Judul : Batik. Warisan Budaya Asli Indonesia
Penulis : Aep S. Hamidin
Penerbit : Narasi, 2010, Yogyakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : 84
Batik adalah seni tradisi yang merupakan ekspresi kultur dari kreativitas individual dan kolektif, yang lahir dari kristalisasi pengalaman manusia hingga pada akhirnya membentuk identitas kepribadian. Batik selain menyimpan konsep arstistik juga mempunyai fungsi sebagai busana sehari-hari, untuk keperluan upacara (adat, tradisi, kepercayaan) bahkan status sosial.
Batik ada dan tumbuh di beberapa negara seperti Indonesia, India, Jepang, Cina, Srilanka, Afrika. Masing-masing dengan karakteristik dan corak yang khas, memiliki ciri sendiri-sendiri. Kekhasan batik di Indonesia adalah salah satu seni budaya asli Indonesia. Di Indonesia, khususnya Jawa, para perempuan di masa lampau menjadikan ketrampilan membatik sebagai mata pencaharian. Karena itu kerja membatik menjadi kerja eksklusif para perempuan sampai diketemukan batik cap (sekitar tahun 1920) yang memungkinkan laki-laki masuk ke dalam bidang ini.
Sejarah pembatikan di Indonesia terkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan sesudahnya. Batik pada mulanya hanya ada di kalangan keraton, tetapi akhirnya menyebar pada masyarakat kebanyakan. Bahkan pada masa lalu batik berkembang di daerah santri, dan menjadi penguat perjuangan melawan perekonomian Cina dan Belanda. Pada awalnya ragam corak/motif dan warna batik sangat terbatas.
Pada perkembangannya corak/motif dan warna batik menjadi lebih beragam karena berbagai macam pengaruh. Misal dari Tionghoa dengan motif burung phoenix, dan pengaruh Eropa dengan motif bunga tulip. Apalagi dengan ditemukannya pewarna buatan. Walaupun begitu batik tradisional tetap bertahan dengan fungsinya masing-masing. UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 menetapkan bahwa batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya Indonesia asli.
Di Pulau Jawa terdapat beberapa daerah sebagai pusat perbatikan, masing-masing memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Misal, corak batik Solo sangat kental dengan makna-makna simbolis pengaruh kebudayaan Hindu. Pewarnaannya cenderung warna-warna coklat mengarah gelap. Motifnya menggunakan perpaduan bentuk-bentuk geometris yang berukuran kecil. Misalnya truntum, sidoluhur, dan alas-alasan.
Batik Yogyakarta juga mempunyai makna-makna simbolis pengaruh kebudayaan Hindu. Secara garis besar motifnya banyak memadukan bentuk-bentuk geometris dan nongeometris. Pewarnaannya cenderung memakai warna-warna terang, hitamnya cenderung kebiruan. Misalnya sumbagen huk, kawung dan parang.
Batik Pekalongan termasuk dalam batik Pesisiran. Ciri khususnya, motif serta pewarnaannya lebih bersifat naturalis. Corak dan komposisi warna lebih kaya, dan motifnya kebanyakan bernuansa pesisir. Batik Tuban banyak menerima pengaruh budaya Cina, misal motif lok chan. Motif yang lain adalah guntingan dan macanan. Batik Indramayu, Jawa Barat tergolong batik Pesisiran. Susunan motifnya sangat dinamis, cenderung asimetris dan ritmis. Banyak mengangkat motif flora, fauna dan lingkungan laut.
Batik Ciamis dan Tasikmalaya banyak mendapat pengaruh dari Banyumas, Yogyakarta dan Solo. Corak yang dikembangkan adalah variasi parang dengan warna sogan kemerah-merahan dan hitam dengan latar belakang kuning muda kemerah-merahan yang disebut batik sarian. Motif batik Ciamis antara lain lereng peutey, papangkah dan daun aleus, sedangkan dari daerah Tasikmalaya yang terkenal motif renvile dan bunga tulip.
Batik mempunyai pola-pola tertentu. Misal pola semen (termasuk pola batik nongeometris, misal semen gurdho, semen sidoasih), ceplok (sebagian besar merupakan pola-pola hiasan kuno yang terdapat pada arca Hindu dan Budha, dengan bentuk kotak-kotak, lingkaran, bintang, tertutup dan garis-garis miring, misal kawung), nitik (misal nitik cakar, kembang randhu). Ada pula motif kombinasi misal batik tambal, adalah kombinasi motif ceplok, parang dan meru.
Motif batik juga memiliki makna-makna tertentu. Misalnya motif udan liris/hujan gerimis (motif kombinasi geometris dan suluran) sebagai lambang kesuburan. Batik slobog (motif ceplok) digunakan untuk melayat. Slobog berarti longgar, sehingga mempunyai harapan agar arwah tidak mengalami kesulitan menghadap Tuhan.
Baca yuk ..!
Teks : Kusalamani
Artikel Lainnya :
- Memilih Hari dan Tanggal untuk Berpergian(03/11)
- Febri Yoga Sapta Diusir Dari Rumah Ahmad Dhani (12/10)
- 25 Oktober 2010, Kabar Anyar - TAN MALAKA, SEJARAH YANG TERLUPA(25/10)
- Bijdragen(15/09)
- DOLANAN JIRAK ULA(02/08)
- 21 Juli 2010, Kabar Anyar - AJARAN BUDI PEKERTI SEMAKIN TERMARJINALKAN(21/07)
- KEISTIMEWAAN LELUNG JODOG, BANTUL(05/11)
- Buku Lawas di Pasar Tradisional(19/04)
- Karya Sastra Menembus Batas(10/10)
- 28 Maret 2011, Klangenan - SASTRA, PERPUSTAKAAN DAN KEBUDAYAAN(28/03)