Situs-Situs
SENDANG BUBARAN
MEMUNCULKAN LEGENDA KELAHIRAN UNTUNG SURAPATI
(2)
Latar Belakang
Menurut jurukunci setempat yang bernama Ibu Atmorejo (82), Sendang Bubaran dulunya merupakan tempat untuk bersamadi putra raja Mataram. Ia bersemadi di tempat itu karena ia dimarahi dan diusir oleh ayahnya. Ia diusir karena dianggap merebut wanita yang menjadi sengkeran �calon istri� ayahnya. Putra raja tersebut diminta untuk memutuskan (membubarkan) hubungan cintanya dengan putrid sengkeran tersebut. Oleh karena itu, maka sendang ini dinamakan Sendang Bubaran sebagai penanda atau catatan bahwa pada masa lalu ada peristiwa penting yang berhubungan dengan bubarnya pertalian percintaan yang melibatkan keluarga raja.
Selain itu sendang ini juga memiliki latar belakang cerita dengan versi lain. Versi lain itu menyatakan bahwa di masa lalu ada seorang wanita yang diusir dari keraton oleh orang tuanya. Disebut-sebut bahwa keraton yang dimaksud adalah Keraton Majapahit. Putri tersebut diusir karena ketahuan hamil di luar nikah. Selain itu putri yang bersangkutan tidakmau menceritakan siapa pria yang telah menghamilinya itu. Hal ini memicu kemarahan seluruh isi istana terutama orang tua dan keluarganya. Tanpa pikir panjang ia diusir dari istana dan kemudian mengembara hingga sampai di wilayah Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
Di wilayah Pandak itulah putri tersebut kemudian melahirkan seorang bayi laki-laki. Menurut legenda setempat pada waktu putri tersebut mengeluarkan air ketuban, maka air ketubannya secara aneh kemudian berubah menjadi aliran sungai kecil yang kemudian dikenal sebagai Sendang Bubaran. Sendang termaksud menurut versi kedua ini sesungguhnya dinamakan Sendang Babaran. Istilah babaran mengacu pada pengertian melahirkan.
Masih menurut versi yang kedua, bayi kecil yang lahir dari putri raja terusir tersebut akhirnya tumbuh besar dan memulai hidupnya dengan menjadi kacung keluarga Belanda. Akhirnya menjadi anak pungut, lalu berprestasi menjadi prajurit Belanda. Akan tetapi ia kemudian melakukan desersi dan menjadi pemuda yang melawan Belanda. Bayi laki-laki yang tumbuh dewasa ini kemudian dikenal dengan nama Untung Surapati. Demikian menurut versi cerita yang berkembang di wilayah Pandak, Bantul ini.
a.sartono