Kenangan Bersama 'Si Tembi'

Kenangan Bersama 'Si Tembi'Produk masa lalu, jika (di)hadir(kan) kini, akan memberi kenanngan tersendiri. Apalagi simbol dari masa lalu itu memiliki usia ratusan tahun, pastilah membawa imajinasi tersendiri mengenai masa lalu. Simbol masa lalu yang berusia 60 tahun saja, memberi imajinasi bagi orang yang melihatnya, setidaknya seperti ‘Si Tembi’.

Siapa itu Si Tembi?

Nama ini untuk menandai mobil tua yang dibuat tahun 1948. Dodge, nama mobil itu. Pada saat itu, 3 tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, mobil merupakan barang mewah, dan jumlahnya masih sangat terbatas. Mobil sejenis, pada masa itu digunakan oleh Bung Karno, presiden pertama kita.

Kini, mobil Dodge itu ada di Tembi. Pastilah pemiliknya sudah berganti-ganti. Dari BPKB ‘Si Tembi’ ini bisa dilihat siapa pemiliknya dan sudah balik nama berulangkali. Ini artinya, mobil Dodge, berulangkali ganti pemilik. Sebelum mobil Dodge ini ada di Tembi, dari BPKB tertanggal 15-1-2001 dimiliki orang yang bernama Ramelan. Dan baru sekitar setahun lalu, Dodge ini ada di Tembi dan diganti dengan nama ‘Si Tembi’.Kenangan Bersama 'Si Tembi'

‘Si Tembi” ini diletakkan di ruang depan, tepatnya dibawah ‘kuncung’ bangunan Pendapa Tembi Rumah Budaya. Ini artinya, siapa saja yang datang ke Tembi pasti akan segera bisa melihat mobil tua, dengan warna hitam sesuai warna asli mobil itu. Tentu saja, warna hitam dari mobil yang mengkilap adalah cat baru. Bukan cat mobil sejak awal. Hanya saja, warna mobil tidak diganti dengan warna lain: tetap berwarna hitam.

Kapan orang datang ke Tembi, dan melihat ‘Si Tembi’, ya si Dodge, mobil tua itu. Ekspresinya terpesona. Biasanya lalu mendekati ‘Si Tembi’ dan memegang bodi mobil. Tua-muda, laki-perempuan, remaja atau anak-anak, sudah seringkali memperhatikan ‘Si Tembi’. Dan biasanya, karena dipermudah oleh kamera digitital, mereka yang melihat ‘Si Tembi’, lalu mengabadikan dirinya di depan atau disamping mobil. Pendeknya, berdekatan mobil, sudah banyak orang yang datang ke Tembi, menggunakan mobil itu untuk berfoto. ‘Membuat kenangan dari Si Tembi’ begitulah kira-kiKenangan Bersama 'Si Tembi'ra. Atau, ‘membekukan’ kenangan bersama ‘Si Tembi’ dengan menggunakan kamera digital.

Ketika ‘Si Tembi’ dipakai keluar, misalnya untuk mengantar manten, seringkali orang yang melihatnya kelihatan terpeseona. Barangkali, dalam imajinasinya, masih ada mobil tua yang cat mobilnya masih mengkilap dan suara mesinnya halus.

Suatu hari, ‘Si Tembi’ dipakai untuk mengikuti karnaval di Malioboro. Ditumpangi oleh dua orang tokoh yang memerankan sebagai Bung Karno dan Bungg Hatta. Seolah, kedua tokoh yang diperankan oleh Hendro Plered dan Sigit Sugito itu, hendak membayangkan pada masa kedua tokoh itu mengendarai kendaran sejenis, yang memang menyerupai, tapi bukan ‘Si Tembi’ masa lalu.

Seperti bisa diduga, orang-orang yang melihat ‘Si Tembi’ terheran-heran, kalau terlalu berlebihan disebut terpesona, dan tidak henti-hentinya, ‘Si Tembi’ diintip dari balik kamera digital, dan dengan segera, visual mobil telah berpindah kedalam kamera: berubah menjadi visual digital. Entah, sudah berapa banyak kamera digital ‘mengintip Si Tembi’. Sepertinya, mereka sedang melakukan digitalisasi terhadap ‘Si Tembi’.Kenangan Bersama 'Si Tembi'

Ketika ‘Si Tembi’ diparkir di depan Istana Negara ‘Gedung Agung’ Yogyakarta, dengan segera, orang-orang yang melihat karnaval mendekati ‘Si Tembi’, lagi-lagi, digitalisasi Si Tembi ‘dilakukan oleh banyak orang. Bahkan, secara bergantian, orang-orang meminta difoto di dekat ‘Si Tembi’. Ada seorang perempuan, Novi, nama panggilannya, membuka pintu depan ‘Si Tembi’ dan duduk di depan untuk minta difoto.

Secara bergantian, orang-orang saling meminta di foto bersama Tembi. Ada yang minta foto bersama dengan sopir ‘Si Tembi’, yang pada saat karnaval mengenakan baju dan celana putih serta dasi kupu warna hitam. Barangkali, untuk memberi kesan masa lalu, orang-orang foto bersama dengan Pak Budi, sopir ‘Si Tembi’.

Agaknya, karena selalu menarik perhatian banyak orang, dimana saja ‘Si Tembi’ berada, orang selalu ingin membuat ‘kenanangan bersama Si Tembi’. Maka, hampir-hampir, “Si Tembi’ tidak pernah berhenti ‘diintip’ dari kamera digital. Klik! Klik!.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta