Tembi

Berita-budaya»BELAJAR BUDAYA DAN DINNER DI Tembi

28 Sep 2011 07:29:00

BELAJAR BUDAYA DAN DINNER DI TembiHari Sabtu (24/9) sore lalu, Tembi Rumah Budaya kelihatan lebih ramai ketimbang hari-hari biasanya. Di sore itu, ada 100 lebih kontestan pembatik yang berjajar-jajar dan bergerombol di sepanjang koridor dekat galeri. Bahkan sebagian menempati ruang latihan tari. Namun kontestan pembatik kali ini bukanlah kontestan pembatik ulung, namun pembatik amatiran yang baru belajar membatik di Tembi. Bahkan sebagian besar, mereka baru pertama kali ini melakukan kegiatan membatik. Baru pertama kali mereka memegang canting, mencelupkan di wajan berisi malam, dan menorehkan cairan malam di kain batik. Umumnya, tanggapan mereka sangat senang bisa melakukan langsung kegiatan membatik, seperti yang pernah dilihat di televisi atau koran. Walaupun media membatik yang dipakai masih cukup sederhana dan kecil, tetapi mereka sangat senang. Motif-motif batik yang hendak dibatik beragam, ada gambar hewan, bunga, pepohonan, dan lainnya.

Mereka mengenakan kaos berseragam putih. Mereka campur baur, ada yang ibu-ibu, bapak-bapak, remaja, bahkan anak-anak. Selagi mereka membatik, dari kejauhan terdengar gending “Kebo Giro” dari pendopo Yudonegaran. Padahal, saat itu, di pendopoBELAJAR BUDAYA DAN DINNER DI TembiYudonegaran tidak ada pahargyan panggih pengantin. Gending tersebut, memang biasanya dipakai untuk mengiringi panggih pengantin. Ternyata, di pendopo juga dipakai untuk berlatih karawitan dari rombongan yang sama. Memang kebetulan, gending yang dipakai latihan salah satunya adalah gending Kebo Giro. Meskipun belum begitu merdu dan harmoni, tetapi sayup-sayup gending itu bisa terdengar dengan jelas.

Itulah dua di antara banyak kegiatan budaya yang selalu disajikan keBELAJAR BUDAYA DAN DINNER DI Tembipada semua pengunjung Tembi. Kebetulan Sabtu itu yang belajar budaya berasal dari rombongan keluarga besar PT. PLN Indramayu, Jawa Barat yang sedang berkunjung ke Yogyakarta, dengan salah satu tujuan wisatanya adalah Tembi Rumah Budaya. Tidak hanya belajar budaya, mereka bersama dengan keluarganya yang berjumlah sekitar 200 orang, tua muda, juga mencoba merasakan kehangatan di Tembi dengan menikmati acara “dinner” atau makan malam dengan menu-menu tradisional dari serat Centhini. Di antara kegiatan itu, diselingi dengan acara-acara hiburan dan pembagian doorprize. Suasana begitu hangat.BELAJAR BUDAYA DAN DINNER DI Tembi

Tidak hanya itu, mereka juga menikmati keindahan suasana Tembi yang dibikin nuansa “desa”. Mereka juga menikmati koleksi-koleksi museum budaya Jawa, dan sebagian dari mereka ikut menginap di rumah-rumah inap Tembi yang bergaya rumah desa, dengan papan gebyog/dinding kayu.

Sempurna sudah, kunjungan mereka di Tembi, bisa merasakan suasana desa, menu makanan desa, dan yang terpenting, belajar budaya dari warisan nenek moyang yang telah diakui dunia internasional, di antaranya membatik.

Suwandi
Foto: Sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta