TULISAN HIMBAUAN DAN PROTES DI TEMBOK KOTA JOGJA

TULISAN HIMBAUAN DAN PROTES DI TEMBOK KOTA JOGJA

Dinding bangunan, pagar, juga rolling door, bahkan gapura, dan lain-lain di kota Yogyakarta nyaris tidak luput dari sasaran cat semprot atau aktivitas graffiti dan juga vandalisme. Jika tembok-tembok tersebut dicat baru, maka pada selang beberapa waktu kemudian tembok-tembok itu pun akan penuh dengan coretan lagi. Entah coretan itu berbentuk lukisan atau tulisan.

Dari sekian tulisan yang dibuat di aneka macam tembok atau dinding itu sebagian berisi protes, himbauan, pernyataan/berita, atau seruan. Protes atau pernyataan itu ada yang berisi tentang keinginan untuk memiliki ruang untuk berekspresi. Ada yang berisi penolakan terhadap maraknya iklan yang menyita banyak ruang di kota. Melihat hal-hal demikian itu tampak bahwa ada cukup banyak “kegelisahan” yang ada di masyarakat yang sebenarnya ingin mendapatkan semacam media atau sarana untuk penyaluran ekspresi, penyaluran uneg-uneg. Saluran untuk mengeluarkan kesumpegan perasaan dan pikiran.

TULISAN HIMBAUAN DAN PROTES DI TEMBOK KOTA JOGJA

Salah satu tulisan yang diterakan di tembok Kota Yogyakarta yang terdapat di sisi timur Pasar Kranggan berbunyi RUSUH DIUSIR DARI JOGJA. Tulisan ini seperti mengekspresikan sebuah kegelisahan atau ketidaknyamanan atas terjadi beberapa kasus tawuran, penggerudugan massa yang terjadi di Jogja beberapa waktu lalu. Rusuh tidak saja mencoreng nama baik wajah wilayah, namun juga sekaligus memberikan dampak tidak produktif bagi kehidupan bermasyarakat di wilayah ini. Tulisan tersebut secara implicit mempringatkan agar orang jangan pernah membuat keonaran di Jogja, jika orang berbuat demikian sepertinya diperingatkan untuk tidak tinggal di Jogja.

Ada pula tulisan berbunyi TEMBOK KITA BERSAMA. Tulisan ini seperti ingin menyerukan bahwa tembok jembatan (kebetulan memang merupakan tembok penyangga rel kereta api) adalah milik bersama. Bukan milik instansi atau kelompok tertentu. Tembok tersebut dianggap milik semua orang yang bisa dicorat-coret sesuai keingininan semua orang atau orang-orang yang memang hobi corat-coret.

TULISAN HIMBAUAN DAN PROTES DI TEMBOK KOTA JOGJA

Tulisan lain lagi bernada agak sinis, yakni TEMBOK INI DISEDIAKAN HANYA UNTUK ORANG PUNYA DUIT SAJA. Tulisan ini sepertinya mengandung nada kejengkelan karena merasa diri bahwa yang boleh menggunakan tembok (ruang) hanyalah golongan orang-orang berduit saja. Ada kesan kecemburuan sosial pada sisi ini. Sekaligus juga kesan protes dan kecurigaan.

GIMANA INI KOK RUANG KAMI DIBIKIN UNTUK IKLAN. Demikian tulisan lain juga bernada protes. Seolah bahwa ruang di bawah jembatan itu merupakan ruang untuk mereka yang memang biasa mereka gunakan untuk berekspresi (mencorat-coret, mural, dan graffiti). Seolah ruang bawah jembatan itu memang merupakan ruang ”milik” mereka. Pemasangan iklan pada tembok ini dianggap telah melanggar ”milik” mereka.Tulisan TEMBOK INI DISEWAKAN juga mengandung maksud implisit bahwa memang ada semacam komersialisasi ruang bawah jembatan ini.

Tulisan yang lain bahkan juga berkesan lebih menunut. Tulisan ini berbunyi REBUT KEMBALI RUANG INI KAWAN. Tulisan ini mengindikasikan ada semacam perebutan ruang bawah jembatan. Tampaknya memang tulisan yang inilah yang menunjukkan semacam ”perebutan” ruang bawah jembatan tersebut. Penegasan peruntukan ruang-ruang semacam itu mungkin perlu lebih dipertegas lagi.

TULISAN HIMBAUAN DAN PROTES DI TEMBOK KOTA JOGJA

Tulisan-tulisan tersebut dipotret Tembi pada hari Selasa, 29 Mei 2012. Hari Senin, 4 Juni 2012 tulisan-tulisan tersebut telah bersih dan ditutup dengan cat baru yang dikuaskan mengeblok pada seluruh permukaan dinding penyangga jembatan.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta