Kendhit Mimang Kadang Dewa
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti berikat pinggang (berlilitkan) akar pohon beringin bertemankan dewa.
Mimang adalah nama akar dari pohon beringin. Mimang di masa lalu biasa digunakan untuk jimat atau dianggap sebagai benda yang memiliki tuah. Mimang pada masyarakat Jawa masa lalu dianggap mampu membuat orang bingung jika mimang tersebut ditanam di dalam tanah dan orang yang dimaksud melangkahinya. Mimang juga dipercaya dapat membuat orang kebal senjata dan jauh dari gangguan kejahatan. Selain itu mimang juga dianggap mampu membuat orang yang memakainya bisa masuk ke alam gaib. Bisa mengetahui niatan atau kehendak orang lain maupun kehendak roh-roh halus.
Dewa seperti diketahui adalah makhluk yang dianggap tingkatan rohani dan segalanya berada di atas manusia. Dengan demikian segala kekuatan dan kelebihannya berada di atas manusia.
Pepatah atau peribahasa ini sebenarnya ingin menunjukkan bahwa orang yang berikat pinggang mimang dan berkawankan dewa (-dewa) adalah orang yang sangat sakti. Orang yang dapat dikatakan selalu luput dari bahaya apa pun. Baik ancaman bahaya yang bersifat fisik maupun nonfisik. Bahkan juga selalu lepas dari bahaya finansial (ekonomi), dan sebagainya. Pendeknya kendhit mimang kadang dewa ingin menunjukkan tentang orang yang selalu selamat sentosa serta makmur dan tidak pernah menderita kerugian apa pun.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- Tegesipun Sawatawis Tembung Krama Inggil(16/02)
- ROMDONI SATU-SATUNYA PEREPARASI BOLA DI JOGJA(21/09)
- GENDENG DESA PUSAT KERAJINAN WAYANG KULIT DI BANTUL, YOGYAKARTA(01/01)
- PASAR SINGKONG DI YOGYAKARTA(01/01)
- GAWE LUWANGAN KANGGO NGURUGI LUWANGAN(11/10)
- MENIKMATI KEINDAHAN JURANG RUAS DLINGO-PATUK(15/07)
- BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI TENGAH KOTA JOGJA(04/11)
- 6 Desember 2010, Klangenan - AKIBAT DARI KATA MONARKI(06/12)
- Nini Thowong(25/09)
- Antasena(29/04)