Jalan Mataram Yogyakarta Dulu Bernama Jalan Gemblakan

Author:editorTembi / Date:04-06-2014 / Nama Gemblakan diambilkan dari nama sebuah kampung yang berada di sisi timur ruas jalan tersebut. Kampung ini dinamakan Gemblakan karena dulu merupakan pemukiman para gemblak atau pengrajin kuningan. Istilah gemblak juga sering diartikan sebagai ledhek (penyanyi/penari tradisional) pria.

Papan nama Jalan Mataram di ujung selatan, difoto: Sabtu, 7 Maret 2014, foto: a.sartono
Papan nama Jalan Mataram di ujung selatan

Jalan Mataram di Yogyakarta dikenal sebagai ruas jalan tempat berjajarnya toko oleh-oleh khas Yogyakarta serta pusat kaset dan keping CD. Selain itu juga merupakan pusat aneka toko alat olahraga, souvenir, optik, hotel, dan sebagainya. Jalan ini merupakan poros jalan yang cukup ramai.

Dulu Jalan Mataram dinamakan Jalan Gemblakan. Nama Gemblakan diambilkan dari nama sebuah kampung yang berada di sisi timur ruas jalan tersebut. Kampung ini dinamakan Gemblakan karena dulu merupakan pemukiman para gemblak atau pengrajin kuningan. Istilah gemblak juga sering diartikan sebagai ledhek (penyanyi/penari tradisional) pria. Istilah terakhir ini sering dianggap kurang baik maknanya.

Oleh karena itu, berdasarkan Penetapan Walikota Yogyakarta Nomor 9 Tahun tertanggal 7 Oktober 1956, nama Jalan Gemblakan diubah menjadi Jalan Mataram. Maksud dari penggantian nama tersebut adalah untuk menghilangkan citra negatif atas istilah gemblak (ledhek lanang), sekaligus untuk mengenangkan kejayaan Kerajaan Mataram.

Detail papan nama Jalan Mataram, difoto: Sabtu, 7 Maret 2014, foto: a.sartono
Detail papan nama Jalan Mataram

Dalam perkembangan waktu jalan tersebut kemudian diperbaiki, dan diperlebar, sehingga terpaksa melakukan pengeprasan beberapa halaman atau pekarangan milik penduduk, termasuk pekarangan milik tokoh (bansgawan) waktu yang bernama Kanjeng Kartonadi.

Ruas Jalan Mataram ini secara administratif berada di Kecamatan Danurejan. Jalan ini merupakan kelanjutan dari ruas Jalan Mayor Suryotomo di sisi selatannya ke utara hingga persimpangan di belakang Hotel Garuda (Babon Aniem). Panjang Jalan Mataram sekitar 600 meter dan lebar rata-rata sekitar 13 meter.

Suasana Jalan Mataram di tengah siang hari, difoto: Sabtu, 7 Maret 2014, foto: a.sartono
Suasana Jalan Mataram di tengah siang hari

Bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta ruas jalan di seberang timur Jalan Malioboro ini memiliki arti penting karena sebagai pusat kios, toko, atau pedagang oleh-oleh khas Yogyakarta.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah dan foto: A. Sartono 
sumber: Suwarno, B.A. dan Salamun, Drs., 1989/1990, Mengenal Bangunan Bersejarah dan Nama-nama Jalan di Kotamadya Yogyakarta, Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Yogyakarta Yogyamu

Latest News

  • 15-09-14

    Lawatan Sejarah Pela

    Lawatan Sejarah pelajar Bantul ini juga semakin menarik karena diikuti juga oleh Putra dan Putri Bantul sebagai duta budaya. Sudah sepantasnya Putra... more »
  • 15-09-14

    Malam Pembukaan ARKI

    Khusus untuk gelaran tahun ini, ARKIPEL mengangkat tema Electoral Risk yang mencoba melihat bagaimana sinema membaca demokrasi, aktivisme, politik,... more »
  • 15-09-14

    Tiga Tahun Sastra Bu

    Ternyata, Sastra Bulan Purnama yang sering disingkat SBP, bisa melampaui usia 3 tahun, dan sepanjang 3 tahun ratusan puisi sudah ditulis dan... more »
  • 13-09-14

    Ki Dr Suyanto Mengge

    Memang seperti itulah Ki Suyanto. Setiap ada kesempatan, baik di perkuliahan maupun di pegelaran, ia senantiasa menyampaikan kawruh-kawruh pakeliran-... more »
  • 13-09-14

    Semprong Pengganti T

    Bentuk semprong seperti tabung dengan panjang sekitar 30—40 cm berdiameter 3—5 cm, terbuat dari potongan bambu utuh, kedua ujungnya berlubang. Alat... more »
  • 13-09-14

    Sensasi Pecel Kecamb

    Rasa bumbu pecel itu mungkin bisa dikatakan tidak terlalu jauh berbeda dengan pecel pada umumnya. Namun rasa kecambah lamtoro, tempe benguk goreng... more »
  • 13-09-14

    Orang Rabu Wage dan

    Orang kelahiran Rabu Wage pada dasarnya baik, percaya diri, pemberani, tidak takut mati. Ia suka memberi kepada sesamanya. Sayangnya jika terpojok... more »
  • 12-09-14

    Hj Sri Surya Widati

    Selesai meluncurkan antologi puisi, Hj Sri Surya Widati membacakan satu puisi pendek karya Joko Piunrbo berjudul ‘Parangtritis’ sambil diiringi musik... more »
  • 12-09-14

    Denmas Bekel 12 Sept

    more »
  • 12-09-14

    Malam Ini Pentas Way

    Pada Jumat 12 September 2014 pukul 20.00, Paguyuban Dalang Muda Sukra Kasih dan Tembi Rumah Budaya kembali menggelar pementasan wayang kulit semalam... more »