- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»WARGA YOGYA CINTAILAH SELOKAN MATARAMU
01 Jan 2008 07:09:00Yogyamu
WARGA YOGYA CINTAILAH SELOKAN MATARAMU
Bulan-bulan Juli-pertengahan Agustus 2003 ini Selokan Mataram yang melintas mulai dari Sungai Progo sampai dengan Sungai Opak tampak kering. Hal ini bukan lantaran Selokan Mataram benar-benar sedang tidak disuplai air dari Sungai Progo. Selokan Mataram pada bulan-bulan di atas nampak kering karena memang sengaja dikeringkan. Setelah kering, maka endapan yang ada di dasar Selokan Mataram kemudian dikeruk. Di samping itu, dinding dan dasar Selokan Mataram juga diperbaiki/dibangun. Dengan demikian, suplai air dari Sungai Progo diharapkan tidak banyak meresap ke dalam tanah.
Hasil pengerukan selokan ini nampak beronggok-onggok di bibir sepanjang Selokan Mataram. Bila dicermati, maka onggokan tanah dan sampah hasil pengerukan ini biasanya berisi antara lain: plastik, batu, kerikil, lumpur, ban bekas, kaleng, pecahan kaca, gombal, potongan kayu, kereweng, potongan balok cor, batu bata, dan sebagainya.
Pada dasar selokan yang dikeringkan itu sebenarnya tidak dapat dikatakan benar-benar kering. Dasar selokan ini tidak dapat benar-benar kering karena di sepanjang dinding dalam Selokan Mataram ini telah dibuat begitu banyak lubang saluran pembuangan limbah dari rumah tangga yang bertengger di sepanjang aliran Selokan Mataram. Limbah-limbah cair yang berwarna dan berbau mengerikan ini saat Selokan Mataram dikeringkan tampak seperti mata air yang pada gilirannya menggantikan air bersih Selokan Mataram yang selama ini mengalir, sungguhpun debitnya dapat dikatakan masih terbilang relatif kecil. Akan tetapi sekecil apa pun limbah tersebut sesungguhnya menjadi agen bagi berkembangnya berbagai penyakit dan juga bagi pemusnahan daya hidup hayati.
Penduduk yang bermukim di sepanjang aliran Selokan Matarm pun nampaknya masih juga kurang peduli pada kondisi dan fungsi selokan tersebut. Baik itu kondisi dan fungsi pengairan/pengoncoran areal persawahan, kesehatan, kebersihan, maupun kenyamanan dan keindahan Selokan Mataram secara keseluruhan. Apabila pemukim di sepanjang aliran Selokan Mataram peduli terhadap kelestarian dan fungsi selokan, tidak mungkin akan terjadi penumpukan sampah di sepanjang aliran selokan ini. Plastik (kebanyakan berupa tas kantong/tas kresek), ban bekas, kereweng, kaleng, pecahan kaca, potongan besi, pecahan batu bata, potongan kayu, dan limbah cair yang berasal dari rumah-rumah penduduk atau pabrik adalah sampah yang jelas-jelas dibuat oleh manusia. Hal itu berarti bahwa sebenarnya manusialah yang seharusnya membatasi dirinya untuk tidak membuang sampah di sepanjang aliran selokan ini. Manusia yang bermukim di sepanjang aliran selokan ini mestinya bisa menahan diri untuk tidak memberati Selokan Mataram dengan timbunan limbah. Apa pun wujud limbah itu. Sebab limbah-limbah tersebut pada gilirannya akan menjadi menyebar dan meracuni banyak daya hidup hayati di sepanjang aliran selokan tersebut. Bagi Anda yang merasa sebagai penduduk/pemukim di Yogyakarta sebaiknya mempelopori untuk tidak membuang sampah di Selokan Mataram atau di lain tempat secara sembarangan. Tidak berat kan ?
Teks dan foto: Sartono Kusumaningrat
Artikel Lainnya :
- Guntur Nur Puspito Tak Ambisi Jadi Pemain Musik Handal(26/03)
- KLIPING 2 (26/10)
- Denmas Bekel(13/08)
- Apresiasi Kehidupan dari Pendapa dan Amphitheatre Tembi(29/06)
- 5 Juni 2010, Kabar Anyar - PAMERAN TEN MADE(05/06)
- Wisanggeni(03/02)
- Wuku Gumbreg, Orangnya Punya Pendirian Keras, Tapi Murah Hati(17/02)
- Denmas Bekel(01/09)
- 26 Maret 2010, Figur Wayang - Perkawinan Nakula(26/03)
Motor Jawa Ada di Museum House of Sampoerna(07/04)