Tembi

Berita-budaya»KEMAH BUDAYA MEMANG BEDA

10 Aug 2011 02:58:00

KEMAH BUDAYA MEMANG BEDADi kota Yogyakarta ada sebuah kecamatan baru bernama Kecamatan Pangeran Mangkubumi yang membawahi dua kelurahan yakni Kelurahan Pangeran Diponegoro dan Kelurahan Nyi Ageng Serang. Lokasinya terletak di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Warga di Kelurahan Pangeran Diponegoro semuanya laki-laki. Sementara di kelurahan sebelah, Kelurahan Nyi Ageng Serang semua warganya perempuan. Masing-masing kelurahan hanya berpenduduk sekitar 100 orang. Dua kelurahan itu dibentuk pada 22 Juli dan telah berakhir 24 Juli pada tahun yang sama, 2011 lalu. Memang umurnya sangat singkat, tetapi itu benar-benar terjadi dalam kegiatan Kemah Budaya.

KEMAH BUDAYA MEMANG BEDAKemah Budaya V Tahun 2011 memang telah kembali digelar oleh Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta bekerjasama dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPNST) Yogyakarta, dan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY di halaman Museum Benteng Vredeburg pada 22—24 Juli 2011 lalu. Kemah Budaya yang digarap bareng ini diselenggarakan setiap tahunnya.

UniknKEMAH BUDAYA MEMANG BEDAya dalam Kemah Budaya ini, peserta tidak perlu repot-repot memasak makanan dan mandi di sungai, karena semua fasilitas makan dan minum sudah disediakan oleh penyelenggara. Demikian pula, ketika mandi dan urusan lainnya, tinggal menuju ke beberapa kamar mandi dan toilet yang cukup bersih yang tersebar di beberapa lokasi di Museum Benteng Vredeburg. Memang kemah yang sangat unik. Tetapi jangan dianggap ringan ikut kemah budaya ini, karena selama tiga hari diselenggarakan, kegiatannya sangat padat sehingga tidak memberi peluang peserta untuk santai. Namun, sebagian besar peserta sangat menikmati kemah budaya ini, karena banyak mendapatkan pengalaman, terutKEMAH BUDAYA MEMANG BEDAama yang berkaitan dengan seni budaya, sejarah perjuangan, jelajah arkeologi dan pengetahuan lainnya.

Ada lebih dari 20 kegiatan yang dilakukan dalam Kemah Budaya selama 3 hari tersebut. Di antara kegiatan itu adalah: olahraga rutin; dialog; sarasehan; talkshow sejarah dan kepurbakalaan; kunjungan ke Gedung Agung; kunjungan situs, praktek ekskavasi dan konservasi; jelajah kota budaya/museum; Giat Prestasi (GP) peragaan permainan tradisional; GP masakan jajanan tradisional; GP karnaval budaya; GP paduan suara dan macapat; GP pembuatan majalah dinding (mading); GP pidato bahasa Jawa; GP mendongeng; GP baca puisi perjuangan; GP peragaan busana; GP guyon maton; api unggun; pentas budaya; renungan kebangsaan; serta upacara peKEMAH BUDAYA MEMANG BEDAmbukaan dan penutupan.

Pada acara pembukaan (22/7), masing-masing kontingen yang terdiri dari Kwartir Cabang Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, dan Kota Yogyakarta menampilkan atraksi dalam kemasan karnaval budaya yang mencerminkan kabupatennya masing-masing. Acara sangat meriah, atraktif, dan kreatif. Antara lain, kontingen Kulon Progo menampilkan kesenian wayang kranjang, kontingen Yogyakarta menampilkan prosesi grebeg, dan Gunung Kidul menampilkan ketokohan Nyi Ageng Serang.

KEMAH BUDAYA MEMANG BEDAHadir dan memberi sambutan antara lain, Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam IX dan Kepala Museum Benteng Vredeburg, Dra. Sri Ediningsih, M.Hum. Menurut panitia penyelenggara, Kemah Budaya ini diikuti oleh peserta pramuka penegak dan penggalang se-DIY yang berjumlah sekitar 250 orang, jika ditambah dengan para pembina. Sementara tujuannya adalah untuk menanamkan nilai-nilai budaya bangsa dan menumbuhkan wawasan kebangsaan dan kebanggaan, serta tekad yang bulat untuk melestrikan kekayaan budaya di kalangan generasi muda yang merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Yogyakarta, agar mampu mengemban, menjaga, dan melestarikan keberadaan kota budaya dan kota perjuangan yang telah melekat di Yogyakarta.

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta