Tembi

Berita-budaya»KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

29 Jul 2011 07:32:00

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

Tembi Rumah Budaya kembali kedatangan tamu. Kali ini tamu-tamu yang datang ke Tembi merupakan mahasiswa dari mancanegara yang sedang melaksanakan pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Mereka adalah mahasiwa-mahasiswi kedokteran dari negara-negara Pakistan, Malaysia, Kanada, Belanda, Jerman, Saudi Arabia, dan Italia. Jumlah mereka ada 32 orang. Sedang pendamping mereka dari UMY ada 10 orang. Totalnya ada 42 orang. Mereka menginap di Tembi selama 1 malam. Ada banyak hal mereka timba dari Tembi.

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

Mereka diajak untuk menikmati hidangan ala Tembi. Bahkan juga, hidangan angkringan. Mereka juga belajar menabuh gamelan, menggambar wayang di atas kanvas, berkeliling Dusun Tembi dengan naik sepeda onthel, membajak/menggaru sawah dengan alat bajak/garu yang ditarik sepasang kerbau, melihat budidaya jamur merang, lomba makan kerupuk, lomba bakiak bathok kelapa, lomba kelereng (bola), dan juga praktik menanam padi di sawah.

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

Ada berbagai reaksi yang muncul atas semua pengalaman (baru) yang mereka terima di Tembi. Pada kunjungan mereka ke budidaya jamur merang, semuanya merasa aneh. Aneh dan sekaligus jijik karena media budidaya jamur merang di antaranya adalah serbuk kayu hasil penggergajian kayu, jerami, dan juga berbagai unsur pupuk yang telah menjadi semacam tanah busuk. Untuk memasuki tempat budidaya jamur itu pun mereka ribut mencari plastik kresek untuk membungkus kaki mereka dengan harapan jangan sampai terkontaminasi dengan media budidaya jamur. Pada sesi ini mereka tampak belum atau kurang enjoy. Barangkali bayangan akan berbagai bakteri, jamur, atau jasad renik lain yang dapat menimbulkan infeksi sangat menyeramkan pikiran mereka. Lebih-lebih Jerman atau Eropa baru saja dihebohkan dengan wabah bakteri E-Coli.

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

Pada saat mereka belajar menabuh gamelan mereka sedikit lebih tenang. Maklum tempatnya relatif bersih. Namun pada awal belajar mereka juga tampak tegang sekaligus penasaran. Akan tetapi setelah beberapa kali mencoba mereka pun menikmati juga. Bahkan begitu merasa bisa, mereka tampak bergembira. Pengalaman menabuh gamelan sebagai pengalaman baru mereka memberikan kesan yang menyenangkan pada mereka sekalipun beberapa di antaranya justru mengantuk ketika sedang dilatih. Namun ada juga yang sangat antusias terhadap gamelan. Bahkan beberpa kali bertanya bagaimana cara menabuh instrumen ini dan itu.

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

Untuk urusan melukis wayang tampak mereka sangat menikmati. Mungkin pengalaman melukis wayang bagi mereka merupakan pengalaman yang indah dan menyenangkan. Menyenangkan karena mungkin tempatnya relatif tenang, teduh, dan luas. Objek yang dilukisnya pun merupakan lukisan atau objek yang menarik karena hal itu tidak mereka temukan di negara mereka.

Lain melukis, lain pula menggaru sawah. Begitu hendak turun ke sawah untuk naik garu saja mereka berkasak-kusuk: cemas dan takut. Mereka begitu ngeri melihat lumpur sawah yang hitam keabu-abuan. Dapat ditebak apa yang mereka pikirkan: mereka takut terinfeksi oleh sesuatu yang berasal dari lumpur itu ! Mereka ribut meminta sepatu boot. Begitu diberi sepatu boot hanya satu dua orang saja yang berani terjun ke sawah dan menaiki baru/bajak yang ditarik sepasang kerbau. Begitu sang kerbau berak dan kencing, wah, pucat pasi wajah mereka. Inilah jagad pertanian di Indonesia, masih diolah dengan cara-cara tradisional yang bagi mereka mungkin memang mengerikan. Masak tanah sawah bercampur air kencing dan bahkan tahi kerbau enak aja diinjak-injak atau diubek-ubek kaki petani. Sungguh, bagi mereka hal itu jelas jauh dari prinsip dan hukum-hukum kesehatan. Lebih-lebih mereka mahasiswa kedokteran. Duh, sungguh terbalik-balik dan tertantanglah teori-teori kesehatan yang mereka dalami selama ini.

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

Ketika acara menanam padi di sawah dilaksanakan pun mereka tampak begitu enggan. Sungguh, ketakutan jelas membayang dalam wajah-wajah mereka. Lebih-lebih mereka tahu bahwa sawah yang akan ditanami baru saja dikencingi dan diberaki kerbau. Duh, duh, sungguh amboi (joroknya). Namun tidak urung ada juga yang berani terjun ke sawah untuk mencoba bertanam padi. Tembi pun dengan setia menyiapkan sentoran air melalui selang besar untuk mengguyur tangan dan kaki mereka yang kotor oleh lumpur.

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

Pertandingan atau lomba makan kerupuk, balap kelereng (bola), dan bakiak bathok kelapa yang dilaksanakan di tegalan samping kiri-depan Tembi membuat mereka ceria. Itu semua merupakan pengalaman aneh sekaligus unik bagi mereka. Demikian juga bersepedaan keliling Dusun Tembi merupakan pengalaman yang menyenangkan dan mengesan bagi mereka. Tidak ketinggalan koleksi rumah dokumentasi yang sering disebut sebagai museum juga membuat mereka terkesan. Ternyata di belahan dunia lain ada begitu banyak keunikan, keindahan, dan sesuatu yang mengesankan. Demikian mungkin kesan mereka. Setidaknya Tembi telah memberikan sesuatu yang lain yang selama ini tidak pernah mereka temukan di negara mereka.

KUNJUNGAN BEBERAPA MAHASISWA KEDOKTERAN ASING DI Tembi

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta