Tembang Pangkur untuk Memilih Pemimpin Negara yang Ideal

Author:editorTembi / Date:02-06-2014 / Melalui ‘kendaraan’ seni Macapat, Ki Puluh dan para pecinta macapatan tiada lelah berjuang untuk mengumandangkan tembang-tembangnya yang berisi doa dan harapan akan munculnya pemimpin dambaan rakyat yang jujur, adil, berkualitas serta mampu mengangkat martabat bangsa dan negara Indonesia.

Macapatan Malem Rabo Pon putaran ke-128, Tembi Rumah Budaya, 13 Mei 2014, foto: Herjaka HS
Suasana macapatan putaran ke-128 di pendapa Tembi

Kurang lebih 8 kilometer arah selatan dari pusat kota Yogyakarta, dikumandangkan tembang doa dan harapan untuk pemilihan presiden mendatang, pada acara macapat ‘Malem Rabu Pon’ di  Tembi Rumah Budaya pada 13 Mei 2014. Syair tembang Pangkur lima bait tersebut dibuat oleh Ki Puluh atau Wandiya, tokoh macapat dari desa Puluhan Bantul. Adapun isi lengkapnya adalah sebagai berikut:

Tumrap ing sadaya warga 
lamun milih pangarsaning nagari 
aywa kongsi among ngawur 
miliha kang pethingan 
darbe watak negarawan ingkang jujur 
pinter ugi wicaksana 
amrabawa lan mranani

Pangarsa nagri punika 
wawasan kabangsan hamumpuni 
ngrungkebi ugeranipun 
dhasaring nagri kita 
Pancasila UUD patgangsalipun 
myang Bhineka Tunggal Ika 
NKRI trus kaesthi

Pangarsa watak satriya 
tatag tanggon tan suka tindak sisip 
darbe bebuden kang luhur 
sutresna nusa bangsa 
myang nagara prakawula dipun rengkuh 
ingentas mrih uripira 
bagya mulya lahir batin

Pangarsa pantes tinulad 
sugengira tan mung kanggo pribadi 
pangabdianipun mulus 
kanggo ajuning bangsa 
datan melik nora matak aji mumpung 
yeku cihna lasing janma 
tan suka tindak korupsi

Kalamun bisa mangkana 
Indonesia darbe pangarsa becik 
ingkang sinedya sempulur 
lampahing pembangunan 
lahir batin bisa jumbuh kang ginayuh 
bagya mulya sanagara 
mugi Gusti ngijabahi

Macapatan Malem Rabo Pon putaran ke-128, Tembi Rumah Budaya, 13 Mei 2014, foto: Herjaka HS
Ign Wahono, sang pemandu macapatan

Terjemahan: 
Kepada segenap warga, jika memilih pemimpin negara, jangan asal ngawur, memilih yang berkepribadian baik, mempunyai watak negarawan yang jujur, pandai bijaksana, berwibawa dan mempesona.

Pemimpin negara itu mempunyai wawasan kebangsaan yang mumpuni, setia melaksanakan Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika, serta mempertahankan NKRI.

Pemimpin berwatak ksatria, teguh taat, tidak suka menyeleweng, memiliki budi luhur, mencintai nusa bangsa dan negara, rakyatnya direngkuh dan dientaskan agar hidup berbahagia mulia lahir batin.

Pemimpin pantas menjadi teladan, hidupnya tidak hanya untuk diri pribadi, pengabdiannya tulus, demi kemajuan bangsa, tidak ingin memiliki dan mengunakan kesempatan menumpuk harta pribadi, itulah manusia yang berkualitas dan tidak korupsi.

Jika bisa seperti itu, Indonesia mempunyai pemimpin yang baik, yang diharapakan jalanya pembangunan berkelanjutan terus-menerus bisa sesuai dengan harapan masyarakat dan tercapai kebahagiaan dan kemuliaan lahir batin. Semoga Tuhan berkenan mengabulkannya.

Macapatan Malem Rabo Pon putaran ke-128, Tembi Rumah Budaya, 13 Mei 2014, foto: Herjaka HS
Paguyuban Karawitan Marsudi Laras dari Kowen, Bantul, 
mengumandangkan gending-gending dalam acara macapatan

Apa yang menjadi harapan Ki Puluh, berbanding lurus dengan harapan bangsa dan negara Indonesia saat ini. Tentunya siapa pun menginginkan pemimpin ideal seperti itu yang dapat memakmurkan dan menyejahterakan bangsa Indonesia lahir batin.

Seperti fenomena Ratu Adil yang selalu dirindukan kedatangannya tetapi tidak juga datang. Demikian pula sosok pemimpin ideal yang dirindukan Ki Puluh dan para pecinta macapatan yang datang rutin setiap 35 hari sekali di  Tembi Rumah Budaya, sepertinya jauh dari kenyataan. Karena pada kenyataannya, sebagian besar dari pemimpin saat ini berperilaku serba kebalikan dengan harapan mereka.

Namun mereka tidak berkecil hati. Melalui ‘kendaraan’ seni Macapat, Ki Puluh dan para pecinta macapatan tiada lelah berjuang untuk mengumandangkan tembang-tembangnya yang berisi doa dan harapan akan munculnya pemimpin dambaan rakyat yang jujur, adil, berkualitas serta mampu mengangkat martabat bangsa dan negara Indonesia.

Macapatan Malem Rabo Pon putaran ke-128, Tembi Rumah Budaya, 13 Mei 2014, foto: Herjaka HS
Yatini (kanan), dan Nanik, pesinden senior tengah melantunkan tembang

Selain tembang Pangkur, macapatan putaran ke-128 malam itu yang dipandu oleh Ign Wahono, juga menembangkan tembang mijil yang diambil dari Serat Centhini. Disela-sela tembang macapat, dikumandangkan pula gending-gending Jawa oleh paguyuban Karawitan Marsudi Laras dari Kowen Bantul pimpinan Marsudi dan pelatih Ki Bagong Margiono.

Naskah dan foto: Herjaka HS

Bale Karya Pertunjukan Seni

Latest News

  • 09-06-14

    Ketua Umum AMI yang

    Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang baru terpilih di akhir bulan Mei lalu di Tanjung Pinang Kepulauan Riau, yaitu Putu Supadma... more »
  • 09-06-14

    Stand Up Comedy Jadi

    Lawakan tunggal atau yang sering disebut stand up comedy sudah beberapa tahun terakhir ini marak di Indonesia. Belakangan bahkan dijadikan program... more »
  • 09-06-14

    Sleep Mode, Tema dan

    Secara berseloroh Seno Andrianto menyatakan bahwa tidur yang menjadi tema garapannya mungkin sama dengan “tidur”-nya medium cat air bagi banyak... more »
  • 07-06-14

    Patung Prajurit Pata

    Kesatuan/bregada prajurit ini mula-mula dibentuk pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792). Jumlah personilnya 40 orang. Oleh... more »
  • 07-06-14

    Hari Keberuntungan O

    Bencana bagi orang Wuku Mandasiya adalah terkena senjata tajam dan kebakaran. Agar terhindar dari marabahaya, orang wuku Mandasiya perlu membuat sega... more »
  • 07-06-14

    Wajah Baru Museum Ko

    Suasana Museum PWI yang menempati satu kompleks dengan Balai Srikandi ini, sekarang tampak begitu bagus, asri, dan nyaman. Pintu masuk menghadap ke... more »
  • 07-06-14

    Rakyat Jawa Timur Me

    Judul : Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan. Jilid 1  Penulis : Dra. Irna H.N. Hadi Soewito  Penerbit : Grasindo, 1994,... more »
  • 06-06-14

    Puro Pakualaman Yogy

    Setiap hari Minggu pekan ke-2 dan ke-4 dalam sebulan, di halaman Sewandanan Puro Pakualaman Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Sultan Agung, selalu... more »
  • 06-06-14

    Nola Be3 Turunkan Ba

    Penyanyi Be3, Riafinola Ifanisasi alias Nola tak pernah dengan sengaja mengarahkan putrinya, Naura, untuk serius di dunia tarik suara. Bakat itu... more »
  • 06-06-14

    Salah Satu Pramuka I

    Pramuka-pramuka kecil ini memang sengaja diajak ke Tembi supaya pengetahuan mereka semakin lengkap. Bukan hanya soal belajar sandi, baris-berbaris,... more »