Batara Endra

Menurut kitab Mahabarata tulisan Wiyasa, Batara Endra merupakan pemuka Dewa yang bertempat tinggal di Kahyangan Indraloka atau Indrabawana dan disebut juga Kahyangan Kaendran. Batara Endra adalah anak dari pasangan Maharesi Kaspaya dan Dewi Aditi. Selain Batara Endra, pasangan Maharesi Kaspaya melahirkan sebelas anak yang lain yaitu : Batara Ariyaman, Batari Datri, Batara Mitra, Batara Angsa, Batara Baruna, Batara Wagu, Batara Surya, Batara Pusa, Batari Sawitri, Batari Twastri, dan Batara Wisnu.

Sedangkan di dalam kitab Pedalangan, Batara Endra adalah adik Batara Brama, anak Dewi Uma dan Batara Guru, penguasa para Dewa di Kahyangan Jonggringsaloka. Batara Endra diberi tugas oleh Batara Guru untuk memimpin para Dewa dan melindungi para Bidadari di Kahyangan, dan memberikan hadiah bagi siapa saja yang gemar bertapa, membantu ketentraman dunia serta telah berjasa kepada para dewa

Pada waktu Kahyangan diserang Prabu Mahesasura dan Lembusura raja Goa Kiskenda, Batara Endra meminta Subali dan Sugriwa menghadapinya. Setelah kedua kera bersaudara tersebut berhasil membunuh Mahesasura dan Lembusura, Batara Endra menghadiahkan anaknya sendiri yang bernama Dewi Tara, kepada Subali dan Sugriwa.

Selain menghadiahkan kepada Subali dan Sugriwa, Batara Endra juga menghadiahkan putrinya yang lain yang bernama Dewi Supraba kepada Arjuna karena jasanya dapat mengalahkan musuh para dewa yaitu Prabu Niwatakawaca raja Imaimantaka. Sebelum menghadiahkan Dewi Supraba, Batara Endra juga memberikan panah Pasopati kepada Arjuna guna menghadapi Prabu Niwatakawaca yang tidak terkalahkan oleh para dewa.

Batara Endra mempunyai kendaraan berupa seekor gajah, namanya Erawata. Ia bertempat tinggal di Kahyangan Tinjomaya bersama Dewi Wiyati istrinya, serta anak-anaknya yaitu: Dewi Tara, Dewi Tari, Dewi Supraba, Batara Citrarata, Batara Citragada, Batara Citrasena, dan Batara Jayantara. Selain anak-anak yang lahir dari Dewi Wiyati, sesungguhnya Batara Endra mempunyai satu anak dengan Dewi Kunthi yaitu Arjuna.

Pernah pada suatu kali Batara Endra melakukan kesalahan fatal, sehingga membuat Batara Guru murka dan mengutuk Batara Endra menjadi raksasa bernama Rukmaka. Ia baru berubah wujud aslinya sebagai dewa setelah berperang melawan Bima dalam lakon Dewaruci

Batara Endra disebut pula sebagai dewa petir dan halilintar. Ia mempunyai senjata bajra berupa tonngkat petir.

Nama-nama Batara Endra yang lain adalah: Prabu Sakra karena pernah menjadi raja di Medanggana, Swargapati yang artinya raja surga, Diwapati, dan Meghawahana

herjaka HS




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta