Puro Pakualaman Yogyakarta Gelar Pentas Seni Rakyat Sebulan Dua Kali

Author:editorTembi / Date:06-06-2014 / Setiap hari Minggu pekan ke-2 dan ke-4 dalam sebulan, di halaman Sewandanan Puro Pakualaman Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Sultan Agung, selalu digelar kesenian rakyat, pada pukul 14.00—17.00 WIB.

Seni Tradisi Jathilan di Puro Pakualaman Yogyakarta, Minggu 25 Mei 2014, sumber foto: Suwandi/Tembi
Atraksi sembur api dari mulut

Setiap hari Minggu pekan ke-2 dan ke-4 dalam sebulan, di halaman Sewandanan Puro Pakualaman Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Sultan Agung, selalu digelar kesenian rakyat, pada pukul 14.00—17.00 WIB.

Berbagai seni tradisi rakyat Yogyakarta dipentaskan di tempat ini. Selain untuk menghibur masyarakat Yogyakarta dan para wisatawan asing dan Nusantara, pentas ini untuk mengenal kembali kesenian rakyat yang telah terpinggirkan dan sangat jarang dikenal oleh masyarakatnya. Selain itu, pentas ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat, betapa sangat beragamnya kesenian rakyat yang lahir dari rakyat, yang berakar dari akar budaya lokal.

Seni Tradisi Jathilan di Puro Pakualaman Yogyakarta, Minggu 25 Mei 2014, sumber foto: Suwandi/Tembi
Pasukan penari kuda lumping

Pentas seni tradisi rakyat di tempat itu setiap dua minggu sekali berganti-ganti, antara lain anggruk, jathilan, reyog, dolalak, dan krumpyung. Salah satu penampilan yang fenomenal dan disukai oleh masyarakat adalah kesenian jathilan, seperti yang ditampilkan pada Minggu, 25 Mei 2014.

Pada hari itu tampil dua grup, yaitu grup seni jathilan Siwi Karti Budaya yang berasal dari Kulonprogo, dan Turonggo Putri Sekar Arum, yang berasal dari Karang Tengah Wonosari Gunungkidul DIY. Setiap grup tampil dari kelompok musik, penari, pawang, dan tim pendukung.

Setiap grup menampilkan atraksi-atraksi yang mengandung unsur magis, seperti makan kaca semprong, makan gabah, bermain api, dan menyebur api dari mulut. Atraksi itu ditampilkan saat para pemain “ndadi”, artinya sedang on atau sedang kerasukan. Untuk kembali normal, biasanya mereka dibantu oleh pawang untuk memulihkan kesadarannya. Atraksi berbau magis ini amat digemari penonton.

Seni Tradisi Jathilan di Puro Pakualaman Yogyakarta, Minggu 25 Mei 2014, sumber foto: Suwandi/Tembi
Pemain yang kesurupan disadarkan oleh pawang

Selain atraksi-atraksi tersebut, grup jathilan itu juga menampilkan tari-tarian yang diiringi dengan gamelan dan syair-syair Jawa, seperti Prau Layar, Sewu Kutha, Parangtritis, dan lainnya. Para penari biasanya menggunakan kuda kepang, sebagai pelengkap tariannya. Sebenarnya seni tradisi jathilan ini menggambarkan kisah prajurit yang sedang berlatih perang dan diambil dari cerita Panji, sebuah kisah yang berasal dari kerajaan sebelum Majapahit di Jawa Timur.

Seni Tradisi Jathilan di Puro Pakualaman Yogyakarta, Minggu 25 Mei 2014, sumber foto: Suwandi/Tembi
Para penari melakukan persiapan sebelum tampil 
di Alun-alun Puro Pakualaman Yogyakarta

Pergelaran kesenian tradisi yang rutin diselenggarakan di Sewandanan Puro Pakualaman tersebut merupakan bagian perwujudkan dari keistimewaan Yogyakarta di bidang kebudayaan. Panggung tersebut juga diharapkan menjadi sarana untuk mengaktualkan kembali seni tradisi yang terpinggirkan.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah dan foto: Suwandi

Yogyakarta Yogyamu

Latest News

  • 26-12-14

    Voice of Asmat, Perp

    Pertunjukan musik akustik dibawakan sekelompok anak muda berbakat, yaitu Putri Soesilo, Aji Setyo, Dika Chasmala, dan Alwin. Mereka memadukan rasa... more »
  • 26-12-14

    Puntadewa Masuk Nera

    Puntadewa tersentak hatinya. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan sengsara keempat adiknya. Tanpa berpikir panjang, Puntadewa bergegas... more »
  • 24-12-14

    Rumah Kebangsaan. Da

    KRT Jayadipura adalah salah satu tokoh gerakan kebangsaan. Karena itu, tidak heran apabila dalem Jayadipuran sering dipakai untuk pertemuan atau... more »
  • 24-12-14

    Cuplikan dari Festiv

    Kirab atau pawai ini merupakan awal atau pembukaan Festival Seni Budaya Klasik yang diselenggarakan oleh Pura Paku Alaman pada tanggal 17-20 Desember... more »
  • 23-12-14

    Gladhen Tembang Maca

    Pada Gladhen 22 ini tembang yang dipakai untuk belajar adalah tembang Asmarandana yang dilagukan dengan notasi Slobok. Sedangkan teks tembang,... more »
  • 23-12-14

    Pembacaan Puisi untu

    Jalan menuju Desa Kedunggubah sedikit terjal, dan terasa agak terpencil, jauh dari pusat kota. Jalann menuju desa bukan hanya berlubang, tetapi juga... more »
  • 23-12-14

    Pameran Tunggal Visu

    Bulan Desember 2014 ini Ong ditantang untuk berpameran tunggal oleh Bentara Budaya Yogyakarta, yang sempat membuat dirinya ragu-ragu, antara meng-iya... more »
  • 22-12-14

    Ini Buku Akutansi Za

    Perpustakaan Tembi, yang terbuka untuk umum, menyimpan buku kuno ini yang berisi tentang pengantar ilmu dagang. Istilah sekarang akuntansi. Buku... more »
  • 22-12-14

    “Kecubung Pengasihan

    Perkumpulan Seni Nusantara Baca (PSBN) menggarap cerpen karya Danarto itu menjadi sebuah pertujukan, yang memadukan antara musik, alunan dan... more »
  • 22-12-14

    Tangis Gandrik dalam

    Lakon Tangis yang merupakan naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti yang berjudul Tangis, memang menyuguhkan kritik sosial tentang pusaran tipu-tipu... more »