GOTONG MAYIT
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti menggotong mayat (jenazah).
Untuk dapat menggotong jenazah paling tidak dibutuhkan dua orang pelaku. Satu orang memegang bagian atas (kepala-dada) jenazah, sedangkan orang yang kedua memegang bagian bawah (kaki) jenazah.
Pepatah ini sebenarnya ingin menggambarkan tentang tiga orang yang berjalan di sebuah tempat yang membahayakan. Jika hal ini dilakukan kemungkinan besar salah seorang dari mereka meninggal di tempat bahaya tersebut. Apabila hal demikian memang terjadi, maka kedua temannya yang akan melakukan penggotongan terhadap mayat temannya yang meninggal.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 20 Oktober 2010, Kabar Anyar - HARAPAN KEISTIMEWAAN RAKYAT YOGYAKARTA DALAM TRADISI MACAPATAN(20/10)
- KAYA KETETESAN BANYU SEWINDU(09/08)
- 18 Maret 2011, Figur Wayang - Cerita Masa Lalu(18/03)
- SESAK LAUTAN MANUSIA MENYAMBUT KIRAB PAWIWAHAN AGUNG KERATON YOGYAKARTA(29/10)
- Yogyakarta: Versailles van Java(30/05)
- DUSUN KIRINGAN PUSAT JAMU GENDONG DI KABUPATEN BANTUL(19/08)
- Saat Seniman Menafsirkan Tugu(13/08)
- PLENGKUNG NGASEM TAHUN 1809(17/10)
- Kanal Benteng Vredesbrug Tahun 1920(17/10)
- Reuni Hitam Putih Tri Hadiyanto(15/12)