Jalan Asri Menuju Candi Borobudur

Author:editorTembi / Date:31-05-2014 / Ruas jalan tanah yang kelihatan demikian asri tersebut dibuat lurus dan kelihatan bersih. Tanaman kenari dengan diameter batang yang telah cukup besar menghiasi kanan-kiri jalan tersebut dan menjadi semacam pagar panjang. Keteduhan, kesejukan, dan kenyamanan suasana dari jalan tersebut demikian tampak mengemuka.

Berikut adalah foto ruas jalan menuju kompleks Candi Borobudur, Magelang. Ruas jalan tanah yang kelihatan demikian asri tersebut dibuat lurus dan kelihatan bersih. Tanaman kenari dengan diameter batang yang telah cukup besar menghiasi kanan-kiri jalan tersebut dan menjadi semacam pagar panjang. Keteduhan, kesejukan, dan kenyamanan suasana dari jalan tersebut demikian tampak mengemuka.

Tampaknya pada masa lalu para perancang pembangunan jalan sekalipun dalam tingkat sederhana menekankan juga segi kenyamanan lingkungan jalan. Bukan asal membangun tanpa memperhitungkan sisi-sisi kenyamanan lingkungan sekitar obyek yang dibangun.

Tidak jelas benar apakah ruas jalan dalam foto ini pada saat ini telah berubah fungsi, hilang, atau mengalami perubahan total. Jika memang demikian halnya, maka ruas jalan yang ditampilkan dalam foto tersebut tinggal menjadi kenangan belaka. Pohon kenari yang tampaknya memang menjadi tanaman yang banyak digunakan sebagai tanaman peneduh jalan oleh kolonial Belanda kini telah banyak yang ditebang dan hilang tanpa bekas.

Mungkin pohon kenari tidak berbiak untuk saat ini. Namun ruas jalan terus menerus beranak pinak. Banyak lahan dilibas untuk pembangunan jalan. Dari sekian jalan yang dibangun, hanya sedikit yang sekaligus diberi perindang alami. Jalan ada dan hadir dengan menyuguhkan hawa panas, kebisingan, mendatangkan penggusuran, menumbuhkan pemukiman-pemukiman baru dan kekumuhan-kekumuhan baru.

Apa boleh buat. Manusia terus beranak pinak. Kendaraan terus diproduksi. Semuanya butuh lahan. Semuanya butuh jalan. Kelak kalau ruas jalan dan pemukiman semakin tidak mampu menampung semuanya itu kita tinggal menikmati segala kemacetan, kegerahan, kesumpekan, kekumuhan, limpahan polutan, dan segala macam keruwetan.

A. Sartono
sumber: Satake, K.T., 1935, Camera-Beelden van Sumatra, Java, Bali, Middlesbrough: Hood & Co. Ltd.

Yogyakarta Tempo Doeloe

Latest News

  • 05-06-14

    Menjelajah Majapahit

    Tak perlu pergi jauh ke Rijks Museum di Amsterdam untuk melihat arca Maharesi Agastya, di Indonesia kita bisa melihatnya dengan simulasi virtual yang... more »
  • 05-06-14

    Monolog ‘Jual Ubat’

    Pertunjukannya sarat kritik sosial, dan permainannya bersahaja, tetapi terlihat dia memiliki kemampuan keaktoran. Khalid sedang melakukan penyadaran... more »
  • 05-06-14

    Sejarah Kebangkitan

    Judul : Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Utara  Editor : Anhar Gonggong, Sutrisno Kutoyo  Penerbit : Depdikbud, 1977/... more »
  • 04-06-14

    Jalan Mataram Yogyak

    Nama Gemblakan diambilkan dari nama sebuah kampung yang berada di sisi timur ruas jalan tersebut. Kampung ini dinamakan Gemblakan karena dulu... more »
  • 04-06-14

    Pameran Seni Rupa Ko

    Dari pameran kolaborasi perupa dua bangsa tersebut kita seperti diyakinkan bahwa meski di masing-masing negeri para perupa ada dinamika politik yang... more »
  • 03-06-14

    Setelah 35 Tahun Tar

    Kisah Srimpil Rangga Janur, mengambil cerita dari Mahabarata, yang menggambarkan pertarungan antara Dewi Srikandi melawan Dewi Larasati. Iringan... more »
  • 03-06-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k = bahasa... more »
  • 03-06-14

    Kanako Abe, Kondukto

    Anda mungkin tidak percaya, tapi semenjak saya kecil hingga beranjak remaja saya selalu mempunyai cita-cita membawa orang ke arah cahaya, maksudnya... more »
  • 02-06-14

    Tembang Pangkur untu

    Melalui ‘kendaraan’ seni Macapat, Ki Puluh dan para pecinta macapatan tiada lelah berjuang untuk mengumandangkan tembang-tembangnya yang berisi doa... more »
  • 02-06-14

    Banyumas. Sejarah, B

    Judul : Banyumas. Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak  Penulis : Budiono Herusatoto  Penerbit : LKiS, 2008, Yogyakarta  Bahasa... more »