Kedung Pengilon, Obyek Wisata Alam di Pedalaman Bantul

14 Jun 2014 Menurut sumber setempat dulu bila dilihat dari atas permukaan airnya berkilauan saat kena terpaan sinar matahari. Kilau cahaya dari permukaan air Kedung Pengilon ini seperti pantulan sinar di atas permukaan cermin (pengilon).

Permukaan air Kedung Pengilon, Bantul, difoto: Sabtu, 7 Juni 2014, foto: a.sartono
Permukaan air Kedung Pengilon, Bantul

Di Bantul ada obyek wisata alam yang relatif masih alami. Namanya, Kedung Pengilon, yang berada di Dusun Petung, Kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan. Kedung Pengilon dapat dikatakan masih cukup asri. obyek ini relatif jarang dikunjungi orang. Mungkin salah satu sebabnya adalah karena aksesnya tidak mudah. Selain itu, peta, rute, atau denah untuk menuju ke tempat tersebut juga belum terlalu umum sehingga belum banyak orang yang mengenalnya, lebih-lebih orang dari luar Bantul.

Lokasi Kedung Pengilon dapat dijangkau melalui Perempatan Kasongan ke arah barat. Ikuti jalan tersebut hingga pertigaan Mejing Kalirandu. Pada pertigaan ini ambil arah ke kiri (selatan) atau arah Desa Wisata Krebet. Ikuti jalan tersebut hingga sampai di perempatan beringin (wilayah Banyuripan). Dari perempatan beringin ambil arah ke kanan (barat). Setelah menemukan pertigaan kedua yang berkonblok (cor beton), ikuti jalan cor beton tersebut hingga sampai di masjid Dusun Petung.

Jembatan bambu dan bagian hilir sungai di Kedung Pengilon, difoto: Sabtu, 7 Juni 2014, foto: a.sartono
Jembatan bambu dan bagian hilir sungai di Kedung Pengilon

Jika Anda telah sampai di masjid ini berarti Anda sudah sangat dekat dengan lokasi yang dimaksud. Kedung Pengilon terletak di sisi barat-selatan masjid tersebut. Bagi yang mengendarai kendaraan roda 4 Anda hanya bisa sampai di masjid ini. Namun bagi yang mengendarai roda 2 bisa sampai mendekati lokasi dengan menitipkan kendaraan roda 2 di rumah penduduk.

Dari rumah penduduk Anda masih harus berjalan kaki dengan menyusuri jalan setapak dan menerobos tegalan serta hutan jati. Bagi yang suka petualangan hal ini justru menantang dan memberikan pengalaman menjelajah alam yang mengasyikkan. Jalan setapak menuju Kedung Pengilon dengan suasana tegalan dan hutan yang melingkupinya memberikan kesan alamiah yang mendalam.

Kedung Pengilon dilihat dari arah hilir/jembatan bambu, difoto: Sabtu, 7 Juni 2014, foto: a.sartono
Kedung Pengilon dilihat dari arah hilir

Disebut Kedung Pengilon karena menurut sumber setempat dulu bila dilihat dari atas permukaan airnya berkilauan saat kena terpaan sinar matahari. Kilau cahaya dari permukaan air Kedung Pengilon ini seperti pantulan sinar di atas permukaan cermin (pengilon).

Kedung Pengilon berbentuk nyaris seperti sumur dengan diameter sekitar 8-10 meter. Kedalaman air sekitar 8 meter. Kini Kedung Pengilon juga dilengkapi dengan jembatan bambu dengan konstruksi yang cukup artistik sehingga orang bisa menyeberang ke sebelah-menyebelah sungai. Selain itu, di kompleks tersebut juga terdapat Sendang Soca Banyuroso dan Sendang Penguripan. Kedua sendang ini berada di kanan dan kiri Kedung Pengilon dengan posisi di atas tebing Kedung Pengilon.

Jalan setapak di tengah hutan menuju Kedung Pengilon, difoto: Sabtu, 7 Juni 2014, foto: a.sartono
Jalan setapak di tengah hutan menuju Kedung Pengilon

Menurut rencana Kedung Pengilon akan dikembangkan lagi dengan perbaikan jembatan, pembuatan akses jalan, penataan tanaman di seputaran Kedung Pengilon, penebaran bibit ikan, penyediaan fasilitas berupa ban untuk berenang, dan sebagainya.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah dan foto: A. Sartono
 

Artikel Terbaru

  • 23-04-16

    Rabu Paing Tidak Bai

    Pranatamangsa masuk mangsa kasebelas atau disebut Desta. Mangsa Desta ini umurnya 23 hari, mulai 19 April s/d 11 Mei. Musim panen padi dan umbi-... more »
  • 23-04-16

    Supaya Dusun Ayem Te

    Merti dapat diartikan menjaga, memelihara, serta membersihkan sebuah wilayah dalam hal ini adalah desa ataupun dusun. Dikarenakan wilayah dusun maka... more »
  • 23-04-16

    Karangan, Makanan Kh

    Karangan adalah kuliner lokal yang mungkin hanya bisa ditemukan di Pasar Turi, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul dan Pasar Ngangkruksari, Parangtritis... more »
  • 22-04-16

    Nyanyian Angsa Versi

    Puisi karya WS Rendra “Nyanyian Angsa” secara menarik dipentaskan dalam bentuk pengadeganan versi teater modern oleh Komunitas Sekar Setaman di... more »
  • 22-04-16

    Denmas Bekel 22 Apri

    Denmas Bekel 22 April 2016 more »
  • 21-04-16

    Menyerap Kembali Sem

    Ada yang berbeda pada pendidikan di zaman RA Kartini dulu dengan zaman sekarang. Dulu, motivasi Kartini mendidik kaumnya di sekitaran tempat... more »
  • 21-04-16

    Puisi, Musik dan Dra

    Sastra Bulan Purnama, yang sering disingkat SBP edisi ke-55, yang diberi tajuk ‘Perempuan dan Puisi’ kali ini bertepatan dengan Peringatan Hari... more »
  • 20-04-16

    Perjalanan Politik S

    Judul             : Tonggak-tonggak di Perjalananku Penulis     ... more »
  • 20-04-16

    Buku Baru dari Sang

    Seribu hari wafat Kuntara Widyamartana sudah diperingati dengan misa Sabtu, 2 April 2016 lalu di rumahnya, Delanggu. Tapi sebagai seorang ahli Sastra... more »
  • 19-04-16

    Berita Pasar Besar M

    Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial juga memperhatikan perkembangan pasar, termasuk yang ada di kota Medan, Sumatera Utara. Ketika itu... more »