Ada Juga Museum Bahari di Yogyakarta

Kehadiran Museum Bahari dirintis oleh seorang anggota TNI AL putra Yogyakarta, yaitu Laksamana Madya TNI Y. Didik Heru Purnomo, karena kecintaannya pada kelautan di Indonesia.

Senam Barahmus di Museum Bahari Yogyakarta, Jumat 30 November 2012, Sumber Foto: Suwandi Tembi
Pengunjung sedang melihat koleksi Museum Bahari Yogyakarta

Yogyakarta memang bukan kota pelabuhan, namun punya Museum Bahari. Tentu kehadiran museum kelautan sekitar 4 tahun lalu itu menambah semakin lengkapnya Yogyakarta sebagai kota museum. Museum Bahari, yang menyajikan koleksi mengenai masalah kelautan dan Angkatan Laut RI, melengkapi museum-museum TNI yang sudah ada di Yogyakarta, seperti Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandhala dan Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama. Keduanya dikelola oleh TNI AU dan AD.

Kehadiran Museum Bahari dirintis oleh seorang anggota TNI AL putra Yogyakarta, yaitu Laksamana Madya TNI Y. Didik Heru Purnomo, karena kecintaannya pada kelautan di Indonesia. Atas kecintaannya itulah maka beliau menghadirkan koleksi-koleksi yang berkaitan dengan kelautan dan peran serta TNI AL. Itu semua dilakukan agar masyarakat umum, khususnya yang berada di Yogyakarta, lebih memahami dan mencintai kebaharian. Sebab selama ini, masalah kebaharian belum begitu mendapatkan tempat di hati masyarakat. Walaupun nenek moyang bangsa Indonesia terkenal sebagai pelaut ulung.

Selama 4 tahun pertama sejak kehadirannya di Yogyakarta, Museum Bahari memperkenalkan koleksi-koleksi kelautan kepada pengunjung, seperti alat penyapu ranjau, ranjau laut, baling-baling kapal, senjata meriam 85 mm, replika kapal KRI Todak 803, KRI Badik 623, KRI Cakra 401, KRI Ahmad Yani 351, KRI Yohannes 332, KRI Teluk Semangka 512, KRI Rencong 622, Kapal Kerajaan Thailand, dan KRI Diponegoro 315. Selain itu juga ada koleksi teropong yang sering dipakai dalam pemantauan di laut di dalam vitrin. Hal sama yang dapat dilihat dalam vitrin berupa koleksi buku-buku kelautan (seperti buku kepanduan, ilmu pelayaran), bahan logistik berupa roti, kompas magnet, dan radar navigasi. Jenis koleksi lainnya masih banyak.

Senam Barahmus di Museum Bahari Yogyakarta, Jumat 30 November 2012, Sumber Foto: Suwandi Tembi
Salah satu kapal replika koleksi Museum Bahari Yogyakarta

Satu yang menarik bagi setiap pengunjung di Museum Bahari ini adalah bisa melihat film dokumenter TNI AL sedang menjaga keamanan kelautan NKRI. Film berdurasi sekitar 15 menit itu mengisahkan saat latihan perang maupun saat menangkap kapal-kapal asing yang berusaha mencuri hasil kekayaan laut Indonesia. Itu semua tentu untuk memberi motivasi kepada masyarakat agar lebih mencintai bahari, bangga terhadap Tanah Air dan berani membela Tanah Air dari gangguan asing, terutama dari sisi kelautan.

Pengunjung bukan hanya datang dari kalangan pelajar, tetapi juga dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pendidik, keluarga, paguyuban, organisasi masyarakat, dan lainnya. Tidak ketinggalan pula, organisasi museum Barahmus DIY, sebagai wadah berorganisasinya pengelola museum, turut mengenal lebih dekat museum ini. Apalagi Museum Bahari, semenjak berdiri sudah bergabung ke organisasi museum bernama Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY.

Pengenalan lebih dekat Barahmus DIY terhadap museum-museum anggota, termasuk ke Museum Bahari, salah satunya dilakukan saat ada kegiatan senam bersama. Seperti yang dilakukan menjelang penghujung 2012, semua anggota Barahmus mencoba mengenal lebih dekat koleksi-koleksi di Museum Bahari. Selain bertujuan sebagai ajang silaturahmi, kegiatan senam bersama ini untuk semakin menambah wawasan anggota Barahmus terhadap koleksi-koleksi yang dimiliki oleh museum anggota Barahmus.

Dalam setiap kegiatan senam bersama, hampir semua pengelola museum anggota Barahmus, yang beranggotakan 32 museum, hadir. Mereka berasal dari museum negeri maupun museum swasta yang berbaur menjadi satu wadah. Dari kegiatan senam ini, semua anggota bisa saling tukar informasi dan terus mengembangkan kerjasama demi kemajuan pengelolaan permuseuman di Yogyakarta.

Kiranya, senam bersama Barahmus di Museum Bahari tahun 2012, mengakhiri kegiatan senam di tahun itu. Mereka akan kembali melakukan senam bersama di tempat-tempat yang berbeda lagi, namun masih di museum-museum anggota Barahmus, yang lokasinya berpencar-pencar, dari pantai Parangtritis hingga lereng Gunung Merapi. Kita tunggu agenda selanjutnya di tahun 2013 ini.

Ke museum yuk ..!

Suwandi

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta