Adol Umuk
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti menjual kesombongan.
Dalam kehidupan sehari-hari akan banyak ditemukan orang yang berpembawaan dan berwatak beraneka macam. Salah satu watak atau sifat dan pembawaan itu adalah sombong. Sikap sombong ini bisa tampak dari cara bergaya hidup, cara bicara, cara mengungkapkan gagasan atau ide, dan sebagainya. Sifat demikian ini bisa timbul oleh karena ada dorongan dalam diri seseorang untuk minta diakui. Minta dihormati. Minta dilayani, dan lain-lain. Dorongan semacam itu biasanya tidak begitu disadari, namun timbul begitu saja dalam diri orang.
Sifat dan pembawaan sombong ini dalam khasanah budaya Jawa dikatakan sebagai adol umuk. Adol umuk ini bisa dilihat contohnya antara lain pada orang yang memamerkan kepemilikan harta bendanya, kemewahannya, kecantikan atau kegantengannya, dan seterusnya. Sifat demikian ini pada gilirannya juga membawa pada perilaku jor-joran (tidak mau kalah). Jor-joran ini bisa terjadi dengan saling pamer pakaian baru, perhiasan baru, kendaraan baru, rumah baru, dan seterusnya.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- COTO MAKASAR DAN SUP KACANG MERAH(12/04)
- PESAWAT STARLITE DI AMPLAZ, GEMPARKAN PENGUNJUNG(19/10)
- JUDUL BUKU(18/04)
- DOLANAN LAYUNG(24/05)
- MASIH ADA SEPEDA DI YOGYA(23/05)
- Rajakaya Dari Tiga Perupa(20/03)
- WULAN HAJI(28/10)
- Mengupas Identitas Tionghoa di Indonesia(31/01)
- 29 Juni 2010, Bothekan - YUYU RUMPUNG MBARONG RONGE(29/06)
- Jayabaya, Pelita Borobudur(03/08)