Tembi

Yogyakarta-yogyamu»WANAGAMA, LAHAN KRITIS YANG MENJADI IJO ROYO ROYO

03 Jun 2009 12:16:00

Yogyamu

WANAGAMA, LAHAN KRITIS YANG MENJADI IJO ROYO-ROYO (III)

Wanagama merupakan sebuah ekosistem yang unik. Di dalamnya terdapat beraneka macam tanaman, topografi dengan berbagai bentuk, berbagai macam lapisan batuan dan tanah, sistem hidrologi, iklim dalam skala mikro, dan interaksi sosial-masyarakat yang cukup intensif dengan keterlibatan mereka di berbagai kegiatan, seperti agroforestry, merumput, pencarian kayu bakar, serta sebagai tempat belajar untuk memahami dan bersahabat dengan lingkungan. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Wanagama tersebut dapat dikelompokkan dalam fungsi-fungsi sebagai berikut.

  1. Sebagai pusat pendidikan lingkungan yang terbuka luas bagi masyarakat, institusi pendidikan, pecinta alam, pemerhati lingkungan, lembaga pemerintah maupun swasta baik dari dalam maupun luar negeri.
  2. Sebagai taman ilmu pengetahuan. Di tempat ini terdapat narasumber yang berkompeten dari UGM, pecinta alam, serta sumber alam sendiri sebagai bahan penelitian, pelatihan dan pengetahuan tentang berbagai jeis tanaman, hutan, tanah, batuan bumi, dan kemasyarakatan, tempat praktik di alam terbuka, museum kayu, perpustakaan, ruang seminar, tempat bermain dan belajar bagi anak-anak.
  3. Sebagai hutan konvensi dan di dalamnya terdapat materi dan sarana untuk kegiatan penelitian, pendidikan, pelatihan, seminar, workshop, rapat kerja, reuni, dan sebagainya.
  4. Sebagai objek wisata alam. Di Wanagama terdapat nuansa alam yang asri serta sumber-sumber air serta air terjun yang indah, fasilitas untuk berkemah, jalan santai, tracking, jogging, bersepeda, penginapan, ruang sidang, joglo, aula, ruang serbaguna, kantin areal parkir.

Semula lahan yang sekarang dikenal dengan nama Wanagama tersebut merupakan bukit gundul yang dikenal dengan istilah ”batu bertanah” dan bukan ”tanah berbatu”. Istilah ini menegaskan betapa tandusnya kondisi Wanagama pada saat belum direboisasi. Istilah batu bertanah menunjukkan bahwa mayoritas lahan tersebut berisi batuan, bukan tanah. Sekalipun demikian, tanah yang sedikit itu ternyata bisa didayagunakan untuk menumbuhkan tanaman. Tentu saja semuanya dimulai dengan usaha keras, kemauan, tekad, dan kecintaan.

Awal kegiatan yang dilakukan oleh Fakultas Kehutanan UGM untuk menghijaukan lahan ini adalah dengan sistem pembelukaran, yakni menanam sebanyak mungkin tanaman pionir. Tanaman pionir adalah tanaman yang memiliki sifat-sifat di antaranya mampu bertahan hidup di lahan yang kritis, beregenerasi, mampu memperbaiki kondisi tanah, tata air, dan iklim mikro. Oleh peran tanaman pionir pulalah diharapkan flora maupun fauna lain dapat mengawali kehidupannya. Pada tahapan ini pula lahan tersebut mencapai tahapan silvikultur secara intensif.

Apa yang telah dilakukan UGM dengan Wanagamanya ini sebenarnya dapat terus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk mencintai lingkungan. Sebab bagaimanapun lingkungan yang rusak akan merusakkan pula kehidupan makluk lain yang tinggal di dalam atau di sekitarnya. Sebenarnya semua manusia, semua orangh dapat menjadi agen bagi kelestarian lingkungan hidup. Setidaknya lingkungan hidup di sekitar dirinya sendiri.

Selesai

Sumber:

  1. Wawancara dengan Bapak Drs. Bambang Riyanto, Koordinator Operasional Lapangan Wanagama
  2. Leaflet Fakultas Kehutanan UGM, ”Hutan Pendidikan Wanagama”
  3. Leaflet Fakultas Kehutanan UGM, ”Wanagama for Sustainable Development of Environmentally Fragile Areas”

Tim Tembi: a sartono, suwandi, agus kamsek, budi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta