Sekolah Tetap yang Utama Seorang anak perempuannya yang berumur
kira-kira 9 tahun segera menghampiri Jumadi. Dengan sigap Jumadi
mengambil selembar
Kini gantian Jumadi memainkan kenong serta
gong sambil mulutnya berteriak-teriak seperti memberi semangat pada
anak lelakinya yang akan beratraksi. Anak itu sudah memegang tiga
buah batang kawat yang ujungnya dibebat dengan kain yang sudah
tampak hitam gosong. Lalu ia menyelupkan ke dalam minyak tanah di
sebuah kaleng rombeng dan menyalakan ketiga batang kawat itu
Belum selesai atraksi api, anak perempuan
yang tadi terikat tiba-tiba sudah keluar dari balik kain hitam
dengan pakaian yang sama ketika sebelum dipocong. Istri Jumadi
tampak masih berkeliling menghampiri orang-orang di sekitar jalan
sambil mengajukan sebuah baskom berukuran sedang berharap ada uang
yang diberikan oleh mereka tanpa peduli apakah mereka menonton atau
tidak. Kalaupun menonton, mungkin tidak ada gunanya si ibu itu tahu
apakah mereka terhibur atau tidak, toh ia tidak memaksa untuk
diberikan uang. Saya lihat mungkin sekitar duapuluh ribuan rupiah
berhasil ia dapatkan dari
Jumadi, asal Surabaya sudah menjalani profesi sebagai seniman Jaran Kepang atau Kuda Lumping yang ilmunya ia dapatkan secara turun temurun sejak ia masih bujangan di tahun 1973. Kini dengan kelima anaknya Jumadi setiap hari berkeliling dari mulai jam 12.30 sampai menjelang maghrib. Ketika saya tanya mengapa tidak mulai lebih pagi, sebuah jawaban singkat membuat saya terkesima,Saya mulai keliling setelah anak-anak pulang sekolah,mas, kemudian sedikit cuek ia berjalan diikuti istri yang menggendong anak perempuan yang masih berumur kira-kira 2 tahun beserta anak-anak lainnya. Saya terkesima bukan karena dicuekin tapi
karena jawaban lugas seorang Jumadi yang terlihat sangat
Sekolah memang sudah jadi sebuah keharusan. Apapun dilakukan demi sekolah. Harapan agar hidup anak-anaknya menjadi lebih baik bisa dipastikan telah tertanam dan tumbuh dalam pikiran seorang seniman jalanan seperti Jumadi. Tanpa perlu memahami teori, Ia menanamkan pentingnya nilai pendidikan yang ia biayai dengan aktifitas ekonominya sebagai seniman jalanan. |