Tiga Malam Menjelajah Musik Aristokrat Eropa Berlatar Ornamen Jawa

Dengan tajuk L’Europe Galante: Music from Aristocracy to Enlightenment, sebagian besar komposisi yang dibawakan adalah karya para komponis istana. Mulai dari Carl Philip Emanuel Bach, musisi istana pada masa Frederick II di Jerman, sampai Jan Kfitel Jifi Neruda, bangsawan istana dari Ceko.

Stephan Rahn, Stephan Stadtfield, musik klasik, Museum Tembi Rumah Budaya, foto: barata
Pementasan musik klasik Eropa berlatar ornamen klasik Jawa
di Museum Tembi Rumah Budaya

Keindahan musik klasik karya 24 komponis dari 12 negara selama tiga malam, 7-9 November 2012, diperdengarkan di Museum Tembi Rumah Budaya. Penonton seakan disuguhi snapshot dari masa Baroque sampai Romantik, dari Eropa bagian utara sampai Eropa bagian selatan.

Dengan tajuk L’Europe Galante: Music from Aristocracy to Enlightenment, sebagian besar komposisi yang dibawakan adalah karya para komponis istana. Mulai dari Carl Philip Emanuel Bach, musisi istana pada masa Frederick II di Jerman, sampai Jan Kfitel Jifi Neruda, bangsawan istana dari Ceko.

Empat musisi asal Jerman membawakannya dengan apik. Mereka adalah Stephan Rahn (piano), Katherine Roth (piano), Stephan Stadtfield (trumpet) dan Anton Isselhardt (flute). Komposisi yang diperdengarkan, menurut Anton, elegan dan ringan.

Hadirin misalnya disuguhi Pavane pour une infants defunte (Pavane for a Dead Princess) karya Maurice Ravel (Prancis) yang mengalir lembut dan syahdu meresap. Atau Fandango karya Antoino Soler (Spanyol) yang rancak untuk berdansa.

Katharina Roth, musik klasik, Museum Tembi Rumah Budaya, foto: barata
Katharina Roth, pianis muda asal Jerman, memainkan karya Bach

Para musisi ini tampil dalam formasi yang berbeda-beda. Pada hari kedua yang tampil hanya Stephan Rahn dalam resital piano. Pada hari pertama ada duet Rahn dan Anton, maupun Rahn dan Stadtfield. Pada hari ketiga, ada trio Rahn, Anton dan Stadtfield, selain solo piano Katharina.

Hadirnya pemain trumpet Stephan Stadtfield memberi nuansa berbeda dibanding pentas musik klasik yang diselenggarakan sebelumnya, yang biasanya diisi piano, flute serta alat gesek semacam violin dan cello. Dibawakan Stadtfield dengan halus, alunan bunyi trumpet sesekali mengisi permainan piano Stephan Rahn. Stadfield yang belajar meniup trumpet sejak usia 8 tahun banyak bermain bersama simponi dan orchestra opera terkemuka di Eropa. Meski masih muda, permainannya patut diacungi jempol.

Stephan Stadtfield, musik klasik, Museum Tembi Rumah Budaya, foto: barata
Stephan Stadtfield, penerima beasiswa Berlin Philharmonic Orchestra,
membawakan karya Neruda

Pementasan ini merupakan bagian dari acara reguler setiap tahun, Festival Musik (Klasik) Internasional Tembi. Penyelenggaranya adalah Forum Musik Tembi, Tembi Rumah Budaya, dan Art+ Foundation. Diselenggarakan sejak 2008, ini kali keempat. Tahun lalu festival ini absen, diganti penampilan violin flamboyan Iskandar Widjaja.

Selain festival pada jelang akhir tahun, pentas musik klasik yang menampilkan musisi asing secara reguler diadakan di Museum Tembi Rumah Budaya 2-3 kali per tahun. Tidak sekadar pentas, para musisi ini juga membagikan pengetahuannya melalui workshop maupun masterclass.

Manajer Program Art+ Foundation, Anton Isselhardt mengharapkan agar pementasan musik klasik yang merupakan musik Eropa bisa menjadi refleksi bagi bangsa Asia untuk memperhatikan kekayaan musik tradisinya.

Stephan Rahn, Anton Isselhard, musik klasik, Museum Tembi Rumah Budaya, foto: barata
Musisi senior Stephan Rahn (piano) dan Anton Isselhardt (flute) tampil berduet

Nonton yuk ..!

Barata

Foto: Barata




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta