Tembi

Berita-budaya»LANGEN CARITA DAN KETOPRAK LESUNG, SENI TRADISI YANG HAMPIR TERLUPAKAN

21 Sep 2011 07:27:00

LANGEN CARITA DAN KETOPRAK LESUNG, SENI TRADISI YANG HAMPIR TERLUPAKANPanembahan Senapati yang semasa muda bernama Danang Sutawijaya hampir saja menemui ajalnya, ketika berperang melawan Arya Penangsang dari Kadipaten Jipang Panolan. Namun keberuntungan masih memihak kepada Sutawijaya. Walaupun telah terluka parah, dengan usus terburai setelah kena tombak Sutawijaya bernama Kyai Pleret, namun Arya Penangsang masih mampu meladeni sepak terjang Sutawijaya. Ketika hendak menghunus keris dan menancapkan keris ke dada Sutawijaya, keris yang bernama Kyai Setan Kober itu terlebih dahulu memotong ususnya sendiri yang ia selipkan di antara warangka dan kerisnya. Seketika itu juga, robohlah Arya Penangsang menemui ajalnya. Kemenangan di pihak Danang Sutawijaya.

Demikian tadi ringkasan cerita daLANGEN CARITA DAN KETOPRAK LESUNG, SENI TRADISI YANG HAMPIR TERLUPAKANri salah satu tampilan peserta festival Langen Carita dari Retno Aji Mataram, Gedong Kiwo MJ I/886 Kota Yogyakarta yang menampilkan cerita “Danang Sutawijaya”. Festival Seni Tradisi “Langen Carita” dan Ketoprak Lesung” yang diselenggarakan pertama kali di tahun ini, digelar oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, bertempat di halaman barat kantor Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, Jalan Cendana 11 Yogyakarta pada Minggu (18/9) lalu.

Festival Seni Tradisi Generasi Muda dan Anak se-Provinsi DIY tahun 2011 bertema “Peningkatan Apresiasi Seni Tradisi Dalam Rangka Pembentukan Jatidiri Generasi Muda” dan diikuti oleh 10 kelompok paguyuban. Masing-masing kabupaten dan kota di Provinsi DIY mewakilkan 2 kelompok. Untuk kelompok “Langen CarLANGEN CARITA DAN KETOPRAK LESUNG, SENI TRADISI YANG HAMPIR TERLUPAKANita” yang tampil di pagi hari, diikuti oleh 5 kelompok anak-anak, demikian pula untuk kelompok Ketoprak Lesung yang diikuti remaja, juga diikuti 5 kelompok. Peserta kelompok Langen Carita, diikuti oleh Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, menampilkan cerita rakyat “Timun Emas”; Desa Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo, menampilkan cerita rakyat “Cindhe Laras”; Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman, menampilkan cerita rakyat “Lutung Kasarung”; SD Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul, menampilkan cerita rakyat “Cindhe Laras”; dan Kota Yogyakarta, menampilkan cerita rakyat “Danang Sutawijaya” dengan ringkasan cerita seperti di atas.

LANGEN CARITA DAN KETOPRAK LESUNG, SENI TRADISI YANG HAMPIR TERLUPAKANSementara itu, kelompok Ketoprak Lesung yang tampil di siang hari, diikuti oleh Ketoprak “Wiro Mudo Budoyo”, Karangjati, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, menampilkan lakon “Ki Ageng Mangir Wanabaya”; Paguyuban Ketoprak Lesung “Mudo Budhoyo”, Tegaltirto, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, menampilkan lakon “Jaka Sela Nyekel Bledheg”; “Ketoprak Lesung Sekar Gunung Sanggar Seni Laras”, Jalan Dekso Km 9, Samigaluh, Kulon Progo, menampilkan lakon “Bambang Tembong”; Ketoprak “Sigra Budaya Muda” Desa Budaya Jerukwudel, Gunung Kidul, menampilkan lakon “Minak Jingga Lena”; dan Teater Semero Yogyakarta, menampilkan lakon “Demang Kerta Ceki”.

Sambutan pembukaan dilakukLANGEN CARITA DAN KETOPRAK LESUNG, SENI TRADISI YANG HAMPIR TERLUPAKANan oleh Pelaksana Tugas Dinas kebudayaan Provinsi DIY, K. Baskara Aji. Dalam sambutannya, ia berharap semoga seni tradisi budaya yang mencerminkan kelokalan DI. Yogyakarta tetap hidup di daerahnya sendiri berdampingan dengan budaya multikultur yang tumbuh di Yogyakarta. Pembukaan diawali dengan memukul bedhug. Sementara menurut panitia pelaksana Dian Anggraini (Kepala Bidang Tradisi, Seni, dan Film) di tahun ini dimunculkan Festival Langen Carita dan Ketoprak Lesung, dengan alasan, karena kedua seni tradisi tersebut pada saat ini sudah sangat jarang ditemukan pertunjukannya di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, maka generasi muda, yakni anak-anak dan remaja harus diperkenalkan kembali dengan seni tradisi tersebut agar mereka tidak kehilangan akar berpijak.LANGEN CARITA DAN KETOPRAK LESUNG, SENI TRADISI YANG HAMPIR TERLUPAKANSelain itu, sekaligus memberi penguatan dan mewariskan nilai-nilai kearifan lokal, serta memberi ruang ekspresi kepada mereka.

Bagi pemenang masing-masing kategori, juara Harapan II hingga Juara I, mendapatkan uang pembinaan antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000. Usai penilaian yuri, pemenang “Langen Carita” berturut-turut dari Juara I hingga Juara Harapan II adalah: Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Kulon Progo. Sementara untuk pemenang “Ketoprak Lesung”, dengan urutan juara I hingga harapan II, yakni: Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Sleman.

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta