Multatuli. Pengarang Besar, Pembela Rakyat Kecil, Pencari Keadilan dan Kebenaran

Author:editorTembi / Date:11-06-2014 /

Judul : Multatuli. Pengarang Besar, Pembela Rakyat Kecil, Pencari Keadilan dan Kebenaran 
Penulis : Moechtar 
Penerbit : Pustaka Jaya, 2009, Jakarta 
Bahasa : Indonesia 
Jumlah halaman : xiii + 242

Sebelum menjadi penulis/sastrawan, Eduard Douwes Dekker memang pernah menjadi amtenar (pegawai pemerintah Belanda mulai 1839 sampai 1856). Ia pernah ditugaskan di berbagai daerah, sebelum akhirnya diangkat sebagai asisten residen di Lebak, Jawa Barat permulaan 1856.

Multatuli. Pengarang Besar, Pembela Rakyat Kecil, Pencari Keadilan dan Kebenaran

Multatuli adalah nama pena atau samaran Eduad Douwes Dekker (1820-1887). Bukunya berjudul Max Havelaar atau Koffieveilingen der Nederlandsche Handelmaatschappij (Lelangan Kopi Kongsi Dagang Belanda) membuat gempar baik di kalangan pemerintah maupun masyarakat umum Belanda.

Buku berbentuk roman tersebut hakikatnya adalah semacam pembelaan terhadap rasa keadilan, yang ditujukan kepada pemerintah Belanda atas tindakannya terhadap penduduk pribumi. Eduard Douwes Dekker membuat roman tersebut berlatar belakang pengalamannya sendiri, sehingga bisa dikatakan roman ini bersifat autobiografis. Tokoh bernama Max Havelaar adalah gambaran dirinya sendiri.

Sebelum menjadi penulis/sastrawan, Eduard Douwes Dekker memang pernah menjadi amtenar (pegawai pemerintah Belanda mulai 1839 sampai 1856). Ia pernah ditugaskan di berbagai daerah, sebelum akhirnya diangkat sebagai asisten residen di Lebak, Jawa Barat permulaan 1856.

Pengalaman di Lebak inilah yang sangat membekas di hatinya ketika menyaksikan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh penguasa pribumi (misal bupati, kepala desa) maupun penguasa Belanda. Eduard Douwes Dekker melakukan protes, tetapi justru ia disalahkan. Akhirnya ia mengajukan surat pengunduran diri pada 29 Maret 1856 yang dikabulkan pada 4 April 1856.

Setelah berhenti sebagai amtenar, Eduard Douwes Dekker menjadi penulis/pengarang. Tulisannya sangat tajam dan mengena, mengkritik kebijakan pemerintah Kolonial Belanda, misalnya tentang tanam paksa (cultuur stelsel), pajak dan lain-lain yang membuat rakyat menderita. Juga penguasa atau bangsawan lokal yang hidup mewah di atas penderitaan rakyatnya. Multatuli sendiri mempunyai arti ‘aku telah banyak menderita’.

Baca yuk ..!

M. Kusalamani

Bale Dokumentasi Resensi Buku

Latest News

  • 14-06-14

    Hari Keberuntungan O

    Orang Wuku Julungpujud mempunyai tekad yang tinggi dalam meraih cita-cita, sehingga ia tidak suka ada orang lain yang melebihi dirinya. Ia juga... more »
  • 14-06-14

    Konser Rock And Roll

    Menandai perjalanan mereka 13 tahun bermusik, duo rock and roll ‘The Experience Brothers’ menggelar konser intim bertajuk ‘Our Deepest Growl’.... more »
  • 14-06-14

    Kedung Pengilon, Oby

    Menurut sumber setempat dulu bila dilihat dari atas permukaan airnya berkilauan saat kena terpaan sinar matahari. Kilau cahaya dari permukaan air... more »
  • 13-06-14

    Kapi Menda, Kisah Pi

    Kutukan air telaga masih memakan korban. Kedua cantrik yang tidak berdosa, Menda dan Jembawan, yang ingin melerai perkelahian Guwarsa Guwarsi tidak... more »
  • 13-06-14

    Wader Goreng Kali Oy

    Gurih-pedas brongkos, kenyal daging sapi, krispi wader goreng, dan tekstur kacang tholo yang lumer digigit dan nyaris seperti kacang merah itu... more »
  • 13-06-14

    Highfield Secondary

    Dalam perjalanannya toh akhirnya mereka menikmati juga petualangan naik bajak yang ditarik kerbau itu. Apalagi salah satu guru mereka, Miss Cindy,... more »
  • 12-06-14

    Festival Musik Tembi

    Musik Indonesia itu tidak ada, yang ada di Indonesia itu musik Jawa, musik Batak, musik Bali dan lainnya. Festival Musik Tembi merupakan jalan menuju... more »
  • 12-06-14

    Pekan Rakyat Jakarta

    Berbeda dengan Pekan Raya Jakarta di Kemayoran yang sifatnya lebih ke skala Internasional dan menembak kalangan menengah ke atas, PRJ kali ini... more »
  • 12-06-14

    Sebilah Keris Tanggu

    Daerah Pengging termasuk salah satu wilayah yang terkenal dan bahkan dalam Ensiklopedi Keris tahun 2004 karangan Bambang Harsrinuksmo (halaman 365)... more »
  • 11-06-14

    Guru-guru SD BIAS Kl

    Setelah anak-anak SD BIAS (Bina Anak Sholeh) Klaten melakukan kegiatan wisata budaya di Tembi, giliran guru-gurunya mengikuti kegiatan yang sama pada... more »