Tembi

Yogyakarta-yogyamu»MENIKMATI KEINDAHAN JURANG RUAS DLINGO PATUK

15 Jul 2009 12:46:00

Yogyamu

MENIKMATI KEINDAHAN JURANG RUAS DLINGO-PATUK

Jika kila melewati ruas jalan Dlingo-Patuk maka kita akan menemukan sepenggal ruas jalan yang berada di sisi jurang yang dalam. Ruas jalan itu berada di wilayah Dusun Cabak, Piyungan, Bantul. Ruas jalan yang bersisian dengan jurang yang dalam ini kira-kira memiliki panjang 150 meter.

Ruas jalan ini menjadi menarik dan menyita perhatian karena pada bibir tebing jurangnya didirikan dangau atau gubuk-gubuk semi permanent yang bisa digunakan untuk duduk-duduk sambil menikmati pemandangan jurang-lembah-dan bukit-bukit di seberang jurang. Gubuk-gubuk pendek ukuran sekitar 1,5 x 1,5 m ini beratapkan rumbia atau daun tebu dengan dinding terbuka yang menghadap langsung ke bibir jurang. Pemandangan yang bisa dilihat dari bibir jurang ini memang bagus. Lembah dan bukit-bukit di seberang jurang kelihatan biru-hijau. Sementara sawah-sawah di lembah hanya kelihatan seperti petak-petak permadani berwarna hijau yang saling disambungkan satu dengan yang lain.

Atap-atap rumah penduduk di lembah tersebut juga kelihatan kecil. Demikian pula jalur jalan dan irigasi kelihatan sangat kecil. Pemandangan nan elok ini begitu mempesonakan dipandang mata. Lebih-lebih ruas jalan Dlingo-Patuk relatif sepi sehingga penikmatan atas pemandangan di bibir jurang itu menjadi kian menyejukkan jiwa.

Untuk menuju lokasi ini diperlukan kendaraan yang prima sebab ruas jalan Dlingo-Patuk ini memang naik turun dan berkelok-kelok dengan tikungan-tikungan yang tajam. Kadang-kadang tanjakannya juga sangat tajam. Demikian pula turunannya. Maklum medannya memang pegunungan yang merupakan rangkaian dari Pegunungan Seribu. Kecuali kendaraan yang prima pengemudinya juga harus penuh konsentrasi sebab jika meleng bisa berarti maut.

Menikmati pemandangan yang indah dalam kesunyian seolah mengingatkan kita betapa tak terjangkau pikiran atau akal manusia segala ciptaan Tuhan di dunia ini. Kita menjadi sungguh tidak berarti, tidak ada apa-apanya, bukan siapa-siapa, tanpa predikat, tanpa ada jika tanpa kasih dan kemurahan Tuhan. Semua ada dan menjadi punya arti karena semata-mata Tuhan melimpahkan kasihNya kepada umatNya.

Nun jauh di sana rumah, sawah, pohonan, bukit, sungai, jalan, kebun, tegalan menyatu dalam paduan bingkai alam yang harmonis. Keindahannya terus membekas di dalam hati dan menjadi kenangan.

sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta