Mecah Plastik-2
(Permainan Anak Tradisional-87)
Apabila anak-anak sudah siap bermain, demikian pula panitia dan peralatan yang akan digunakan, permainan bisa dimulai. Anak-anak dipanggil sesuai dengan urutan. Mereka menempatkan diri pada posisi start yang telah urut. Setiap anak ditutup matanya dengan sapu tangan atau kain. Masing-masing anak yang mendapat giliran bermain juga diberi satu pemukul. Pemukul bisa terbuat dari bilahan bambu, kayu kecil, atau batang daun pisang. Memang sebaiknya pemukul dibuat yang aman, agar tidak mencederai pemain lain.
Sebelum bermain, biasanya anak-anak juga diberi tahu aturan mainnya. Misalkan, pertama kali bisa memecahkan kantong plastik berisi air, dianggap sebagai pemenang dan berhak maju ke babak berikutnya. Selain itu, setiap anak harus memukul kantong plastik yang menjadi bagiannya. Jika memukul kantong plastik milik temannya bisa dianggap gugur. Jika ada anak yang memukulkan stik ke teman lain juga bisa dianggap gugur.
Setelah anak ditutup matanya dan memegang stik pemukul. Oleh panitia kemudian diputar-putarkan di tempat sebanyak tiga kali. Kemudian diarahkan kembali ke tempat gantungan kantong plastik. Setelah itu panitia memberi aba-aba berangkat. Anak akan saling berjalan cepat sampai menuju ke gantungan kantong plastik. Di perjalanan inilah yang menjadi hiburan bagi para penonton. Sebab, bisa jadi anak sudah berhenti dan memukul-pukulkan stik padahal belum sampai pada kantong plastik. Ada juga anak yang salah arah sehingga tidak ketemu kantong plastik, padahal pemukul sudah selalu dipukul-pukulkan ke atas. Itulah permainan yang sekaligus menghibur bagi penonton lomba ini.
Apabila ada anak yang cepat dan tepat memukul kantong plastik dan berhasil memecahkan pertama kali, dialah pemain yang berhak melaju ke babak berikutnya. Biasanya ketika ia bisa memecahkan kantong plastik, maka seketika airnya akan menyiprat ke badannya. Otomatis basah kuyup. Maka penonton kembali tertawa. Kadang pula ada dua pemain yang saking beradu cepat, kedua-duanya hampir bersamaan dapat memecahkan kantong plastik. Untuk hal ini, pemecah pertama tetap yang berhak melaju ke babak berikutnya. Namun kedua pemain yang bisa memecahkan kantong plastik tentunya sama-sama basah kuyup.
Pada babak final dilakukan tahapan yang sama. Semua pemain yang masuk tahapan ini biasanya bajunya sudah basah. Pada babak final ini diambil 3 pemenang untuk setiap kelompoknya. Untuk kelompok anak-anak, bisa jadi yang menjadi juara perempuan atau laki-laki. Untuk masing-masing pemenang biasanya juga mendapat hadiah, sesuai kewenangan panitia lomba.
Di sini terlihat, bahwa permainan ini membutuhkan kecermatan, kecepatan, dan ketangkasan dalam bermain. Anak harus juga berani basah kena air dan siap kalah. Nilai lain dalam permainan ini, anak dilatih untuk berani ikut lomba dan harus bisa bersosialisasi dengan teman. Mungkinkah permainan ini akan tetap bertahan atas gempuran permainan modern yang lebih individual?
Suwandi
Foto: www.suaramerdeka.com
Sumber Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- DOLANAN BAS-BASAN SEPUR-1 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-48)(16/11)
- Raden Ayu Kencanasari dan Berdirinya Masjid Pucanganom (IV)(17/01)
- Nasi Genjer Ayam ala Pulo Segaran(30/10)
- 13 Desember 2010, Kuliner - SOTO LENTHOK(13/12)
- 27 Oktober 2010, Kabar Anyar - 230 YEARS OF COLLECTING INDONESIAN HISTORY: BELAJAR MENGERTI DAN MENGHARGAI SEJARAH PADA BANGSA ASING(27/10)
- 20 Juli 2010, Djogdja Tempo Doeloe - PEMADAM KEBAKARAN DI JOGJA MASA LALU(20/07)
- 25 Agustus 2010, Perpustakaan - Refleksi Budaya Jawa dalam Pemerintahan dan Pembangunan(25/08)
- Yen Agal Ngungkuli Watu Yen Alus Ngungkuli Banyu(11/09)
- 5 Januari 2011, Kabar Anyar - CHAIRIL ANWAR MENGHISAP PENSIL(05/01)
- 17 September 2010, Kabar Anyar - LAUNCHING ALBUM SAUNINE DI Tembi(17/09)