Kyai Cegahpati
Keletakan
Makam Kyai Cegah Pati secara administrative terletak di Dusun Samiran, Kalurahan Kretek, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau melalui Jalan Raya Parangtritis. Sebelum sampai di pintu gerbang wisata Pantai Parangtritis pengunjung dapat berbelok ke arah barat dengan mengikuti jalan aspal menuju Pantai Depok. Letak Dusun Samiran dengan pintu masuk wisata Pantai Parangtritis kira-kira 800 meter.
Kondisi Fisik
Nisan Kyai Cegah Pati berada di kompleks makam Dusun Samiran. Makam ini telah diberi pagar tembok sebagai pengaman. Pintu gerbang dari makam ini berada di sisi barat. Nisan Kyai Cegah Pati diletakkan berdampingan dengan nisan istrinya dan nisan pengikutnya. Nisan Kyai dan Nyai Cegahpati berada di dalam satu cungkup. Cungkup tersebut terbuka di sisi selatannya sementara pada sisi barat, utara, dan timur ditutup dengan dinding tembok.
Nisan makam Kyai dan Nyai Cegahpati dibuat dari batu putih. Nisan ini memiliki ukuran panjang sekitar 130 Cm, lebar 35 Cm, dan tinggi sekitar 50 Cm. Sementara dua nisan lainnya yang berada dalam satu cungkup terbuat dari kayu dan dibentuk berangkai menyerupai sebuah bangun persegi panjang.
Latar belakang
Menurut sumber setempat Kyai Cegahpati dulunya adalah seorang bekel di Kabekelan Samiran. Suatu ketika ia diberi binatang gadhuhan ’binatang yang dititipkan untuk kemudian keuntungannya dibagi antara pemilik dan pemelihara’. Binatang gadhuan tersebut berupa beberapa ekor kerbau. Sedangkan orang yang menggadhuhkan kerbau-kerbau itu adalah raja dari Kasultanan Yogyakarta. Sayangnya, sumber setempat tidak dapat menyebutkan raja siapakah yang dimaksudkan, serta tahun berapakah kejadian itu berlangsung.
Suatu ketika binatang-binatang gadhuhan dari raja ini disembelih oleh Bekel Samiran. Apa yang dilakukan Bekel Samiran ini pada gilirannya dilaporkan oleh bekel lain yang menjadi tetangga desanya. Akhirnya Bekel Samiran dipanggil keraton. Di sana ia dijatuhi hukuman mati oleh raja. Akan tetapi Bekel Samiran kemudian menyampaikan alasannya mengapa ia menyembelih kerbau-kerbau gadhuhan itu. Ada pun alasannya adalah karena ia ingin mengadakan upacara selamatan dan mengirim doa kepada leluhur. Hal ini melibatkan orang seluruh kabekelan. Untuk itu diperlukan makanan dan sesaji dalam jumlah besar sehingga kerbau-kerbau gadhuhan itu terpaksa disembelih untuk menutup semua kebutuhan itu.
Ketika Bekel Samiran ditanya oleh raja, leluhur siapakah yang didoakan oleh Bekel Samiran dan kawulanya, Bekel Samiran pun menjawab bahwa semua leluhur yangh ada di Mataram, termasuk leluhur para raja. Demi mendengar hal itu hukuman mati pun tidak jadi dijatuhkan kepada Bekel Samiran. Untuk mengenangkan hal itu, maka Bekel Samiran pun diberi nama baru, yakni Kyai Cegah Pati.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- Dolanan Boy-Boy-an-1 (Permainan Anak Tradisional-82)(29/05)
- TRANSPORTASI DI YOGYAKARTA(08/08)
- Memilih Hari dan Tanggal untuk Berpergian(20/10)
- PENGHIJAUAN KOTA JOGJA MULAI MENAMPAKKAN HASILNYA(28/04)
- Dolanan Layangan(20/03)
- Salman Aristo, Dari Ritual Ke Profesi(09/04)
- Tayub. Pertunjukan dan Ritus Kesuburan(10/03)
- Denmas Bekel(14/01)
- INDONESIA MENENTUKAN NASIB(21/06)
- GOYANG DARI HASOE(25/06)