Pameran Seni Rupa Kolaborasi Indonesia-Thailand

Author:editorTembi / Date:04-06-2014 / Dari pameran kolaborasi perupa dua bangsa tersebut kita seperti diyakinkan bahwa meski di masing-masing negeri para perupa ada dinamika politik yang panas, tetapi kebudayaan menyatukan kedua bangsa. Bahwa kebudayaan, sesungguhnya, tidak peduli pada kekuasaan.

Karya kolaborasi dari perupa Indonesia dan Thailand dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta, foto: Ons Untoro
Karya kolaborasi perupa Indonesia-Thailand

Seni rupa karya perupa Indonesia dan Thailand dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta dari tanggal 28 Mei sampai 1 Juni 2014. Selain karya dari masing-masing perupa, ada karya kolaborasi yang dipajang.

Seorang perupa yang tinggal di Lereng Merapi dan lebih dikenal sebagai Agus Merapi ketimbang nama aslinya Agus Suyitno, menyajikan karya yang diberi judul ‘Alam Merapi’. Warna hijau mendominasi karyanya, seolah hendak memberi tahu bahwa setelah meletus beberapa tahun yang lalu, sekarang Gunung Merapi kembali hijau. Tanaman banyak yang tumbuh.

Agus Merapi memang khusus melukis perihal kehidupan di sekitar gunung itu. Segala segi dari Merapi ia geluti dan kemudian dituang dalam kanvas. Ia mengenal sekali gunung itu karena tinggal di wilayah Dukun, yang berjarakan hanya sekitar 15 km dari puncak Merapi.

Seorang perupa dari Thailand, Kraison Prasert, menggambarkan kehidupan alam dengan menyajikan kehidupan tumbuhan dan sekitarnya. Karya tersebut diberi judul ‘Hope of life’. Mungkin karena kolaborasi perupa Indonesia-Thailand, dalam prosesnya berupa workshop dan melukis bersama dilakukan di lereng Merapi, tepatnya di Omah Petroek, rumah milik Romo Sindunata, sehingga karyanya menyajikan perihal kehidupan alam.

Atau juga lukisan lain yang diberi judul ‘ Mother and son’ karya Weerraphan Jaisubha, menyajikan kisah kehidupan manusia di tengah alam. Alam Merapi tampaknya memberi inspirasi para perupa, tidak hanya perupa Thailand, tapi juga perupa dari Indonesia, khususnya yang tinggal di Yogya.

Alam Merapi karya Agus Merapi dipamerkan dalan pameran kolaborasi perupa Indonesia-Thailand di Bentara Budaya Yogya, foto: Ons Untoro
Alam Merapi, karya Agus Merapi

Karya-karya yang menyajikan perihal kehidupan alam dan manusia memang mendominasi pameran kolaborasi ini. Lokasi mereka berkarya, tampaknya mempengaruhi dalam memilih tema. Pendek kata, para perupa seperti memiliki kesamaan keinginan dalam mengambil tema, yakni kehidupan dan alam sekitarnya.

Salah satu contohnya adalah karya kolaborasi yang disajikan secara bersama dalam bentuk bingkai yang besar. Dalam karya ini masing-masing perupa menghadirkan karyanya sendiri. Dalam karya itu tergambar gambar pisang, tanaman, orang, binatang dan lainnya.

Dari pameran seni rupa kolaborasi ini menunjukkan bahwa seni rupa sebagai suatu media bisa mempertemukan sikap budaya dari bangsa yang berbeda. Alam, dalam konteks ini Merapi, seperti menyatukan perupa dari kedua negara, meski dengan tafsir yang berbeda.

Suasana pameran di Bentara Budaya Yogya menyajikan berbagai karya seni rupa karya perupa Indonesia-Thailand, foto: Ons Untoro
Suasana pameran di Bentara Budaya Yogya

Dari pameran kolaborasi perupa dua bangsa tersebut kita seperti diyakinkan bahwa meski di masing-masing negeri para perupa ada dinamika politik yang panas, tetapi kebudayaan menyatukan kedua bangsa. Bahwa kebudayaan, sesungguhnya, tidak peduli pada kekuasaan. Dari pameran ini pula, kedua bangsa melalui karya seni rupa telah memaknai persahabatan.

Naskah dan foto: Ons Untoro

Peristiwa budaya

Latest News

  • 07-06-14

    Patung Prajurit Pata

    Kesatuan/bregada prajurit ini mula-mula dibentuk pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792). Jumlah personilnya 40 orang. Oleh... more »
  • 07-06-14

    Hari Keberuntungan O

    Bencana bagi orang Wuku Mandasiya adalah terkena senjata tajam dan kebakaran. Agar terhindar dari marabahaya, orang wuku Mandasiya perlu membuat sega... more »
  • 07-06-14

    Wajah Baru Museum Ko

    Suasana Museum PWI yang menempati satu kompleks dengan Balai Srikandi ini, sekarang tampak begitu bagus, asri, dan nyaman. Pintu masuk menghadap ke... more »
  • 07-06-14

    Rakyat Jawa Timur Me

    Judul : Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan. Jilid 1  Penulis : Dra. Irna H.N. Hadi Soewito  Penerbit : Grasindo, 1994,... more »
  • 06-06-14

    Puro Pakualaman Yogy

    Setiap hari Minggu pekan ke-2 dan ke-4 dalam sebulan, di halaman Sewandanan Puro Pakualaman Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Sultan Agung, selalu... more »
  • 06-06-14

    Nola Be3 Turunkan Ba

    Penyanyi Be3, Riafinola Ifanisasi alias Nola tak pernah dengan sengaja mengarahkan putrinya, Naura, untuk serius di dunia tarik suara. Bakat itu... more »
  • 06-06-14

    Salah Satu Pramuka I

    Pramuka-pramuka kecil ini memang sengaja diajak ke Tembi supaya pengetahuan mereka semakin lengkap. Bukan hanya soal belajar sandi, baris-berbaris,... more »
  • 06-06-14

    Yen Pinuju Bungah El

    Pepatah ini mengajarkan bahwa kehidupan manusia bisa dipastikan selalu diikuti oleh dua hal yang sifatnya seperti bertentangan, namun keduanya... more »
  • 05-06-14

    Menjelajah Majapahit

    Tak perlu pergi jauh ke Rijks Museum di Amsterdam untuk melihat arca Maharesi Agastya, di Indonesia kita bisa melihatnya dengan simulasi virtual yang... more »
  • 05-06-14

    Monolog ‘Jual Ubat’

    Pertunjukannya sarat kritik sosial, dan permainannya bersahaja, tetapi terlihat dia memiliki kemampuan keaktoran. Khalid sedang melakukan penyadaran... more »