- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-tempo-doeloe»PLENGKUNG NGASEM TAHUN 1809
17 Oct 2007 09:43:00Djogdja Tempo Doeloe
PLENGKUNG NGASEM TAHUN 1809
Kalau anda berkunjung ke Kraton Ngayogyakarta tentu akan melihat beteng Kraton yang mengelilingi bangunan Kraton Ngayogyakarta. Di dalam benteng Kraton, selain ada bangunan Kraton, ada tempat tinggal penduduk yang disebut sebagai kampung-kampung. Sebelum diganti dengan Kalurahan, pemukiman penduduk di dalam benteng Kraton terdapat 12 RK -rukun kampung-di bawah kecamatan Kraton. Namun setelah nama RK dihilangkan dan diganti kalurahan, kemudian masing-masing RK melebur dalam kalurahan. Ada 3 kalurahan, yakni Kalurahan Patehan, Kalurahan Panembahan dan Kalurahan Kadipaten.
Tiga Kalurahan tersebut tetap ada di dalam beteng Kraton dan berada di bawah Kecamatan Kraton. Pada beteng Kraton yang mengitari bangunan Kraton dan pemukiman penduduk, terdapat lima plengkung namun sekarang tinggal dua plengkung yang masih tegak berdiri. Tiga lainnya telah runtuh sehingga beteng menjadi jalan tembus tanpa plengkung. Kedua plengkung yang masih ada dikenal dengan nama plengkung Gading dan plengkung mijilan.
Salah satu plengkung yang telah hilang itu adalah plengkung Ngasem. Plengkung ini terletak di kampung Ngasem dan kampung Kadipaten. Memauksi plengkung Ngasem, pada waktu itu, orang bisa langsung menuju pasar Ngasem, atau alun-alun Selatan -halaman belakang Kraton-atau masuk Kraton melalui Keben. Jika pintu utama Kraton, langsung menuju Alun-alun utara dan Pagelaran, plengkung Ngasem, selain memasuki pemukiman penduduk bisa juga menuju Kraton untuk langsung masuk ke pintu wisatawan atau juga menuju Gedong Jene.
Pada tahun 1809, setidaknya seperti terlihat dalam foto terlampir dalam tulisan ini, plengkung Ngasem masih bisa ditemui. Tetapi sekarang, di tahun 2002, atau bahkan sejak awal orde baru, .bahkan mungkin sejak kemerdekaan plengkung Ngasem sudah tidak bisa ditemui. Jalan lintas melalui tempat ini tanpa menembus plengkung, tetapi langsung masuk menembus benteng Kraton.
Jadi, kalau anda memasuki bekas plengkung Ngasem melalui jalan lintas Rotowijayan-Kauman dan menuju lintas kampung Ngasem dan sekitarnya, anda bisa mengingat plengkung Ngasem, yang setidaknya di tahun 1809 masih ada.Namun jika ingin melihat bentuk plengkung bisa mengambil referensi plengkung Gading dan plengkung Mijilan.
Plengkung Ngasem adalah masa lalu yang sudah tidak ada, tetapi bisa ditapaki jejaknya.
Artikel Lainnya :
- 13 Desember 2010, Kabar Anyar - ANAK-ANAK MUDA BERBURU LAPTOP (13/12)
- Iga Bakar Sagan(10/09)
- 21 Februari 2011, Kolom - BERBAGI KEMERIAHAN DI HARI MERAH(21/02)
- 27 Januari 2011, Kabar Anyar - SAWAH TUMBUH RUMAH (27/01)
- ULAM CEMENG DI Tembi(21/06)
- Pelajar SMAN 2 Sleman Berkunjung ke Tembi, untuk Menambah Wawasan(27/02)
- 30 Agustus 2010, Klangenan - MASIH ADA ANDONG DI YOGYA(30/08)
- GADO-GADO DEPAN PKU(05/12)
- DOLANAN MUL-MULAN-1 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-55)(08/03)
- Masangin di Jogja, Apa Pula Itu(01/02)