Tembi

Berita-budaya»BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS

11 May 2011 07:26:00

Berikut ini adalah beberapa foto tentang ruas Sungai Gendol, Sungai Code, dan beberapa tempat lain sebelum dan sesudah Gunung Merapi memuntahkan materialnya, Oktober 2010. Tentu ada kenangan tentang hal itu. Seperti contohnya adalah kenangan manis akan Sungai Gendol masa lalu yang jurang-jurangnya cukup dalam. Material yang digali relative masih tersedia. Lalu, tiba-tiba jurang-jurang itu lenyap seketika seiring dengan meletusnya Gunung Merapi.

Bukan hanya jurang-jurangnya yang lenyap, namun juga banyak kebun, ladang, sawah, pemukiman atau perkampungan ikut lenyap karena bencana itu. Kenangan akan Sungai Gendol yang sarat dengan jurang atau cekungan hilang. Kenangan akan menyemutnya truk pengangkut hasil galian material juga lenyap. Sungai Gendol menjadi seolah rata seperti jalan raya. Semuanya terisi material dari Gunung Merapi.

Demikian pula dengan Sungai Code. Dulu bahkan di tengah kota Yogyakarta pun orang bisa membuat karamba di batang Sungai Code. Karamba ini berderet-deret di sepanjang sungai sehingga memberikan pemandangan yang khas. Karamba ini secara lebih khusus dibuat oleh warga Jogoyudan maupun Terban. Di samping bisa dimanfaatkan hasil ikannya, karamba juga menjadi sara rekreasi bagi mereka sekaligus wahana silaturahmi antarwarga.

Kini pemandangan akan hal-hal tersebut di atas telah lenyap. Sungai Code seperti Sungai Gendol nyaris rata oleh karena timbunan atau endapan material dari Gunung Merapi. Mungkin inilah yang pernah disebut-sebut oleh Pujangga Ranggawarsita sebagai kali ilang kedhunge. Istilah ini mungkin menemukan arti yang sesungguhnya pada saat ini. Bukan arti simbolik, namun arti yang sebenar-benarnya. Hal ini bisa dibuktikan sendiri saat ini. Tidak ada lagi kedhung atau pumpunan air dalam di semua sungai yang berhulu di kaki Gunung Merapi. Bahkan sungai besar semacam Sungai Progo pun kehilangan kedhung-kedhungnya karena semua terisi oleh material dari Gunung Merapi terutama berupa pasir, lumpur, kerikil, dan bebatuan.

Dulu orang berebutan menambang pasir di semua batang sungai di kaki Gunung Merapi. Kini material terutama yang berwujud pasir dan kerikil begitu melimpah. Bahkan berlebihan sehingga orang pun justru kerepotan dibuatnya. Kerepotan menempatkannya. Material yang terus mengalir kemana-mana seperti serangan yang dilakukan diam-diam. Benda itu terus hadir dan hadir. Tidak peduli ada tempat atau tidak.

Anomali iklim turut memperparah keadaan ini. Hujan yang selalu datang dengan tiba-tiba tanpa bisa diprediksi memperparah pemerataan penimbunan material dari Gunung Merapi di mana-mana. Tidak ada lagi karamba. Tidak ada lagi sungai berarair bening. Tidak ada lagi kedhung dengan ikannya. Sedimentasi terus terjadi. Bronjong dibuat. Talud ditinggikan. Akan tetapi kapankah material ini dapat diatasi ? Akan tetapi apakah sabo-sabo di berbagai sungai seperti kala itu masihkah akan bisa diandalkan lagi ?

Mungkin dengan melihat foto-foto ini kita akan ingat syair lagu-lagu Ebiet G. Ade yang salah satunya berbunyi, anugerah dan bencana adalah kehendakNya.... kita mesti tabah menjalani ....

a.sartono

BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS

BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS

BEBERAPA FOTO SUNGAI SEBELUM DAN SETELAH MERAPI MELETUS




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta