CANTIKNYA PISANG KALIURANG

Kaliurang sebagai objek wisata bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi wisatawan Indonesia, lebih-lebih warga Jogja. Lokasi wisata alam yang juga mengandung objek wisata sejarah ini terletak di sisi selatan Gunung Merapi. Panoramanya yang indah serta hawanya yang sejuk telah menarik minat banyak orang untuk mengunjunginya.

Objek wisata ini kecuali menyuguhkan keindahan alamnya juga terkenal dengan makanan khasnya yakni ampyang kacang, jadah-tempe, sate kelinci, dan pisang. Semua jenis makanan yang sering dijadikan oleh-oleh itu dapat ditemukan di sisi timur taman parkir taman wisata Kaliurang. Akan tetapi untuk pisang kecuali bisa ditemukan di tempat itu juga bisa ditemukan di sisi utara pertigaan jalan sebelum masuk objek wisata Telaga Putri.

Pisang Kaliurang telah cukup lama menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Kaliurang di samping oleh-oleh jenis lain. Kecuali pisang dulu juga terkenal jenis oleh-oleh khas lain dari Kaliurang yakni jambu kelutuk atau jambu biji. Namun kini oleh-oleh jenis jambu kelutuk boleh dikatakan tidak ada di Kaliurang.

Pada musim liburan umumnya pisang yang dijajakan atau dipajang di los/warung pada pertigaan sebelum masuk objek wisata Telaga Putri berjumlah banyak. Wujudnya yang menguning dan relatif mulus menarik bagi banyak orang. Dulu pisang-pisang itu sebagian berasal dari seputaran Kaliurang sendiri maupun Pakem. Akan tetapi suplai dari kedua tempat itu tidak bisa diandalkan. Sejak puluhan tahun lalu pisang-pisang yang dijajakan di Kaliurang ternyata tidak berasal dari seputaran Kaliurang, tetapi dari wilayah Klaten, khususnya Deles.

Sugiyem (31) yang merupakan spesialis pedagang pisang di Kaliurang dengan los di sisi utara pertigaan sebelum Telaga Putri menuturkan bahwa ia telah menjalani profesinya sebagai pedagang pisang sejak 10-an tahun yang lampau. Semula ia hanya membantu ibunya yang telah berjualan pisang di tempat itu sejak 30-an tahun yang lampau. Umumnya pada masa-masa lampau sebelum prasarana jalan dan transportasi terbangun bagus pedagang pisang dari Deles, Klaten itu menjajakan dagangannya ke Kaliurang dengan berjalan kaki saja. Perjalanan kaki dari Deles-Kaliurang bisa mencapai 4-5 jam.

Sugiyem tidak pernah mengalami seperti apa yang dialami ibunya. Ia kini tinggal naik mobil angkutan untuk mengantarkan dagangannya dari Deles-Kaliurang atau sebaliknya. Seperti sejak dulu kala pisang yang umum dijajakan di Kaliurang adalah jenis pisang emas, ambon, raja, kepok, dan koja (pisang susu). Dari sekian jenis pisang itu jenis pisang emas merupakan jenis pisang yang paling digemari pembeli untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Khusus untuk pisang emas biasanya dijual dalam bentuk tandanan. Jadi, tidak dipotongi per satu sisir. Sementara untuk pisang ambon dan kepok umumnya dijual dalam bentuk potongan per satu sisir (bukan satu tandan).

Menurut Sugiyem ia bisa menjual sekitar 10-15 tandan pisang dalam satu harinya. Jika sedang musim liburan ia bahkan mampu menjual sampai 25 tandan pisang. Ia biasa mengkulak pisang-pisang itu pada petani langsung di seputaran Deles. Pekerjaan yang ditekuninya ini mampu memberikan penghasilan bersih sekita setengah juta dalam per bulannya.

Berjualan buah seperti pisang bukannya tanpa resiko. Maklum hampir semua buah merupakan komoditas yang mudah membusuk. Hal demikian akan semakin diperparah bila musim hujan tiba. Pada musim hujan umumnya dagangan tidak laku kecuali itu buah yang dijual juga mudah membusuk. Jika sudah demikian ia tidak bisa berbuat lain kecuali pasrah.

Jika Anda ke Kaliurang jangan lupa cermati oleh-oleh yang khas produk Kaliurang. Salah satunya adalah pisang, meskipun (ssst.. bukan rahasia) asalnya bukan dari Kaliurang sendiri.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta