- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»WARUNG KUCING DI YOGYAKARTA, TIDAK MENJUAL KUCING
01 Jan 2008 10:42:00Yogyamu
WARUNG KUCING DI YOGYAKARTA: TIDAK MENJUAL KUCING
Warung Tegal atau Warung Padang barangkali bukan merupakan sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia. Warung yang menjual nasi dan kelengkapannya untuk memanjakan urusan perut ini dapat dikatakan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Di samping dua jenis warung nasi yang sudah terkenal itu Yogyakarta juga mempunyai warung lain yang juga terkenal dan juga mengurus urusan perut. Warung itu namanya Warung Kucing. Jangan salah sangka. Warung Kucing tidak menjual daging kucing. Warung ini juga terkenal dengan nama Warung Koboi, Warung Angkringan. Bahkan ia juga mendapat nama yang keren yakni Café Ceret Telu (café dengan tiga buah cerek).
Disebut Warung Kucing karena menu khasnya adalah nasi dengan lauk sepotong teri dan secolek sambal. Warung ini juga mendapat predikat Warung Koboi karena gaya dan suasana yang diciptakannya benar-benar ngoboi: santai, bebas. Untuk jajan ke sana Anda tidak perlu pakai celana panjang dan hem. Boleh-boleh saja pakai kaus singlet, celana pendek, dan sandal jepit. Tidak perlu necis. Warung ini juga mendapat predikat Warung Angkringan karena tempat untuk menggeber makanan dan minumannya diletakkan di atas angkringan meskipun tepatnya sekarang bukan lagi angkring yang dipakai, tetapi gerobag dorong. Disebut Café Ceret Telu karena warung jenis ini hampir selalu menjerang air di atas anglo yang penuh dengan bara api dalam tiga buah cerek. Masing-masing cerek biasanya berisi air putih (2 cerek) dan air jahe (1 cerek).
Warung ini demikian terkenal di Yogyakarta. Keterkenalan itu barangkali akibat jam bukanya mulai sore (sekitar jam 17.00 WIB) dan tutupnya justru di pagi hari (subuh). Di samping itu, harga makanannya sangat terjangkau oleh kantong yang sangat kempis sekalipun. Nasi bungkus dengan lauk teri dan secolek sambal dijual dengan harga Rp 300,- sampai dengan Rp 500,- per bungkus. Minuman dijual dengan harga Rp 500,- sampai dengan Rp 1.500,- per gelas. Makanan kecil dijual dengan harga berkisar antara Rp 200,- sampai dengan Rp 300,- untuk per bijinya. Oleh karenanya warung jenis ini diidentikkan dengan warung rakyat, warung kawula alit. Tidak mengherankan karena predikatnya demikian merakyat, nama jenis warung ini diangkat menjadi salah satu mata acara stasiun televisi Yogyakarta. Nama mata acara itu adalah Obrolan Angkring yang ditayangkan setiap Sabtu (Malam Minggu) jam 19.00 WIB. Mata acara ini demikian terkesan santai, longgar, cair, penuh guyonan, tetapi di balik itu menyampaikan pesan yang bisa jadi sangat serius. Mata acara ini mengadopsi atmofsir kehidupan keseharian dari Warung Angkringan.
Di samping itu, warung ini mempunyai fungsi seperti café juga, yakni sebagai tempat kongkow-kongkow, ngobrol sembari menikmati makanan dan minuman. Warung-warung jenis ini hampir dapat ditemukan di mana pun di setiap sudut kota Yogyakarta. Warung-warung ini karena jam bukanya mulai sore sampai subuh maka sering menjadi pilihan bagi orang-orang muda untuk ngobrol, bertukar pikiran dalam format yang sangat santai, bebas.
Di samping kursi dhingklik panjang yang bisa diduduki sekaligus oleh banyak orang, warung ini biasanya juga menyediakan tikar untuk digelar di atas tanah/lantai/trotoar/pinggir jalan. Jadi format kesantaiannya memang sudah menjadi trade mark-nya. Jangan heran kalau dari warung-warung semacam ini justru isu-isu politik, sosial, ekonomi, keamanan, togel, kriminalitas, selingkuh tetangga, dan seterusnya itu dibahas dan diperdebatkan dengan hangat karena di warung-warung semacam ini orang justru bisa lebih rileks dan bebas dalam berpikir dan berbicara.
Lepas dari itu, Warung Kucing menjadi pilihan masyarakat Yogyakarta untuk bersantap karena makanan dan minuman yang dijualnya benar-benar murah. Akan tetapi untuk menjadi kenyang betul orang juga perlu berhitung karena makanan yang dijual di Warung Kucing biasanya dibuat/dikemas dengan volume/isi yang biasanya kecil. Jika Anda tinggal di Yogyakarta atau pernah/sedang di Yogyakarta tidak ada jeleknya Anda mencoba menikmati suasana, minuman, dan makanan dari warung jenis ini. Berikut ini Tembi menyajikan hasil bidikan beberapa contoh Warung Kucing yang tersebar di Yogyakarta. Selamat menikmati !
Naskah: Sartono Kusumaningrat
Foto: Didit Priya Daladi
Artikel Lainnya :
- Ada Juga Museum Bahari di Yogyakarta(09/01)
- NAMA-NAMA YANG BERBAU ASING DI YOGYAKARTA(01/01)
- Sekolah Tetap yang Utama(20/07)
- PAKAIAN RAJA JAWA MASA LALU(08/11)
- 29 Maret 2011, Kabar Anyar - TOKYO KELINCI DI BENTARA(29/03)
- Kunjungan SMA Muhammadiyah I Klaten ke Tembi(02/03)
- 4 Mei 2010, Bothekan - KENES ORA ETHES(04/05)
- Keseimbangan Hidup Vertikal dan Horisontal Tujuan Manusia Jawa(25/04)
- 3 Januari 2011, Kabar Anyar - SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NO.33 TAHUN 2009 TENTANG PERFILMAN(03/01)
- SITUS JOGOPATEN, NGAGLIK, SLEMAN(20/10)