Menjelajah Museum Radya Pustaka Surakarta (2)
Author:editorTembi / Date:02-02-2015 / Setiap pengunjung lokal cukup membayar tiket sebesar Rp 5.000. Tiket untuk pelajar Rp 2.500 dan untuk pengunjung asing Rp 10.000. Usai membeli tiket, pengunjung bisa mengisi buku tamu. Cukup banyak pengunjung yang datang ke museum ini. Setiap hari ada puluhan orang yang berkunjung.
Ruang pamer depan Museum Radya Pustaka Surakarta
Sebelum memasuki teras Museum Radya Pustaka, pengunjung akan melihat pagar besi yang berada tepat di depan teras museum. Tidak biasanya sebuah museum berpagar berlapis-lapis. Kenapa ada pagar besi di depan teras? Bukankah di halaman depan, dekat jalan raya, sudah ada pagar tembok tinggi yang berpintu pagar besi pula? Bisa jadi, pagar berlapis itu untuk menghindari pencurian. Maklum, museum ini beberapa tahun lalu pernah kecurian koleksi-koleksi berharga, seperti arca-arca kuno bersejarah.
Loket tiket masuk museum berada di bagian teras sisi tengah. Setiap pengunjung lokal cukup membayar tiket sebesar Rp 5.000. Tiket untuk pelajar Rp 2.500 dan untuk pengunjung asing Rp 10.000. Usai membeli tiket, pengunjung bisa mengisi buku tamu. Cukup banyak pengunjung yang datang ke museum ini. Setiap hari ada puluhan orang yang berkunjung.
Patung KRA Sasradiningrat IV, pendiri
Museum Radya Pustaka Surakarta
Usai membeli tiket, pengunjung bebas melihat-lihat koleksi museum. Ada pemandu untuk mendampingi pengunjung. Namun, jika tanpa didampingi pemandu pun pengunjung masih bisa mengerti koleksi yang dipamerkan karena setiap koleksi diberi deskripsi yang jelas.
Koleksi songsong (payung) kebesaran
Museum Radya Pustaka termasuk bangunan kuno, yang masih tampak sekali aura kekunoannya. Di bagian teras, pengunjung bisa melihat berbagai koleksi kuno, seperti arca dan meriam kuno. Lalu di ruang depan, dipamerkan banyak koleksi benda kuno, seperti senapan laras panjang dan pendek, replika perahu rajamala, dan meriam kecil beroda. Selain itu juga dipamerkan aneka topeng, patung dada KRA Sasradiningrat IV (pendiri Museum Radya Pustaka), foto-foto tokoh penting, payung kebesaran, dan lainnya.
Koleksi antihan (pemintal benang) milik uutri PB III
Sementara di sisi lain ada koleksi kursi dan meja marmer, aneka tombak, dua kotak wayang campuran, serta antihan, yaitu pemintal benang, yang dulu pernah dipakai oleh puteri PB III. Alat pemintal benang tersebut masih dalam keadaan baik.
(bersambung)
Ke museum yuk ..!
Naskah & foto: Suwandi
Jaringan MuseumLatest News
- 04-02-15
Angkara Murka dalam
Jimat Kalimasada yang hilang, merupakan awal dari kisah pergelaran wayang orang ini. Peperangan sebagai reprsentasi dari rasa dendam seolah menemukan... more » - 04-02-15
Nasi Kebuli nan Khas
Bulan Februari 2015 ini Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya merilis satu menu baru, yakni Nasi Kebuli dan Es Asmaradana. Seperti diketahui... more » - 04-02-15
Kumpulan Peraturan-p
Buku ini sungguh langka. Isinya mengenai berbagai aturan atau undang-undang yang mengatur tanah kerajaan Bali di Lombok, yang letaknya terpisah dari... more » - 03-02-15
Mata Jokowi Ditutup
Lukisan ini hanyalah salah satu dari sejumlah lukisan karya perupa, yang dipamerkan dengan tajuk ‘Realistic’. Selain lukisan di atas kanvas, ada... more » - 03-02-15
Pasinaon Basa Jawa K
Ing ngadhap menika tuladha trap-trapanipun tembung wonten ing undha-usuk basa Jawi samenika, kanthi katrangan: n = cekakan saking basa ngoko, na =... more » - 03-02-15
Gladhen Tembang Maca
Tembang Maskumambang yang dipakai untuk gladhen kali ini termasuk tembang yang mempunyai struktur paling sederhana dan paling pendek dibanding dengan... more » - 02-02-15
Narayana (3)
Di dalam dunia pedalangan, nama Narayana khusus dipakai saat menceritakan tokoh Kresna saat masih muda. Sedangkan selanjutnya atau setelah dewasa... more » - 02-02-15
Menjelajah Museum Ra
Setiap pengunjung lokal cukup membayar tiket sebesar Rp 5.000. Tiket untuk pelajar Rp 2.500 dan untuk pengunjung asing Rp 10.000. Usai membeli tiket... more » - 02-02-15
Prasasti Tionghoa Ja
Pesan dalam prasasti tersebut berupa ucapan terima kasih kepada Sultan HB IX dari etnis Tionghoa karena telah membawa Yogyakarta menjadi sebuah... more » - 02-02-15
Puisi Cinta di Sastr
Sastra Bulan Purnama edisi ke-41, yang diselenggarakan Tembi Rumah Budaya, akan dipentaskan Rabu 4 Februari 2015 pukul 19.30 di Pendapa Tembi Rumah... more »