Istilah Mendak dalam Ilmu Perkerisan
07 Apr 2015Salah satu aksesori keris yang cukup penting adalah mendak. Kata itu berasal dari bahasa Jawa, yakni “mendhak”. Dalam bahasa Indonesia artinya cincin keris, karena bentuknya seperti cincin. Hampir setiap keris dilengkapi mendak atau sering disebut pula dengan “uwer”. Letak mendak berada di pangkal bilahan keris dan menyatu dengan pegangan keris.
Mendak keris Tangguh Banyumas
Salah satu aksesori keris yang cukup penting adalah mendak. Kata itu berasal dari bahasa Jawa, yakni “mendhak”. Dalam bahasa Indonesia artinya cincin keris, karena bentuknya seperti cincin. Hampir setiap keris dilengkapi mendak atau sering disebut pula dengan “uwer”. Letak mendak berada di pangkal bilahan keris dan menyatu dengan pegangan keris.
Mendak biasanya terbuat dari logam, seperti perak, emas, tembaga, atau kuningan. Di permukaannya seringkali ditambahkan dengan hiasan, seperti intan, berlian, atau batu mulia. Hiasan itu akan semakin menambah daya tarik sekaligus menambah indah sebuah keris. Jenis mendak juga bisa dipakai untuk mengukur status sosial pemilik keris. Dengan demikian, tentu harga setiap mendak sangat beragam, mulai yang seharga Rp 5.000 hingga jutaan rupiah.
Mendak keris Tangguh Banyumas
Bentuk mendak banyak sekali ragamnya. Begitu pula dengan setiap daerah mempunyai ragam mendak yang khas pula. Misalnya mendak keris gaya Surakarta berbeda dengan gaya Yogyakarta. Begitu pula dengan daerah lainnya. Bentuk-bentuk mendak antara lain: angkup randu, parijoto, bejen, kendit, tumbaran, mrutu sewu, segara muncar, robyong, seling mirah, dan lain sebagainya. Mendak juga mempunyai nama-nama bagian atau “ricikan”, seperti halnya keris, misalnya, srumbung, tumpangsari, meniran klawang, ungkat-ungkat, untu walang, wideng, ri pandan, meniran ngisor, dan damping.
Mendak keris Tangguh Banyumas
Mendak disebut seling mirah untuk menamai permukaan yang dihias dengan intan atau batu mirah secara selang-seling. Disebut mendak rujak wuni apabila mata mendak terdiri dari beberapa warna, seperti merah, kuning, dan hijau. Namun apabila logam yang digunakan untuk pembuatannya berasal dari dua macam logam, misalnya emas dan perak, maka mendak tersebut dinamakan mendak silih asih.
Naskah dan foto: Suwandi
Sumber: Buku Ensiklopedi Keris
(halaman 289—290) karya Bambang
Harsrinuksmo (2004) penerbit Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Artikel Terbaru
>-
19-08-16
Hardi: Sang Presiden
Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more » -
19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanju
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » -
18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » -
18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » -
16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » -
16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more » -
16-08-16
Kapak Batu di Pajang
Senin, 25 Juli 2016 Sunardi (43) warga Dusun Manukan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY menemukan sebuah benda yang... more » -
15-08-16
Ketika Politik Prakt
Haruskah kita bersikap jujur di depan sebuah karya seni? Pertanyaan itu muncul dalam diri saya ketika hadir dalam pembukaan pameran tunggal karya-... more » -
15-08-16
Menikmati Semangkuk
Judul naskahnya ‘Semangkuk Sup Makan Siang atau Cultuurstelsel’ karya Hedi Santosa yang dimainkan oleh Whani Dproject selama dua hari 10... more » -
15-08-16
Dunia Indigo dalam E
Karya Edo Adityo sebagai penyandang disabilitas dan sekaligus indigo mungkin terkesan sangat personal, ekspresif, unik, dan sekaligus magis. Dalam... more »
Tembi adalah Portal Berita Budaya Indonesia