 cm, memberikan ‘suasana lain’ dari kecenderungan pameran seni lukis yang selama ini mendominasi.

Satu ornament yang diberi judul ‘Kembali kepada-nya’ karya Totok Harum Marwoto, yang penuh warna memberikan imajinasi keindahan. Garis-garis geometris dalam bentuk segi tiga misalnya, pada ujungnya seolah seperi menunjuk pada kata ‘nya’ yang tertera di judul. Hanya saja, kata ‘nya’ tidak ditulis dengan huruf besar, sehingga tidak mengasosiasikan terhadap sesuatu yang lebih tinggi seperti selama ini kita mengenalinya.

Yang menarik, media ornament tidak hanya di kertas, melainkan bisa di tubuh. Pada tubuh diberi goresan ornament, laiknya ditato. Tetapi pola-pola geometris yang berulang dan rapi, baik di tubuh maupun di kertas, menghadirkan keindakan tesendiri.

'ORNAMENT SYNDROME' DI KARTA PUSTAKA

Ada juga, karya, yang seolah menyajikan kisah masa lalu. Ornamen karya Umi Nur Achidatun dan diberi judul ‘Ragam Hias Majapahit’. Sepertinya, Umi hendak bertutur mengenai pola-polaa geometris masa lalu.

Di Yogya, berulangkali ada pameran seni rupa, namun hampir jarang, atau bahkan tidak pernah, karya ornament, sebagai suatu karya seni dipamerkan. Prakarsa dari mahasiswa dan dosen ISI Yogya dan didukung oleh Karta Pustaka, rasanya memberikan ‘pilihan lain’ untuk melihat pameran seni rupa di Yogya.

Dari pameran ‘Ornament Syndrome’ ini kita bisa mengerti, bahwa seni ornament bukan hanya sekedar seni tambahan dari produk seni yang lain, atau bagian dari dekorasi, namun seni ornament merupakan jenis karya seni rupa, sebagaimana jenis karya seni rupa lainnya, misalnya patung, lukis, grafis dan lainnya. Meski kita masih bisa mendapati, karya ornament diciptakan untuk menambah keindahan dari produk seni atau kerajinan. Misalnya, pada kerajinan mebel, kita bisa mendapatkan bentuk-bentuk ornament, yang berupa ukiran-ukiran untuk menambah keindahan dari kerajinan mebel.

'ORNAMENT SYNDROME' DI KARTA PUSTAKA

Tetapi, dari karya ornament yang dipamerkan di Karta Pustaka ini, kita bisa mendapati beragam visual dan warna, yang semuanya memiliki keindahan sendiri, dan bukan untuk menambah keindahan dari produk seni lainnya, melainkan lebih sebagai karya seni rupa.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta