Dolanan Balapan Neker Nganggo Sendok-1
(Permainan Anak Tradisional-79)
Neker, gundhu atau dalam bahasa Indonesia disebut kelereng, selain bisa untuk dolanan jirak, pot, dan gendiran, juga bisa dipakai untuk permainan lainnya, yaitu balapan neker. Balapan neker di sini harus disertai alat lain, yaitu sendok. Artinya, dalam dolanan balapan neker, neker harus berada di atas sendok, kemudian sendoknya digigit. Dalam keadaan demikian, para pemain yang berlomba menggigit sendok yang di atasnya ada kelerengnya.
Dolanan balapan neker dalam sendok sering dimainkan oleh anak-anak, laki-laki atau perempuan berusia di bawah 10 tahun. Model permainan adalah dalam bentuk perlombaan, khususnya saat ada hari besar nasional, seperti memeriahkan tujuh belasan. Salah satu lomba yang sering digelar adalah lomba balapan kelereng dalam sendok.
Dolanan ini sering digelar pada waktu senggang, bisa pagi, siang, maupun sore hari. Alangkah baiknya jika dilaksanakan pada waktu liburan. Karena sifatnya hiburan, maka dolanan ini yang penting bisa menghibur anak-anak. Walaupun dalam dolanan ini seringkali ada hadiah, khususnya bagi yang menang. Jadi, dolanan ini ada pemain yang menang dan kalah. Setiap pemain tidak saling berhadapan, tetapi saling berlomba. Siapa paling cepat sampai finish dan kelerengnya tidak jatuh dari sendok yang digigitnya, maka dialah pemenangnya.
Alat yang digunakan dalam dolanan ini, sangat sederhana, yakni sendok dan kelereng. Setiap anak boleh menyiapkan alat-alat tersebut. Namun kadang panitia lomba sudah menyediakan peralatannya. Selain itu, juga tanah lapang, setidaknya berukuran 5x10 meter untuk arena dolanan. Arena dolanan biasanya dibuat lajur hingga empat atau lima buah, dengan lebar setiap lajur 1 meter dan panjang 10 meter. Garis start dan finish bisa jadi satu, seperti dolanan balapan karung.
Biasanya dalam dolanan balapan neker ini, ada aturan-aturannya, misalkan, 1) setiap anak tidak boleh memegang sendok maupun kelereng saat berjalan; 2) saat kelereng terjatuh dari sendok, maka dimulai lagi dari garis start; 3) kelereng tidak boleh dilekati lem pada sendok; 4) kelereng harus bulat, tidak boleh ada yang pecah; 4) jenis sendok yang dipakai harus sama; dan lain sebagainya.
Dolanan balapan neker yang paling seru jika banyak dilihat oleh penonton dan suporter. Semakin banyak penonton semakin ramai. Apalagi saat lomba, banyak anak yang grogi dan bahkan menangis. Hal itu kadang menjadi tertawaan penonton. Belum lagi jika ada anak yang tidak paham aturan atau bermain curang, pasti akan menjadi tertawaan penonton. Sebagian lagi akan tertawa jika mengetahui ada anak yang ikut lomba tetapi kelerengnya jatuh terus.
bersambung
Suwandi
Sumber: 33 Permainan Tradisional yang Mendidik, Dani Wardani, 2010, Yogyakarta: Cakrawala; Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- Romusa. Sejarah yang Terlupakan(07/09)
- Album Seni Budaya Nusa Tenggara Timur(03/02)
- BRANKAS KAYU TAHUN 1904(26/08)
- BUNDERAN KAMPUS, TUGU, DPRD DAN DEMO(01/01)
- SUMUR KRAPYAK NYARIS TAK TERJAGA(22/09)
- JUDUL BUKU 82(29/08)
- GEDUNG AGUNG YOGYAKARTA TAHUN 1925(05/01)
- 29 Mei 2010, Kabar Anyar - PAMERAN DRAWING 'GLOOMY ALONE'(29/05)
- MENGISI HIDUP DENGAN PERBUATAN BAIK(04/07)
- Denmas Bekel(03/03)