Tembi

Berita-budaya»10 SISWA OBERON HIGH SCHOOL AUSTRALIA BELAJAR KEBUDAYAAN DI Tembi

01 Jul 2011 08:32:00

10 SISWA OBERON HIGH SCHOOL AUSTRALIA BELAJAR KEBUDAYAAN DI TembiKamis, 23 Juni 2011 Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh siswa-siswi dari Oberon High Scool. Siswa-siwi yang berkunjung itu berjumlah 10 anak dan didampingi 2 orang pendamping (guru), yakni Ibu Annette Sugiyanto dan Ibu Tyson Whittaker . Sekolah ini beralamatkan di Belmont, Geelong, Victoria 3216. jarak kota ini dengan Kota Melbourne kira-kira 100 kilometer. Siswa-siswa yang berkunjung ke Tembi ini adalah siswa-siswi yang tengah belajar Bahasa Indonesia. Untuk melengkapi pengetahuan mereka tentang Indonesia, khususnya lagi kebudayaan Jawa, mereka secara khusus berkunjung Yogyakarta dan menginap di Kota Gudeg ini selama 12 hari. Salah satu hari mereka, mereka gunakan untuk mengunjungi Tembi Rumah Budaya.

10 SISWA OBERON HIGH SCHOOL AUSTRALIA BELAJAR KEBUDAYAAN DI TembiDi Tembi inilah mereka belajar tari klasik. Di samping itu, mereka juga makan siang si Pulo Segaran. Mereka juga berkunjung ke Museum sekaligus melihat-lihat Balai Inap. Tampak ada keterkejutan di wajah-wajah mereka demi melihat kekayaan budaya Indonesia (Jawa) melalui benda-benda yang dihasilkannya, seperti keris, tombak, gebyok, Loro Blonyo, alat rumah tangga, alat pertanian, aneka motif batik, wayang, sajen, gamelan, topeng, dan sebagainya.

Mereka pun tergagap ketika dilatih untuk menari tari klasik Jawa. Tampak bahwa gerakan tubuh dan anggota badan mereka belum bisa menyesuaikan pola-pola gerak tari yang diajarkan oleh para pelatih. Akan tetapi niat dan antusiame mereka dalam memperhatikan dan mencoba menirukan atau10 SISWA OBERON HIGH SCHOOL AUSTRALIA BELAJAR KEBUDAYAAN DI Tembimempraktekannya patut diacungi jempol. Bagaimanapun budaya Jawa adalah produk budaya yang asing bagi mereka. Namun keasingan ini tidak menyurutkan langkah mereka untuk mempelajarinya. Bahkan mungkin keasingan dan kebelumtahuan mereka itu justru memicu mereka untuk lebih menukik dalam mempelajarinya.

Tidak urung benda-benda koleksi rumah dokumentasi Tembi yang sering dikatakan sebagai museum pun menjadi daya tarik bagi mereka. Keasingan, kebelumkenalan akan benda-benda koleksi membuat mereka kelihatan begitu terkesan. Tampaknya hal demikian juga akan dialami semua orang ketika berkunjung, melihat sesuatu yang selama ini tidak pernah mereka kenal.

Menurut pembimbing mereka, siswa-siswa yang dengan sengaja diajak ke Jogja dan bermukim di Jogja selama 12 hari itu rencananya akan diajak berkunjung ke berbagai sekolah10 SISWA OBERON HIGH SCHOOL AUSTRALIA BELAJAR KEBUDAYAAN DI Tembi SD, SMP, maupun SMA. Akan tetapi sayangnya kunjungan mereka bertepatan dengan masa liburan sekolah di Indonesia karena sekolah-sekolah di Indonesia baru saja menyelesaikan masa kegiatan belajar mengajarnya dan akan memulai tahapan baru memasuki ajaran baru setelah mengalami libur cukup panjang. Siswa-siswa dari Oberon High School ini juga akan diajak berkunjung ke berbagai panti asuhan, pasar, dan diarahkan untuk aktif belajar bahasa Indonesia dengan masyarakat umum.

Metode pembelajaran semacam ini mungkin lebih efektif dan mengena karena siswa diajak langsung berhubungan dengan masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dari sana mereka juga akan dengan sendirinya belajar tentang latar belakang budaya penutur bahasanya. Tidak perlu mereka berpusing-pusing menghafalkan teori dan ru10 SISWA OBERON HIGH SCHOOL AUSTRALIA BELAJAR KEBUDAYAAN DI Tembimusan. Belajar dengan praktik langsung mungkin justru akan membuat mereka lebih banyak memperoleh sesuatu daripada suntuk di ruang kelas mendengarkan pemaparan teori.

Apa yang dilakukan oleh para siswa-siswi dari Australia berkenaan dengan minat belajar mereka terhadap bahasa dan kebudayaan Indonesia bukan saja dilandasi oleh keingintahuan belaka. Akan tetapi juga atas dorongan untuk lebih memahami, mengerti, dan menerima. Laiknya sebuah perkenalan antara dua orang dengan latar belakang dan tabiat yang berbeda. Demikian pun hakikatnya manusia dengan latar belakang kebudayaannya. Apa yang dilakukan oleh siswa-siswi dari Oberon High School ini adalah bagian dari usaha mereka untuk mengenal lebih dekat, akrab akan Indonesia. Dengan demikian diharapkan akan terjalin persahabatan antarbangsa yang lebih erat dan saling memahami serta menghormati.

Tembi Rumah Budaya tentu boleh sedikit berbangga karena menjadi salah satu tujuan siswa-siswa dari negara tetangga ini. Setidaknya Tembi bisa memberikan sedikit kontribusi bagi pengenalan kebudayaan pada orang lain (negara tetangga). Di sini Tembi mempraktikkan apa yang disebut sebagai urip lan nguripi itu dalam kerangka sejarah budaya. Bukan semata pada benda-benda koleksi yang mati, namun pada makna dan latar belakang sosial historis dari benda-benda itu. Bukan sekadar pada suguhan makanan yang unik (tidak ada duanya), namun latar belakang mengapa suguhan itu ada dibuat sedemikian rupa sehingga berwujud dan berasa demikian.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta